Welcome to England

3 1 0
                                    

"Akhirnya kita sampai di London….. Aku sudah sangat kebosanan di dalam pesawat tadi," keluh Sally seraya tanpa sengaja menjatuhkan kepalanya ke dada Dante.

"Hah….. Harusnya kau tidak mengatakan itu setelah kau membuat keributan dengan Kiara di pesawat, Sally," ucap Dante sambil mendorong kepala Sally menjauh darinya.

"Dante benar, Sally. Apalagi kau tadi juga membuat Kyra hampir menumpahkan Pringles ke lantai pesawat," Ina menimpali ucapan Dante.

"Geez, kalian ini benar-benar menyebalkan. Itu semua karena Kiara yang bermain curang," Sally menggembungkan pipinya dan membuang muka.

"Wait a minute! Kenapa kau jadi menyalahkan ku juga?!" Protes Kiara.

"Kau jangan cari ribut, ayam goreng! Kau juga sama saja, jadi jangan berniat memancing keributan yang tidak perlu sebelum Mr Logan menegur kita," ujar Dante sambil mencubit telinga Kiara dan Sally.

"Ow ow ow ouch! Sialan! Lepaskan telingaku, dasar nyamuk!"

"Awawawawaa.........Dante! Sebaiknya kau lepaskan telingaku sekarang sebelum aku mengubahmu menjadi abu!"

"Aku merasa tertarik melihatmu berusaha untuk membakarku, Kiara. Kau tahu kalau selama kau tidak menusuk jantungku dengan Holy Thorn, aku tidak bisa mati."

Sally dan Kiara mengaduh sakit dan mencoba memukul Dante, namun mereka gagal karena Dante sama sekali tak merasakan rasa sakit dari pukulan itu. Dante melepaskan cubitannya setelah beberapa lama, lalu menggendong tas besarnya dan berjalan kearah Chase dan Toby yang sudah lebih dulu pergi.

"Line up, everyone! Cepat berbaris sesuai gender kalian! Cepat gerakkan pantat malas kalian sebelum aku menendang bokong kalian!" Mr Hendrickson, sang wakil kepala sekolah berteriak kepada para siswanya.

Keluhan dan dengusan kesal terdengar dari sebagian besar siswa. Mereka protes karena masih merasa lelah akibat jetlag. Namun, sayangnya Mr Hendrickson tidak mengindahkan protes para siswa. Malah, ia menyuruh guru-guru lain untuk membantunya membuat para siswa berbaris. Alhasil, bisik-bisik penuh rasa kesal pun terdengar diantara para siswa, dengan Mr Hendrickson sebagai targetnya.

Dante sendiri hanya memutar kedua bola matanya bosan, dan perutnya mulai terasa lapar. Ia ingin meminum darah, tapi ada terlalu banyak saksi mata disini. Kantong darahnya yang ia letakkan di kotak sekarang tengah diperiksa oleh petugas bandara, jadi ia terpaksa harus menahan lapar. Ia bisa mengenali beberapa diantara para petugas bandara sebagai inhuman sepertinya. Sebagian dari para inhuman itu adalah wizard. Lalu, ia bisa menemukan vampire lain yang memiliki kasta lebih rendah darinya, halfling. Akan tetapi, tiba-tiba saja ia mencium bau busuk yang sangat khas, bau dari makhluk yang ia benci, werewolves.

Dante melirikan matanya ke segala arah, mencoba untuk menemukan dari mana bau werewolf itu berasal. Tak lama kemudian, ia menemukan mereka. Jumlah mereka hanya 2 orang. Kedua werewolf itu tengah memeriksa tas miliknya dan tas Kiara, seraya diam-diam mengendus-endus bau pada tasnya. Dante mendecakkan lidahnya, perasaan kesal mulai terpercik di dalam tubuhnya. Pemuda vampir itu lalu melangkahkan kakinya, namun seseorang berhasil menahan tangannya tepat sebelum ia meninggalkan barisan.

"Tahan dirimu, Dante. Jangan sampai kau membuat genderang perang berbunyi di bandara ini. Ingat, jangan sampai kau mempermalukan nama keluarga Bathory," bisik seorang guru dengan tubuh kekar di telinga Dante.

"Maafkan aku, Mr Logan. Aku sedikit merasa lapar, dan aku melihat para 'ANJING KAMPUNG' itu bermain-main dengan tasku," Dante berkata dalam bahasa Rumania, sebelum akhirnya menoleh kearah Mr Logan.

"Baiklah kalau begitu, tahan laparmu sebentar sampai kita melakukan pengecekan khusus," Mr Logan menepuk pundak Dante, lalu berjalan meninggalkan pemuda itu.

Dante mendengus kesal, tapi tetap menuruti apa yang Mr Logan perintahkan padanya. Chase yang kebetulan berada di samping Dante melirik pemuda itu sebentar, lalu menepuk pundak Dante. Dante yang ditepuk pundaknya oleh Chase pun menoleh, lalu melihat Chase menyodorkan sekantong keripik kentang.

"Sorry Chase, aku tidak sedang ingin makan itu. Aku butuh course meal atau jus tomat," ucap Dante.

"Bukannya kentang jauh lebih baik untuk menahan lapar daripada jus tomat?" Chase bertanya dengan bingung.

"Memang, tapi aku sedang tidak ingin makan keripik kentang setelah melihat Kyra hampir menumpahkan Pringles di pesawat tadi," ujar Dante dengan sebulir keringat menuruni pipinya.

Chase hanya mengangkat bahunya, lalu kembali melahap keripik kentang di tangannya.  Dante kembali menghela nafas panjang, lalu memasang headphone miliknya dan menatap ke depan.

Bloody Crown : DanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang