14. [ Meet ]

19.6K 2.3K 245
                                    

"Huaaaaa, papa tolong Nevan!!"

Bocah itu mengguncangkan kakinya berharap bisa lepas, tetapi cara itu tidak membuahkan hasil. Karena nyatanya, si remaja yang tidak lain adalah zefran begitu kuat mencengkram kaki adiknya.

"Ingin kemana huh? Kau sedang sakit tetap saja banyak tingkah. Lihatlah jidatmu itu yang masih tertempel plester demam."

"Nevan mau berenang~"

Kening zefran mengerut dalam. "Kau ingin tenggelam?"

Nevan tidak menjawab namun terus berusaha lepas dari belenggu zefran. "Lepas, abang. Lepas!"

"Astaga, bang Kevin lihat! Ada monyet!"

Seruan dari arah dalam rumah terdengar kencang dan tak lama kevan keluar dengan berlari. Wajah yang awalnya tersenyum tiba-tiba luntur seketika.

"Kau rabun jauh?" Tanya zefran.

Kevan menatap sinis adiknya. "Panggil aku abang."

Zefran mengangkat bahunya tidak peduli. "Panggil papa kesini."

Kevan mendengus jengkel. Zefran memang manusia yang tak tahu malu dan seenaknya menyuruh orang yang lebih tua. Meskipun kesal, ia tetap berbalik arah masuk kembali ke rumah untuk memanggil sang ayah.

Dirinya juga tidak ada niatan untuk bertanya alasan mengapa si bungsu bisa nangkring di atas pagar. Palingan jiwa setannya kembali kambuh seperti bertahun-tahun yang lalu.

"Turun." Perintah zefran dengan nada tajam.

"Bagaimana bisa turun jika bang zef menahan kaki Nevan."

"Kemari 'kan tanganmu."

Nevan menggenggam tangan zefran yang mengulur padanya. Setelah kakinya dilepaskan sang kaka, barulah ia berani turun dengan tangan yang tidak lepas dari genggaman.

Saat si kecil dekat dengan jangkauan, zefran langsung menarik tubuh pendek itu ke gendongannya. "Papa tahu kau keluar?"

Nevan menggeleng tanpa berani menatap wajah abangnya.

"Sudah ku duga."

Sementara itu di dalam rumah, Kevin menghentikan langkah cepatnya ketika hampir bertabrakan dengan Gerald yang menampilkan wajah panik.

"Pa--"

"Nevaniel hilang!" Potong Gerald cepat.

Kevan mengerjab pelan. "Dia--"

"Tidak ada waktu untuk berbicara, cepat cari adikmu!"

"Tapi--"

"Cepat cari, kalau dia sempat ke jalan raya bagaimana? Itu bahaya!"

Tubuh kevan sedikit oleng ketika Gerald mendorongnya kesamping. Rasanya seperti ia menjadi anak tiri saja. Selalu Nevan yang menjadi prioritas, tapi kevan tidak merasa iri sama sekali. Lagipula ia sangat bersyukur bukan dirinya yang menjadi bungsu, tidak bisa dibayangkan jika ia memakai popok, dot, pacifier dan setiap bulan bertemu dokter.

Kevan berbalik menatap Gerald yang mengambil kunci mobil. "Nevan tidak hilang, pa," Ucapnya malas.

"Kau mana tahu, tadi papa ke kamar mandi sebentar dan saat itu Nevan masih dalam pengaruh obat. Tapi saat keluar, anak itu sudah tidak ada di ranjang."

"Memang tidak ada di kamar. Tetapi dia sedang cosplay menjadi monyet di gerbang depan!"

"Hah?"

Bersamaan dengan itu, suara tangisan terdengar keras dari arah pintu utama. Terlihat zefran menurunkan seorang bocah dari gendongan remaja itu. Membiarkan si bungsu berlari ke arah Gerald dengan tangan yang dilebarkan.

NEOTEROS [ON GOING]Where stories live. Discover now