Ep 20 : Last Blind Date

3.3K 277 14
                                    

8 tahun kemudian ...

Di hari Minggu yang cerah, seorang pemuda bersurai coklat madu memarkirkan mobil BWM hitamnya. Ia periksa penampilannya terlebih dahulu melalui spion dalam mobil, lalu beranjak keluar dari mobilnya. Ia rapikan jas dan dasi hitamnya sebelum mengunci mobil, lalu melanjutkan langkahnya. Kini ia sudah sampai tepat di depan pintu masuk bangunan besar yang mewah dengan berbagai ornamen bunga di sekelilingnya. Selain dirinya, ada begitu banyak pula orang lain yang hendak memasuki bangunan besar itu. Ia pun mengikuti orang-orang tersebut dan masuk ke dalamnya yang tak kalah mewah dengan tampilan luarnya.

"Mark!" panggil seseorang menepuk pundaknya.

"Oh, Jungwoo. Hey, Bro! Sudah sampai di sini sejak kapan?" tanya Mark memberikan fist-bump kepada sosok jangkung bernama Jungwoo tersebut.

"Sudah daritadi dong, aku kan diutus sebagai MC-nya," jelasnya dengan wajah bangga kepada Mark, membuat orang yang baru tiba itu tertawa atas kepercayaan dirinya yang berlebihan.

"Oh~ apa aku harus memanggilmu MC Zeus?" godanya yang juga ditertawai oleh Jungwoo. "Pengantinnya dimana?"

"Di ruang ganti, katanya menuggumu dulu baru dia mau acaranya dilanjutkan." Jungwoo menunjuk ke arah ruang ganti itu berada.

"Apa? Astaga, apa yang terjadi kalau aku tidak bisa datang?" Mark terkekeh, ia lalu berterima kasih kepada Jungwoo yang telah memberitahukannya lokasi ruang ganti tersebut.

Pemuda berjas hitam itu melangkah menuju tempat yang ditunjuk oleh rekan kerjanya sebelumnya, ia lalu ketuk pintunya pelan dan orang di dalamnya mempersilakan dirinya agar masuk ke dalam. Di sana terdapat sepasang pengantin yang rambut dan pakaiannya masih sibuk ditata oleh penata riasnya, namun mereka segera menghentikan aktivitas mereka kala melihat sosok yang baru tiba dan menghampirinya.

"Hey, Subakssi! Kamu makin kekar saja," ujar sang mempelai sambil memberikan tinju kecil pada dada Mark, membuat empunya tertawa. Mereka pun berjabat tangan dan ia berikan pelukan singkat kepada Chenle, juga Jisung.

"Kupikir kamu tidak bisa datang karena sibuk dengan proses pindahanmu."

"Sesibuk apapun, aku harus datang dong. Maaf, aku sangat terlambat. Lalu selamat ya, Chenle. Jisung juga. Aku turut senang," ujarnya sambil tersenyum lebar. Mereka pun berbincang sebentar sampai akhirnya Mark memutuskan untuk pamit keluar karena ia khawatir menunda terlalu banyak waktu jika tidak segera mengakhiri obrolannya dengan Chenle dan Jisung.

Tentang Mark dan Chenle, mereka menjadi teman dekat melalui game online yang mereka mainkan. Ia kerap kali minta diajarkan oleh Chenle cara bermain yang benar, pertemuan mereka pun selalu menjadi ajang bertemu anggota tim mereka yang lain seperti Hendery dan Jungwoo. Sampai suatu hari Chenle membawa Jisung bersamanya, memperkenalkan si berondong sebagai kekasihnya sekaligus anggota baru untuk tim mereka. Mengetahui Mark dan Jisung juga ternyata saling kenal, ketiganya pun menjadi sahabat karib dengan cepat.

Mark baru saja ingin melangkah keluar, tapi Chenle menarik tangannya lagi.

"Hey, aku ingin berterima kasih kepadamu karena telah membantu Jisung membatalkan pertunangan kalian." Chenle menyerahkan bunga yang seharusnya ia lempar di sesi acara berikutnya kepada Mark. "Pasti sulit karena pertunangan itu juga melibatkan kemitraan antar perusahaan. Jadi, aku ingin berterima kasih padamu dan minta maaf karena sudah merepotkan."

Jisung di sebelahnya mengangguk setuju.

"Tidak masalah, lagipula Jisung yang lebih banyak berperan dalam hal tersebut. Dia sangat mencintaimu sampai anak penurut sepertinya rela melawan orangtuanya," balas Mark sambil tertawa kecil. Ia perhatikan bunga yang diserahkan Chenle kepadanya tadi dengan bingung, tapi si mempelai tetap menjulurkan bunga itu kepadanya. "Um ... ini maksudnya apa?"

BLIND DATE | MarkHyuckWhere stories live. Discover now