A Mother's Feeling

2 1 0
                                    

"Hannah...... Sepertinya Dante terlibat sesuatu yang berbahaya di luar sana. Apa kamu bisa melihat sesuatu lewat mata burung hantu milikmu?" seorang wanita bertanya pada putrinya yang tampak memandangi bola kaca di meja.

"Apa yang Mama rasakan memang benar adanya...... Awalnya, Mei sempat kehilangan jejak Dante, tapi aku bisa mengarahkan Mei ke tempat dimana Dante memancarkan aura membunuh miliknya. Sepertinya, dia membunuh tujuh ekor werewolf abu-abu di sebuah gedung kosong," jawab Hannah panjang lebar.

"Aku sudah bisa menduganya saat aku merasakan Iron Maiden emas itu dipanggil oleh Dante. Kuharap dia tidak terlibat sesuatu yang bisa membahayakan nyawanya. Sudah cukup Eduardo, Romero, dan Alicia yang tewas...... Jangan sampai Achilles gagal melindungi putra terakhirku......" Elizabeth Bathory meremas kepalan tangannya dengan resah di kursi empuknya.

"Jangan khawatir, Mama. Jika sampai terjadi sesuatu pada Dante, aku akan menggunakan semua kemampuanku untuk menyelamatkan adik kecilku itu...." Hannah berlutut di depan ibunya dan menggenggam tangan ibunya dengan lembut.

"Aku mengandalkanmu, Hannah..... Aku percaya, jika kalian berdua bekerjasama, maka kalian tak akan pernah terkalahkan...." Elizabeth tersenyum melihat putrinya tengah bermanja-manja padanya.

Empat belas tahun telah berlalu semenjak terbunuhnya Eduardo, Romero, dan Alicia, namun Elizabeth sama sekali tak bisa melupakan apa yang terjadi malam itu. Masih segar dalam memorinya, api yang membara membakar kastil mereka. Suara dentingan pedang, lontaran anak panah, dan aroma serbuk mesiu yang tertinggal di udara, serta suara isak tangis Hannah dan Dante saat mereka meninggalkan tempat itu membuatnya nyaris gila saat seluruh memori itu kembali dalam bentuk mimpi.

Demi keamanan mereka selama tinggal di California, Elizabeth mengubah namanya menjadi Carmilla Shadowborn. Ia menemui murid salah satu rekannya yang berasal dari Yunani di California, yang menyarankannya untuk tinggal disana. Beruntung baginya, nama Hannah dan Dante belum terlalu diketahui di dunia gelap mereka, sehingga ia tak perlu mengubah nama panggilan mereka.

Pada awalnya, Dante dan Hannah sulit berkomunikasi dengan orang-orang di sekeliling mereka karena mereka tidak fasih berbahasa Inggris. Namun, semenjak mereka berteman dengan Kiara, mereka mulai membuka diri mereka sedikit demi sedikit. Bahkan, Hannah sudah mampu untuk melupakan masa lalu kelam itu, namun Elizabeth tahu kalau Dante masih menyimpan dendam kesumat terhadap para pemburu itu.

'Eduardo..... Kurasa, Dante akan menjadi titik balik dari perang yang diramalkan oleh para Oracle. Aku tak tahu sudah sejauh apa kekuatannya berkembang, tapi..... Aku tahu pasti kalau Dante sekarang jauh lebih kuat dari Romero di usia mudanya,' batin Elizabeth seraya menatap kearah matahari yang terbenam.

Bloody Crown : DanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang