ᴀɴᴄᴀᴍᴀɴ ʙᴀʀᴜ

187 24 1
                                    

Abaikan typo!
Happy reading😊














"Kayaknya dia cocok jadi target baru lo. Cupu, bisu, dan lemah. Bener kan kata gue?" Tanya seseorang berwajah tampan bak animasi dengan tinggi di atas rata - rata.

"Huh, bener gue setuju sama dia" Tambah seorang dengan kulit tan dan sedikit menyeringai.

"Kalian emang temen terbaik gue. Makasih udah bantu gue buat ngelupain masalah - masalah yang udah nimpa gue selama ini dan makasih atas saran kalian. Gue bakal coba" Ucapnya dengan nada angkuh.

"Jadi selanjutnya gimana?" Tanya si pemuda tan.

"Gue pengen dia lenyap dari sini kalo perlu mati sekalian. Gue gak suka liat orang lemah dan gak sempurna kaya dia. Buat apa dia hidup kalo dia gak berguna sama sekali. Muak gue liat muka dia" Ujarnya menggebu - gebu.

"Kapan kita mulai rencananya?" Tanya si pemuda tan lagi.

"Hari ini, pas jam istirahat" jawabnya tegas.

"Jangan gegabah, chill bro" imbuh si pemuda tampan.

"Gue ga ikut" ujar pemuda berkulit putih pucat yang dari tadi hanya sibuk menyimak percakapan teman - temannya.

"Kenapa?" Tanya si pemuda tan bingung pasalnya orang itu biasanya tidak pernah banyak bicara dan selalu ikut dalam setiap rencana yang mereka buat.

"Gue males" jawabnya ketus.

"Loh kok bisa? Mana ada males di kamus lo kalo buat nyiksa orang" imbuh pemuda tan.

"Bacot lo. Gue ikut, tapi gue cuma nonton aja. Gue beneran lagi males buat ngotorin tangan gue" ucapnya kekeh dan akhirnya di setujui pasrah oleh ketiga temannya.

"Terserah lo yang penting ikut. Siapa tau di sana nanti lo butuh tempat pelampiasan juga kan kaya biasanya" ujar si pemuda tampan.

"Jam istirahat, kalian bawa dia ke tempat biasa" Ujarnya tegas.

"Okey, siap" ujar si pemuda tan dan pemuda tampan bersamaan.







































"Haduh suntuk banget deh gue. Ngantuk, laper mana lama banget lagi ini bu yuri ngajarnya" keluh Zidan pada Jian yang tengah serius mencatat di buku catatannya.

Jian yang mendengar berbagai keluh kesah Zidan yang sedari tadi tak henti keluar dari bibirnya pun menengok ke arah Zidan dan memberikan tatapan mautnya.

"Bisa diem gak lo. Gue mau fokus ini belajarnya. Kalo gak mau ikut kelas ya sana keluar aja. Lagian bu Yuri emang lama ngajarnya dia bahkan mau pake jam istirahat buat jam belajar tambahan" Ucap Jian lalu kembali fokus dengan kegiatan mencatatnya.

"Hah gila lo. Sampe jam istirahat? Jangan ngadi - ngadi lo kalo mau nyebar hoax" Kesal Zidan dan tampak tak percaya sedikitpun pada apa yang Jian ucapkan.

"Heh bego terserah lo ya, bu Yuri udah ngasih tau gue lewat wa. Katanya hari ini ada jam belajar tambahan di jam istirahat soalnya minggu depan dia gak bisa masuk, ada urusan di luar kota katanya. Emang lo nggak buka grup kelas, udah gue bintangin juga ck" Ucap Jian sebal.

Tanpa pikir panjang, Zidan pun membuka grup kelas seperti apa yang Jian katakan dan benar saja

"Sialan, ternyata bener. Plis waktu gue terbuang sia - sia cuma buat dengerin materi sejarah yang bikin ngantuk ini. Pengen bolos tapi takut dimarahin bunda. Hhh malesin banget deh" Kesal Zidan dengan raut wajah acak - acakan.


Triing triiing (bunyi bel jam istirahat :v)

"Baik anak - anak meskipun sudah bel, saya tetap lanjut mengajarnya ya. Kalian sudah baca pemberitahuan di grup kelas bukan?" Tanya bu yuri antusias sebelum mulai mengajar lagi.

𝗦𝗶𝗹𝗲𝗻𝘁 𝗕𝗼𝘆 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang