One⛓️

68 52 61
                                    

" Masih ada fajar sebelum senja "
Reynald Venostine.

.
.
.

Happy Reading♡

✿⁠between life and death✿⁠
.
.

"AAARRGGGHHHHHH!!!!"

"Nyawa harus di bayar dengan nyawa!"
Sosok berpakaian serba hitam, rambut panjang yang di kuncir kuda, mata setajam kilatan api, dan yang paling mendominasi adalah kalung dengan liontin naga yang memiliki sinar cahaya biru. Secara ruangan itu gelap, kalung yang sosok itu kenakan terlihat lebih kentara.

Gadis itu tersenyum smirk saat melihat kelima jari pria di bawahnya berceceran di lantai. Dengan tangan yang memegang pisau lipat keramatnya, gadis berkuncir kuda tersebut merobek paksa kulit lengan pria malang itu dari atas sampai bawah.

"AAARRGGHHH CUKUP! CUKUP! KAU MAU APAKAN SAYA HAH!?" Pria itu menjerit kesakitan saat tulang putih di lengannya itu terlihat.

Raut yang kurang puas tertampik jelas di wajah bak dewi yang berseri itu. Ia merogoh saku celana nya dan mengambil sesuatu yang sudah di persiapkan nya. Garam dapur.

Pria dengan luka cacat di mana mana kini mengernyitkan dahinya bingung. "Mau apa kau?"

Tak menghiraukan nya, gadis itu mencumput garam yang telah ia bungkus sebelum masuk ke dalam ruangan bawah tanah ini. Dengan perlahan tangan putih itu menaburkan garam tepat di atas luka sayatan yang begitu dalam dari pria tersebut. Seperti melumuri ikan.

"Tuing, tuing, tuing," Senyum iblis tercetak di bibir mungil itu.

"SIALAN!! SAKIT AAARRGGHH!!! PERIHH! HENTIKAN!!!!!" Tangan pria itu mencoba untuk menghapus garam yang mulai mencair di dalam lukanya, namun percuma, semakin dia mengutak atik nya semakin merembes juga garam ke dalam lukanya. Rasa perih, sakit, dan panas menguasai tubuhnya. Nafas pria itu tersenggal.

Gadis berhati setengah setan itu menoleh ke belakang, tepat di belakangnya dua pria besar dan satu gadis berdiri di belakangnya. Kedua pria itu dengan kaki gemetaran menyaksikan pertumpahan darah di depan matanya merasa mati rasa. Berbeda dengan gadis yang usianya sekitar 19 tahunan itu, ekspresi datar dan biasa saja. Gadis itu memang sering melihat aksi seperti ini di depannya, dengan pelaku yang sama namun korban yang berbeda beda.

"Hey kau, mana bumbu dapur yang tadi ku minta?" Pria yang berbadan lebih besar dari pria yang satunya lagi itu menyerahkan sekotak bumbu dapur yang sudah di giling sebagaimana permintaan atasannya dengan kaki yang sudah yak terkontrol, keringat membasahi tubuhnya terutama pelipis pria itu.

Gadis berumur sekitar 19 tahun bernama Kelly itu menghembuskan nafas panjang, gadis cantik berdarah kanada itu sudah menjadi tangan pribadi gadis setengah setan itu. "Mau kau apakan dia dengan bumbu dapur itu?"

"Buat menu enak untuk, Ze," jawabnya asal.

"Saya mohon hentikan, saya tidak tahan lagi..."
Pria itu menangis sesegukan, menangisi nasipnya yang sial setelah bertemu dengan gadis di depannya ini. Hidupnya tentu tidak akan tenang jika sudah bertemu dengan sosok sakral seperti gadis ini.

Gadis gila itu menatap tajam si pria. "Oh! Jadi setelah apa yang kalian lakukan, kalian cuma bisa bilang ' Saya mohon hentikan' nye nye nye. Seperti itcyu?" gadis itu menjeda ucapannya. Dengan komuk muka yang mengejek tentunya.

"HEH!!" gadis itu mencekik kuat leher si pria tanpa ada belas kasihan, seketika ruangan gelap itu menjadi mengerikan dari sebelumnya, aura yang di bawa sang atasannya kini semakin mendominasi, atmosfer di sekeliling seketika berubah berat, untuk hanya sekadar menarik nafas seakan tidak bisa.

Twilight Duration [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang