-2-The True Is...

3.5K 250 6
                                    


-Sebelumnya-

"what should i do? hiks...hiks...hiks..." tanya Jazzy sambil nangis
"suruh Jeremy dan kedua orang tuanya kemari, gue mau lihat apa dia serius atau cuman mau main-main sama lo!" perintah Jullian
"ta-tap"
"keputusan gue udah final dan gak bisa di ganggu gugat lagi! do you understand mr.rabbit?!" putus Jullian mutlak.
'Angel berubah jadi Devil' bathin Jazzy, ia pun mengangguk patuh dengan perintah Jullian,
mungkin Jazzy sering mengumpati dan mencibir Jullian, tapi dalam hati seorang Jasson Prasasti, ia sangat menyayangi Julliana seperti adikknya sendiri, ditambah Jullian selalu total dan loyal dalam membantu dan menolong siapapun, apa lagi menyangkut masalah-masalah Jazzy yg memang selalu curhat pada Jullian, sejan Nadya yg notabenenya tempat curhatnya menjadi seperti itu, Jullian menjadi tempa curhat Jazzy menggantikan Nadya.
dengan ini Jazzy berharap hatinya akan tenang dan ia tidak akan salah menerima pinangan Jeremy,
ia berharap Jullian bisa membantunya untuk melihat kebenaran yg tidak bisa ia tangkap.

#Author POV#

di hari minggu yang cerah itu Jazzy langsung menelfon Jeremy, memintanya datang bersama kedua orang tuanya untuk makan malam di kediaman keluarga Arlet, awalnya Jeremy bingung karena setahu Jeremy Jazzy berasal dari keluarga Hartono yg notabenenya keluarga biasa yg memiliki beberapa cabang restaurant, dan bukan seperti keluarga konglomerat dengan cabang perusahaan dimana-mana macam keluarga Arlet, tapi Jazzy berhasil meyakinkan Jeremy dan keluarga untuk datang setelah Julliana selaku tuan rumah berkata bahwa ia yg mengundang Jeremy dan keluarga sebagai salam kenal, karena Jazzy sudah seperti kakak baginya, ia ingin mengenal calon dari Jazzy, begitulah alasan yg Julliana buat.

jam telah menunjukkan pukul 07:00 pm, sebentar lagi Jeremy dan kedua orang tuanya akan segera tiba, Jazzy sudah siap dengan baju cassual tapi terlihat manis, sementara Julliana mengenakan kemeja hitam panjang dan celana jeans.

Jazzy menatap punggung Julliana yg tengah berkutat dengan masakannya, ia tersenyum manis saat melihat apron merah buatan tangannya dipakai Julliana, ia tahu Julliana sangat suka masak, karena sebab itulah ia membuatkan apron untuknya, yah sebagai balasan atas shal rajutan buatan Julliana saat ultahnya.

"Jazz bisa bantu aku mengangkat masakan-masakan ini ke meja makan?" suara Julliana membuyarkan lamunan Jazzy

"yes chef" balas Jazzy yg langsung membawa beberapa piring dan satu mangkuk pasta.

"sudah tau kapan mereka datang?" tanya Julliana saat keduanya selesai menataakanan diatas meja makan

"ya... tadi Jeremy ngirim bbm katanya bentar lagi mrreka sampai" jawab Jazzy, berulangkali Jazzy meremas-remas ujung kaus yg ia kenakan, dan hal itu tak luput dari pandangan Julliana

"rilex big bro" ucap Julliana menepuk-nepuk bahu Jazzy

"ding dong" terdengar suara bell yg di tekan

"kurasa itu mereka, aku buka pintu dulu" ucap Jazzy

"yeah... aku mau liat kak Nad dulu" balas Julliana

#Jazzy POV

aku membuka pintu dg gugup, sumpah jantungku bahkan tak mau berhenti untuk bedetak cepat

"ah Je-Jeremy, nyo-nyonya dan tu-tuan Pe-Petra se-selamat datang" sapaku dengan gugup

"selamat malam Jasson" sapa ayah Jeremy

"ah i-ya selamat malam tuan silahkan masuk" ucapku mempersilahkan mereka masuk kedalam, aku membawa mereka keruang makan dan kulihat Julliana tengah sibuk mendudukkan Nadya-tunggu Nadya? mataku membulat saat melihat Nadya yg tersenyum padaku, sungguh aku bahagia sekali, untuk pertama kali setelah sekian lama Nadya mengurung diri di dalam kamar, ia... akhirnya keluar dari kamarnya, meski masih di dalam rumah, dan ia tersenyum padaku, ia juga tersenyum pada Jeremy dan krluarganya, tak ada ketakutan di mata cokelat miliknya, dan tanpa kusadari aku berjalan menghampiri Nadya, sahabat number uno-ku, Partner in crime-ku, my big sister-ku, dan memeluknya penuh haru, air mataku pun lolos jatuh dari pelupuk mataku.

bukan Romeo dan JullietWhere stories live. Discover now