Aku Dan Busan

6.1K 227 3
                                    

Seoul, Korea selatan.

        "Apa yang kau pikirkan Lis? Sejak tadi kulihat kau banyak melamun, "Jennie bertanya dengan wajah cemas.

       "Ah, apa aku terlihat seperti itu?" Aku tersentak beberapa saat, mengerjapkan mata mencoba fokus.

       "Ya, Tentu saja! hanya orang bodoh yang tak bisa melihatnya." Ejek jennie dengan senyum datarnya.

      "A-ku, hanya merasa bimbang dengan keputusanku, Jennie. Apakah aku harus pulang dan kembali ke Busan lagi?" Tanyaku bingung.

      "Lakukanlah apa yang harus kau lakukan, Lis. Apa kau ragu karena takut keluargamu akan menolakmu nanti? Aku rasa tidak mungkin itu terjadi, kau meninggalkan Busan sudah 6 tahun pasti mereka begitu merindukanmu," sahut Jennie mencoba meyakinkanku.

     "Kalau saja itu terjadi, tapi rasanya tidak mungkin," sahutku seraya tersenyum kecut.

     Saat itu Jennie menatapku dengan serius.

    "Sekarang katakan padaku, apa yang membuatmu ingin pulang kesana lagi?" Tanyanya penasaran.

    "Eunha akan menikah, dan dia memintaku agar datang ke pernikahannya nanti," jawabku.

    "What?? Benarkah itu? Itu sebuah cerita baik, Lis! Lalu apa yang membuatmu ragu, hmm?" Jennie bertanya kembali tak mengerti.

    "Entahlah, aku hanya takut dengan satu hal yang sampai saat ini belum aku mengerti," jawabku lesu.

    "Haisss, aku yakin itu hanyalah keraguanmu saja, Sekarang dengarkan aku, jika kau tidak datang ke pernikahan adikmu, apa kau akan masih punya muka didepan seluruh keluargamu nanti? Aku bisa membayangkan betapa kecewanya Eunha nanti di pernikahannya, apalagi dia sendiri yang memintamu datang ke pernikahannya" Jennie mencoba menjelaskan.

    Aku berpikir selama beberapa saat, mencoba menimbang dan menerima apa yang dikatakan Jennie padaku.

   "Kurasa kau benar, Jen kalau aku memang harus datang kesana," jawabku yakin.

****

Busan

    "Welcome back Busan! Kota kelahiranku, dimana 18 tahun lamanya semua hal yang tak terlupakan terjadi dalam hidupku, sebelum 6 tahun silam aku meninggalkan kota ini."

      Dengan penuh keyakinan dan langkah yang mantap aku melangkah menuju tempat yang memang menjadi tujuan utamaku.

      Rumah besar milik keluarga Jung. Yang sudah 6 tahun lamanya aku tinggalkan.

      Kutatap lekat-lekat rumah bergaya korea itu didepanku sekarang, tak ada yang berubah.

      Semua masih tetap sama, halaman besar dengan pohon yang membentang hijau terawat membuat rumah itu terlihat hidup.

      Aku menghembuskan nafas panjang, mencoba mengumpulkan tenaga dan mentalku agar aku kuat menghadapi apa yang akan aku kutemui di rumah itu.

      Ku ketuk pintu rumah itu dengan nafas tertahan dan beberapa saat kemudian seseorang membuka pintu rumah.

      Seperti tak percaya dengan baru saja ia lihat, wanita paruh baya itu tampak menatapku lekat-lekat dengan ekpresi wajah terkejut.

     "Nona, Lisa??! Astaga ini benar nona Lisa?!" wanita paruh baya yang sangat kukenal itu berseru tak percaya.

      Aku hanya mengangguk tersenyum memberikan jawaban.

     "Ya, ini aku, Seohyun." Sahutku mantap.

Biarkan Aku Pergi (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora