telat

82 26 1
                                    

"KAN GUE UDAH BILANG IDUPIN ALARM JAM 5 PAGI TAPI LO PADA NIH GAK NURUT BANGET." Chaeryeong marah-marah ke tiga temannya yang pura-pura sibuk sendiri, ada yang lagi cabutin rumput, nyapu halaman, satu lagi megangin serokan sampah.

"Ya elah telat tiga menit doang anjir," celetuk Sungchan santai, cowok itu sibuk nyapuin daun yang sialnya terbang mulu gara-gara angin yang cukup kenceng hari ini.

"YE ELUU SEKOLAH DI NEOSANTARA, TELAT SEDETIK AJA LARI KELILING LAPANGAN," omel Chaeryeong masih ngegas, Heeseung yang disebelahnya megangin serokan sampah ngasih ke cewek itu. "Daripada ngomel mending pegang ini."

Cewek itu melengos kesel tapi tangannya tetep ngambil serokan itu dan kini menatap Sungchan perihatin yang lagi nyapuin daun-daun yang gugur, sedangkan Heeseung, cowok itu ikut bergabung dengan Jeongin yang lagi nyabutin rumput.

Sebenarnya awal mulanya kenapa mereka kek gini tuh berawal dari ide Jeongin yang ngajak mereka pergi bareng. Chaeryeong adalah orang pertama yang menolak keras usulan itu, karena dia tau gak ada untungnya berangkat bareng trio wek-wek ini, yang ada dia bakal telat doang. Dan terbukti sekarang, mereka lagi dihukum bersih-bersih halaman belakang sampe jam pelajaran kedua karena telat.

Poor Chaeryeong.

"Bel jam kedua kok lama banget dah," kata Jeongin yang daritadi diem aja berusaha tabah. Cowok itu berusaha gak ikut ngomel-ngomel karena ini termasuk salah dia.

"Gue rasa ini jamnya dimanipulasi sih, masa kita daritadi bersih-bersih gak selesai-selesai," balas Chaeryeong menyetujui Jeongin.

Heeseung mendengus kesel denger omongan dua temennya itu, cowok itu melirik Chaeryeong malas. "Kek lo ikut bersih-bersih aja," timpal Heeseung.

Chaeryeong mengangkat serokan sampah yang ada di tangannya dan menunjuk nunjuk ke arah Heeseung yang lagi duduk lesehan dengan emosi. "Lo tau gak ini apa!? Gue tuh daritadi bantuin Sungchan kumpulin sampah! Lo kira gue ngapain daritadi hah? Minta sedekah?!"

"CHAEEEEE DAUNNYA BERANTAKAN LAGIIIII!!!! Teriak Sungchan frustasi ketika daun-daun yang terkumpul di serokan pada buyar karena Chaeryeong angkat asal-asalan.

Sungchan natep daun-daun yang ia sapu susah payah dengan prihatin, Chaeryeong cuma cengar-cengir sambil bentuk peace dengan jarinya yang diarahkan ke Sungchan. Jeongin ketawa sambil mukul mukul tanah, Heeseung ikutan ketawa dengan tangan yang aktif ngelempar daun-daun yang buyar tadi ke atas.

"Lempar daunnya, lempar!" Jeongin mungutin daun-daun yang berserakan lalu ngelemparnya ke atas tanpa beban.

Sungchan yang daritadi diem nangis dalem hati, sia-sia aja perjuangan dia melawan angin kenceng kalo daunnya pada jadi kek gini. Cowok itu melempar sapu lidi yang ia pegang asal dan bergabung bersama Heeseung yang lesehan di rumput sambil meremin mata, capek dia.

"Kantin yok," ajak Heeseung. "Gue baru duduk anjing, lo ga liat?" Sungchan jadi emosi, dia tuh yang paling effort di antara mereka bertiga ini, gak liat apa dia baru duduk udah diajakin jalan lagi aja.

"Lemah," ejek Heeseung, cowok itu ngambil sisa-sisa daun yang di depannya dan ngelemparnya ke arah Sungchan.

"Oy kantin," ajak Heeseung ke Chaeryeong dan Jeongin yang ga tau lagi sibuk ngapain di ujung halaman. Ga tau gimana bisa mereka dari tengah ke ujung sana, emang gak jelas temen Heeseung yang itu.

Chaeryeong mengangkat tangannya lalu dia lambaikan ke Heeseung. "Heeseung, sini!" Heeseung yang merasa dipanggil mengangkat sebelah alisnya bingung, cowok itu natep Sungchan yang sibuk tidur sebentar sebelum akhirnya pergi ke arah Chaeryoung dan Jeongin berada.

Jarak dari tempat dia ke tempat dua temennya itu sebenernya gak terlalu jauh, ya tapi tetep butuh effort bro. Heeseung lari-lari kecil ke sana, sampenya di sana cowok itu dibingungkan sama Chaeryeong dan Jeongin yang lagi sibuk diskusi, ngalah ngalahin lagi diskusi waktu presentasi.

Our TurnWhere stories live. Discover now