0023

197 51 12
                                    

Lalu bagaiman tentang perasaannya terhadap Minho??

JANGAN TANYAKAN PERASAANNYA!!!!

Kau menjalin hubungan sejak kau duduk dibangku sekolah menengah keatas hingga bertahan sejauh ini bukanlah waktu yang singkat.

Meskipun rasa cinta itu telah berubah menjadi sebuah kebencian, tetap saja rasa cinta yang menimbulkan luka itu masih akan melekat didalam hati.


PERIH!!


amat sangat perih, hingga rasanya kau ingin mati.

Ditusuk oleh orang yang tak kau kenali saja, rasanya sakitnya sudah amat sangat luar biasa.

Dan ini kau ditusuk oleh sahabatmu sendiri, sahabat yang begitu berarti untukmu, kau percaya padanya layaknya seorang saudara, seorang kakak, kau seperti telah menghabiskan seluruh hidupmu bersamanya, sejak kau lahir hingga sebesar ini.

TAPI APA??!!!

DIA MENUSUKMU.

BAYANGKAN!!!

sesakit apa yang felix rasakan? Saking sakitnya luka itu tak mungkin dapat di jabarkan.

Anak itu menangis, nangis, nangis dan nangis, kelopak mata itu membengkak, begitu menyipit dan tak dapat terbuka dengan selayaknya.

Air matanya mungkin telah mengering, dia hampir tiga jam lebih menangis dengan merendam tubuhnya di dalam air dingin.

Sekarang tidak hanya han jisung dan lee Minho saja yang telah melihat keindahan lekuk tubuh si manis.

Kau tak akan mungkin tetap membiarkan anak itu dalam keadaan berantakan nan basah kuyup seharian.

Tak ada baju lain selain milik Christopher di tempat ini, felix berakhir mengenakan kemeja putih Christopher yang terlihat kedodoran di tubuh imutnya.

Selama Chris mengeringkan mulai dari kepala hingga kaki, anak ini hanya terdiam meskipun tubuhnya sesekali masih terguncang akibat isakan yang belum mereda.

"Gwaenchana"

"Gwaenchana"

Untuk kesekian kalinya Chris berusaha menenangkan si manis.

"Kau tak sendiri dalam pertarungan ini"

"Terkadang, kau harus kehilangan atau merelakan sesuatu untuk mendapatkan kebahagiaan yang lain"

"Di luar sana pasti banyak yang ingin menajagamu dengan baik"

"Huuuurghft ... Heeeeuuuxghgmmmm" Jika sejak tadi Christopher lah yang membawa anak ini kedalam dekapan-nya tanpa anak itu balas.

kini lee felix lah yang memeluk seorang pria yang masih belum ia ketahui namanya, menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Christopher.

"Sssttt... Sssstt... Sssttt..." Dan untuk kesekian kalinya juga Chris mengusuk punggung kecil lee felix layaknya menenangkan seorang bayi.

Chris juga tak henti-hentinya membisikkan kata-kata di bunga telinga felix, berharap cukup membantu agar anak ini lebih kuat.

"Jangan takut, tak selamanya semuanya akan berjalan seperti ini"

"Ini hanya hari yang buruk, bukan kehidupan yang buruk"

"Jangan takut, okay ~ jangan mengurung-mu, bebaskan dirimu humm.."

Felix mengangguk-anggukkan kepalanya didalam sana, deruan nafas yang bertubrukan langsung dengan kulit Christopher itu terasa panas.

Aku yakin kepala anak ini sudah sangat berat, kepeningan pun pasti telah menyerangnya.

"Istirahatlah, tidak hanya tubuhmu, fikiran-mu pun juga pasti ingin istirahat" Ucap Chris yang telah menidurkan anak manis berfreckles itu di ranjang besar-nya seraya menyelemimuti-nya.

"Ahjussi" Serak, begitu dalam suara lee felix yang memanggil Christopher, pria dua anak itu sudah akan meninggalkan kamar.

"Tidak bisakah anda tetap disini" Entah keberanian darimana lee felix berucap begini. yang jelas, felix sangat membutuhkan seseorang disamping-nya saat ini.

"Ne?!" Sahut Chris cepat dengan kening yang menggerut, sebenarnya pria ini cukup terkejut.

Tetapi melihat wajah sayu anak itu, "Arraseo" Chris berakhir mengambil tempat di sisi felix.

"Maaf ahjussi, maafkan aku jika sikapku tidak sopan" Si manis meminta maaf, ia benar-benar membutuhkan sandaran saat ini, ia sudah terlalu lelah nan putus asa memendam segalanya sendiri.

Dulu pasti sang sahabat yang akan menjadi sandaran-nya, namun karena luka yang ia dapatkan justru dari sang sahabat. Tentu saja lee felix tak memiliki sandaran lain lagi.

JANGAN TANYAKAN LEE MINHO!!!

FELIX BAHKAN TAK MAMPU MEMBENCINYA.

lebih tepatnya anak ini tak mampu membenci keduanya.

Chris menunjukkan senyum teduhnya "Tidak apa, kemarilah" Dengan suka rela Christopher memberikan dekapan hangat pada pemuda Manis berfreckles ini.

Ntah itu seperti layaknya seorang ayah yang menangkan putranya karena felix seumuran dengan putra sulungnya atauuu??? Entahlah, aku belum dapat menjelaskan apa yang sebenarnya Christopher lakukan saat ini.

Sang suami, yakni seungmin. pria cantik itu masih tetap berusaha menghubungi dirinya, namun ternyata Chris benar-benar mematikan ponselnya.

"Daddu??" Ini hyunjin, seungmin pun menatap sang putra.

"Daddy masih belum bisa dihubungi ya?" Tanya hyunjin.

"Daddy-mu masih dalam rapat penting" Jawab sang daddu.

Lagi-lagi seungmin berbohong pada putra-nya, dan tentu saja hyunjin tak sebodoh itu.

Anak ini berakhir mengeluarkan ponsel miliknya, menggeser-geser layar dan kemudian menatap sang daddu.

"Sejak kapan daddy mematikan ponselnya?" Sang putra sulung keheranan.

Tidak salah, pasalnya sang daddy-nya itu memang tidak pernah mematikan ponsel meski dalam rapat sepenting apapun.

Jika kalian ingat waktu Chris pergi meninggalkan pertemuan yang tiba-tiba karena felix kecil menghilang dan ternyata berada di kantor-nya.

Begitulah Christopher, dia selalu mengaktifkan ponselnya dan tak membiarkan baterai ponselnya sampai nol persen.

Karena pria itu selalu siap untuk meninggalkan segalanya demi keluarganya, apalagi jika itu menyangkut putra-putranya.

Tetapi lihatlah sekarang??

Christopher mematikan ponselnya.

Apa yang bisa seungmin katakan pada sang putra??

Baterai-nya mungkin habis??

PERCUMA!!

Tentu saja sang putra tak akan mempercayai-nya.

Apapun itu, sekarang seungmin melangkahkan kaki kedalam ruangan dimana si felix kecil beristirahat dengan jeongin yang duduk di sebelahnya.

What's Wrong [ Chanlix ] ✔Where stories live. Discover now