Blue And Grey

553 49 13
                                    

Happy reading

Voment

Sorry for typo

Memory Of 49 Days

Di pinggir pantai yang luas berpasir putih dengan deburan ombak yang tenang, airnya jernih berwarna kebiruan bagaikan cermin kehidupan. Memantulkan bayangan-bayangan di sekitarnya.

Seorang pemuda berdiri di pinggir pantai menatap luasnya hamparan lautan depan sana. Dengan pakaian serba putih, rambutnya yang sehitam eboni terasa berkilau tertiup angin, terasa cukup kontras.

Pemuda dengan perawakan tinggi semampai itu memejamkan matanya seolah menikmati ketika angin laut menerpa wajahnya.

Angin yang lembut di penghujung musim gugur, terasa dingin tapi tak sedingin hatinya yang perlahan seakan membeku seperti air di musim dingin yang mengkristal. Namun meski begitu ia selalu berharap bahwa hatinya dapat kembali menghangat.

Manik serupa langit malam itu menampakkan warnanya. Menatap indahnya hamparan lautan di depan sana. Ia hanya tersenyum kecil ketika menikmati kesendiriannya di dunia yang terasa sepi baginya.

Dunia yang terasa hampa hanya ada kesendirian tanpa seseorang yang paling sangat ia inginkan kehadirannya, di sampingnya.

Pemuda tersebut duduk di hamparan pasir berwarna putih yang halus. Menekuk lututnya menikmati semilir angin yang berhembus.

Entah itu siang atau malam di dunianya semua akan terasa sama. Tak pernah berubah seperti waktu yang berhenti berputar. Hanya ada kehampaan dan kesepian di sana.

Manik indahnya menyiratkan kesendirian yang dalam seakan membutuhkan dan menunggu seseorang akan datang memanggil namanya dan tersenyum kearahnya seolah ia telah ditemukan di suatu tempat yang terpencil.

Duduk sendirian seolah-olah menunggu di sana. Dapatkah seseorang menemukannya di sini dan mengulurkan tangannya lalu tersenyum kearahnya.

"Jungkook"

"Jungkook"

"Jungkook"

Terdengar samar-samar suara seseorang yang memanggilnya membuatnya terperanjat dan menoleh ke sana dan kemari seolah mencari sosok yang memanggil namanya.

"Jungkook"

"Jungkook"

Lagi suaranya terdengar. Jungkook bangkit berlarian tak tentu arah mencari sumber suara yang memilukan yang memanggilnya.

Air mata mengalir dari manik sekelam malam milik pemuda tersebut. Ia seolah merasa begitu merindu akan suara yang begitu amat ia kenali, suara yang amat ia rindukan yang selalu melantunkan namanya begitu halus dan menyebabkan getaran di hatinya.

"Seokjin"

"Seokjin"

Panggilnya sambil berlarian tak tentu arah, sekuat apapun Jungkook berlari, seberapa jauh Jungkook berjalan dan seberapa kuat usahanya ia tak pernah menemukan sosok yang amat ia rindukan yang akan selalu memanggil namanya.

Jungkook sedih, Jungkook begitu takut. Langit di atas sana berubah menjadi jingga diantara waktu yang tak menentu ini Jungkook terus mencari dan mencari.

Memory Of 49 days (KookJin-GS) ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя