26. jaemin

1.2K 124 14
                                    

Jaemin menatap bakso yang ada di tangannya. Malam ini dia berniat makan bakso di balkon kamarnya. Terasa begitu lezat saat aroma makanan berkuah itu lewat di depan hidungnya.

"Harus beli kerupuk sepertinya" gumamnya kepada diri sendiri sambil kembali lagi ke arah warung terdekat. Ia berniat menikmati makanan itu sepenuh hatinya.

"Nek, beli kerupuknya satu"

Setelah selesai ia kembali berjalan untuk pulang. Liurnya terasa akan menetes kapan saja. Namun ia berhenti melangkah saat di depannya terjadi keributan. Jaemin menatap heran kepada gerombolan orang di depannya itu. Sudah malam bukannya tidur malah berkumpul tidak jelas seperti ini, gumam nya dalam hati.

Ia melihat ke-empat orang itu tengah terbahak bahak sambil menginjak injak tubuh seseorang yang tampak sudah tidak sadarkan diri. Awalnya jaemin ingin pergi saja dan tidak mau ikut campur. Baginya itu urusan mereka, yang terpenting saat ini adalah baksonya. Ia tidak akan membiarkan makanan lezat itu dingin begitu saja.

"Rasakan ini! Dasar bocah sombong!"

"Tidak akan ada yang menyelamatkan mu!"

"Pria yang waktu itu juga tidak akan menolong mu! Rasakan ini !!"

Saat jaemin menoleh sekali lagi, ia terkejut melihat siapa orang yang malang itu. Bungkusan makanan yang akan ia makan nanti langsung terjatuh ke tanah lalu sekuat tenaga ia berlari menghampiri haechan yang sudah babak belur.

Matanya menggelap, ia menatap marah ke empat orang yang menatapnya remeh.
"Jangan ikut campur, pergi sana! Ini bukan urusanmu !"

Namun jaemin merasa telinganya berdenging. Tanpa banyak kata jaemin segera menyerang keempat orang itu secara membabi buta. Gerakan nya, tinjuannya, tendangannya sama sekali tidak teratur. Ia seolah menyerang dengan cara apa saja supaya mereka menjauhi sobat karib nya.

Jaemin tidak memiliki pengalaman berkelahi namun ia tau caranya mengarahkan tinjuannya ke arah lawan. Walau tidak seberapa tapi jaemin berhasil membuat para preman itu pergi dari sana. Mereka berteriak kalau jaemin sudah gila dan mencoba membunuh mereka.

"Haechan! Bertahan lah! Aku ... Akuu.... ARRGHH!! APA YANG HARUS KULAKUKAN?! BERPIKIR LAH JAEMIN !!"

Jaemin menggendong tubuh haechan dengan tergesa ke arah jalan raya. Lalu memesan taksi. Beruntung jaemin tidak perlu menunggu lama.

"Rumah sakit terdekat pak! Cepatlah! Teman ku akan mati jika kau terlalu lama"

Supir taksi itu hanya mengangguk kaku lalu melajukan mobilnya secepat yang ia bisa. Beruntung malam itu jalanan tidak sepadat biasanya. Akhirnya mereka sampai dan segera membawa haechan kedalam rumah sakit.

"TOLONG TEMAN KU! NAFASNYA PUTUS PUTUS!!"

                              °°°

Jaemin duduk di samping haechan. Tidak ada luka serius kata dokter hanya tulang rusuk yang patah.

Namun tentu saja seluruh tubuh haechan penuh memar. Bahkan sampai saat ini haechan belum sadarkan diri.

Ia ingin menyentuh tangan mungil sahabatnya tapi dia takut membuat rasa sakit haechan bertambah. Rasanya aneh melihat haechan  terbaring tidak berdaya seperti ini.

Haechan adalah orang yang tangguh, mempunyai kemampuan bela diri yang cukup mumpuni. Kenapa bisa bisanya ia kalah dan di hajar habis habisan oleh preman jalanan ? Ini membuatnya bingung.

"Kau melamunkan apa ?"

Jaemin berjengit kaget. Ia tidak menyadari bahwa haechan tengah menatap geli kepadanya.

Om Melt [MARKHYUK] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora