Bab 3

768 107 2
                                    

1 bulan kemudian, persediaan riyan semakin banyak dan Riyan juga membeli beberapa kemampuan seperti memasak, dan hubungan Riyan dan Bima semakin dekat, bahkan bisa dibilang lebih dekat dari teman, namun hanya Bima yang merasa sedangkan Riyan merasa seperti teman biasa mungkin karena sebelumnya Riyan tidak memiliki teman jadi ia merasa nyaman dan wajar dengan perlakuan Bima terhadapnya. Kerjasama mereka juga semakin membaik, namun Bima sering menanyakan asal dari sayuran yang di dapatnya dan itu semakin membuatnya gelisah, Riyan selalu menghindari pertanyaan itu, dan hari ini ia memutuskan untuk memberi tahu Bima tentang hari akhir nanti. Mereka berjanji untuk bertemu di restoran pertama kali mereka makan.

Bima menunggu Riyan di restoran, ia sudah tidak sabar untuk bertemu pujaan hatinya, rencananya ia ingin menyatakan perasaanya kepada Riyan. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Bima melihat Riyan memasuki restoran dan duduk di depannya.

"Mau pesen makan apa? " Bima menawari Riyan sambil menyerahkan buku menu.

"Iyan mau nasi goreng aja sama minumnya milkshake coklat" Riyan memesan makanannya, akhir akhir ini Riyan menyukai makanan atau minuman manis setelah Bima memberinya coklat 1 minggu yang lalu, Riyan langsung jatuh cinta dengan rasanya, karena itu di penyimpanannya jadi banyak sekali stok coklat untuk nanti.

"Bima gak mesen? " Riyan menanyakan pesanan bima.

"Saya pesen steak sama minumnya lemon tea" Kata Bima sambil menyerahkan buku menu ke pelayan.

Sambil menunggu makanannya mereka mulai mengobrol.

"Bima, Iyan mau ngasih tau sesuatu yang penting" Riyan menatap Bima dengan serius, namun entah kenapa di mata Bima ekspresi Riyan sangat lucu dengan kening dan bibirnya yang sedikit mengerut. Tanpa sadar ia sedikit tertawa kecil.

"Hmm~" Bima hanya menjawab dengan gumaman tidak jelas, ia berusaha untuk tidak tertawa. Riyan mendengar itu sedikit bingung, tapi tidak memikirkannya.

"Bima ini serius tau, Bima sering nanya sayuran yang Iyan pasok ke perusahaan Buma itu dari mana sedangkan Iyan cuma tinggal di penginapan" Bima mendengar ini menjadi lebih serius, pasalnya di tahu bahwa Riyan dulu tinggal di desa dan memiliki pertanian disana namun tidak mungkin Riyan bulak-balik dari desa ke kota hanya untuk mengambil sayur, karena hampir setiap hari Bima mengajak Riyan jalan dan jarak antara desa dan kota sangat jauh, dan jika Riyan memang mengambil sayur di desa, siapa yang merawat sayurannya di desa sedangkan Riyan hanya sendiri tanpa orang tua. Bima kembali mendengarkan penjelasan riyan

"Bima akhir dunia akan datang, Iyan tau ini kedengarannya gila tapi sayuran yang Iyan dapet itu dari hasil panen Iyan di dimensi yang system kasih, dan sekarang Iyan lagi ngumpulin banyak uang untuk nyiapin persediaan untuk nanti" Riyan menjelaskan dengan singkat, sebenarnya ia bingung bagai mana cara menjelaskannya ke Bima. Bima mendengar ini sangat bingung, akhir dunia apa? Memang belakangan ini sering terjadi bencana yang ekstrem, namun dia tidak menyangka akan terjadi akhir dunia.

"Bima tolong percaya sama Iyan Iyan mohon Bima mulai sekarang siapin persediaan makanan ataupun senjata, Iyan ngasih tau ini karena Bima itu orang penting bagi Iyan" Riyan kembali berkata, air matanya hampir jatuh memikirkan akhir dunia nanti. Bima yang melihat Riyan sedikit panik, baru pertama kali Bima melihat Riyan yang menangis. Bima mengusap air mata Riyan yang terjatuh, dia sedikit tidak percaya, namun melihat Riyan yang sangat sedih, membuatnya sedikit percaya.

"Jangan nangis, saya percaya sama kamu" Bima menenangkan Riyan, melihat Riyan sudah tenang Bima langsung memegang tangan Riyan.

"Saya juga mau ngomong sesuatu sama kamu, semenjak saya ketemu sama kamu saya merasa nyaman dan sayang, jadi saya mohon kamu mau jadi pasangan saya, kita bisa ngumpulin persediaan bersama" Bima mengatakan perasaannya dengan serius, Riyan mendengar perkataan Bima kaget, baru pertama kali ada orang yang menyatakan perasannya kepadanya. Riyan tidak tau harus menjawab apa, dia hanya terdiam.

"Saya tau kamu bingung, saya gak maksa kamu buat jawab sekarang, tapi saya tetep bakal bantu kamu ngumpulin semua persediaan yang kamu butuhin" Bima tersenyum melihat reaksi Riyan, sedikit lucu sebenarnya, namun dia akan berusaha untuk selalu ada untuk riyan.

Makanan pun datang, karena obrolan tadi mereka jadi sedikit canggung, tidak da yang berbicara saat makan.

Setelah selesai makan, Bima mengajak Riyan ke rumahnya untuk mendiskusikan lebih lanjut masalah akhir dunia. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit akhirnya mereka sampai.

"Apakah kamu memiliki bukti tentang akhir dunia ini?" Bima memulai pembicaraan, sekarang mereka sedang berada di ruang tamu, Bima memegang tabletnya mencari informasi tentang akhir dunia itu.

"Iyan gak punya bukti kalo soal akhir dunia, tapi Iyan bisa buktiin kok kalo Iyan punya sistem" Iyan sedikit gugup menjawab pertanyaan Bima. Riyan langsung mengeluarkan apel dari dimensinya, Bima yang melihat itu kaget, dia tidak mempercayai penglihatannya.

"Bima percaya kan? kalo Bima masih gak percaya Iyan bisa ngajak Bima masuk ke dalem dimensi Iyan kok" Riyan menatap Bima dengan mata yakin, dia berharap Bima akan percaya kepadanya. Bima yang melihat keyakinan Riyan hanya mengangguk menyetujui.

Setelahnya Riyan langsung memegang tangan Bima dan masuk ke dalam dimensi. Di depan Bima sekarang terpampang jelas hamparan luas tanah berumput, pemandangan indah, sungai, bukit, dan pertanian yang sangat luas. Bima semakin tidak mempercayai matanya, rasanya seperti berada di dunia yang berbeda, seperti halusinasi.

"Sekarang Bima udah percaya kan sama Iyan?" Riyan memandangi Bima yang masih terdiam melihat pemandangan. Melihat Bima yang tidak menanggapi pertanyaannya Riyan langsung berpindah kembali, Riyan memasang muka cemberut karena kesal diabaikan. Bima yang melihat pemandangannya berubah pun tersadar, dia melihat muka Riyan yang cemberut.

"Iya iya saya percaya sama kamu" Bima gemas dengan tingkah laku Riyan, ia pun mengusap kepala Riyan agar tidak marah lagi.

Setelah melihat hal menakjubkan itu, Bima langsung menelfon sekretarisnya dan menyuruhnya untuk memesan banyak persediaan yang di butuhkan. Bima bahkan memesan banyak senjata melalui bisnis gelapnya.

Tbc.

All Rich Man Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang