10. Apa kita sudah dekat?

4.4K 397 3
                                    

Hallo, ini key.
Part ini agak panjang
Kalau ada typo key minta maaf🤧
.
.
.
.
.
Happy reading👐

Di pagi hari nya, mark membuka pintu kamar dengan malas. Ia baru bangun dan sepertinya ia kesiangan. Tapi tidak masalah, hari ini hingga 3 hari berikutnya ia libur. Rasanya seperti bebas kembali.

"Mana bocah itu? Dia belum bangun?" Lirih Mark sambil menuangkan air putih ke dalam gelas. Menatap ke sekitar hingga ia melihat sepasang kaki di ujung sofa.
"Dia tidur di luar ?"

Berjalan pelan agar si bocah tidak terbangun. Matanya melirik ke arah jam hari sudah menunjukkan jam 8.35
"Hei bocah! Bangun" dengan tidak berperike-haechanan mark membangunkan haechan dangan kakinya.

Alisnya bertaut sesaat tidak melihat reaksi haechan seperti biasa. Tidak ada teriakan tidak terima atau umpatan yang tidak ia sengaja. ia meletakan gelas yang sudah kosong lalu menyentuh pipi haechan dengan jari telunjuknya.

"Kau sudah mati ? Seharusnya dari kemarin kalau kau mau mati"

"Mama"

"Huh ? Apa maksud mu?" Tubuh haechan meringkuk lalu memeluk bantal sofa yang ada di dekatnya. Mark baru sadar kalau haechan tidak menggunakan selimut sedangkan pendingin ruangan hidup. Tangan besarnya menyentuh kening haechan dan ia terkejut dengan suhu tubuh haechan yang panas.

"Kau demam, astaga merepotkan sekali"

Mulut mark sedari tadi menggerutu tapi tubuhnya secara refleks langsung membuat kompres dan bersiap memindahkan haechan ke dalam kamar nya.

Mark membuka pintu kamar terlebih dahulu lalu menggendong tubuh kecil haechan ke dalam kamarnya. Dengan pelan ia meletakan haechan di atas kasur dan menyelimuti anak itu hingga ia merasa nyaman. Ia merasa deja vu, keadaan yang sama pernah terjadi padanya.

Mark memberikan kompres lalu duduk di samping ranjang.
"Hei bocah, lebih baik kau mengoceh tidak jelas daripada seperti ini"

"Hiks ... mama" mark panik mendengar isakan kecil haechan. Tubuhnya kembali meringkuk lalu memeluk apapun yang ada di dekat nya.

"Apa yang harus ku lakukan" tangan mark mengelus rambut haechan yang terasa lembut di jemarinya. Terasa nyaman saat menyentuh surai coklat itu.

"Mama~ ... hiks.. hiks.."

"Yha! Berhenti menangis, kau membuatku repot" mark refleks menaiki ranjang lalu tidur di samping haechan. Dan yang lebih mengagetkan lagi adalah haechan beringsut ke dalam pelukan nya, meringkuk disana lalu kembali tenang. Isakan tadi pun langsung berhenti.

"Dasar manja" ucapnya namun mark malah mengeratkan pelukan itu.

***

Haechan membuka mata. Ia merasa fresh sekali di pagi ini namun ia langsung melotot seketika melihat tubuh mark yang tengah memeluknya

"AAAAAAAAAAAAAA"

BRAK!

Mark terjatuh dari ranjang ketika haechan tanpa sengaja menendang tubuhnya.

"Hei itu sakit!"

"APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMAR KU ? MAU MESUM YA!!"

"Anak ini" mark mengurut keningnya, ia merasa pusing seketika

"CEPAT MENGAKU!"

"Terserah kau ingin berpikir seperti apa, aku ingin mandi"

Haechan yang masih kaget hanya bisa terduduk di atas ranjang nya. Ketika ia duduk ada sebuah handuk kecil terjatuh dan ia mengambil handuk itu.

Om Melt [MARKHYUK] Where stories live. Discover now