32 . The End

721 44 23
                                    

Sorry for typo🙏🏻


.


.



.




Brak~

"APA JADI SEMUA INI ULAH HARUTO". Teriak Tuan Watanabe penuh kemurkaan seraya memukul keras meja kerjanya hingga tangganya memerah namun amarah telah menutupi rasa sakit di tangannya.

"Benar tuan". Ucap sekertaris Lee membenarkan.

"Anak kurang aja dan tak tau di untung , berani -beraninya ia melakuakan semua ini terhadap orang tuanya sendiri!!". Geram tuan Watanabe .

"Haruto benar -benar sudah keterlaluan sayang, ini tak bisa di biarkan dan ia harus di peri pelajaran . Ini pasti pengaruh dari anak miskin tak tau diri itu hingga membuat Haruto berani melawan kita, sayang". Seru Nyonya Watanabe yang juga berada di sana.

"Kau benar , aku pasti akan memberi pelajaran anak kurang ajar itu ". Desis Tuan Watanabe dengan tatapan tajamnya .

.
.

Di tempat lain.....

Jihan kini tengah makan siang bersama kedua orang tuanya di sebuah Cafe dengan makanan di hadapan mereka .

Jihan kini tengah makan siang bersama kedua orang tuanya di sebuah Cafe dengan makanan di hadapan mereka

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Bagaimana hubungan pernikahanmu dengan Haruto , sayang ? ". Tanya Tuan Jang.

"Semua tidak baik-baik saja ayah, bahkan Haruto sudah seminggu ini tidak pulang ke apartement dan tak ada kabar sama sekali". Ucap Jihan seraya menyuap makanannya dengan tak berselera .

"Apa !! Haruto sudah seminggu tak pulang !!" . Seru Nyonya Jang terkejut dan tak percaya mendengarnya .

"Iya , Ma". Balas Jihan dengan anggukan lesunya.

"Bagaimana dengan orang tuannya ? Apa mereka tak tau jika Haruto sudah seminggu tak pulang?". Tanya Tuan Jang yang merasa marah karena perlakuan Haruto pada sang anak yang semena-mena itu.

"Mereka sudah tau dan mengerahkan orang-orang kepercayaan keduanya untuk mencari keberadaan Haruto". Balas Jihan.

"Sudahlah sayang , kau tenang saja karena kami akan membantu untuk mencari keberadaan Haruto nanti". Ucap Nyonya Jang mencoba untuk menenangkan sang anak.

"Terima kasih, Ma".

"Sama-sama sayang". Ketiganya pun kembali menikmati makan siang mereka seraya mengobrol ringan.

Orange ; Haruhwan ✔ Donde viven las historias. Descúbrelo ahora