⸢ 5. Tuan Besar ⸥

283 62 4
                                    

Persephone disappeared while whinking at ◼◼◼.

[We'll meet again soon, our cute son.]

.

.

.

"Persephone!"

Pria berjas berantakan berlari ke arah wanita pirang yang tengah duduk di depan minimarket ditemani dengan seorang anak laki-laki berkaus hitam. Pandangan pria itu terfokuskan pada Persephone, tatapan khawatir yang langsung meneliti seluruh tubuh wanita itu.

Tangan kanan Persephone berdarah, ada goresan panjang yang akan membekas walaupun sudah diobati. Kedua tumit wanita itu penuh memar karena berjalan terlalu jauh dengan sepatu haknya.

"Hades, tunggu dulu." Persephone menahan tangan Hades yang terus memegang telapak tangannya yang dililit perban.

"Kita ke rumah sakit sekarang." Suara dingin itu menyeruak masuk ke telinga Persephone. Tubuh sedikit merinding mendengarnya karena jika Hades sudah berbicara dengan nada seperti itu padanya, maka dia tidak bisa melawan perkataan pria itu.

"Tidak, dia lebih membutuhkan pertolongan, aku mau mengobatinya tadi. Tapi dia terus menyuruhku menelponmu. Kita bawa anak ini juga ke rumah sa--eh? Ke mana dia?"

Persephone menoleh ke sampingnya dan tidak lagi menemukan anak lelaki yang bersamanya sejak tadi. Sedangkan Hades tidak mengindahkan perkataan Persephone. Dia segera melepas kedua sepatu hak wanitanya dan melempar sepasang sepatu itu ke tong sampah yang ada di dekatnya.

Dia mengangkat tubuh Persephone, membawanya ke mobil dengan perlahan.

"Hades."

"Keselamatanmu yang utama." Hades memutar stir mobilnya, membelokkan ke jalan menuju rumah sakit. "Aku akan memerintahkan orang lain untuk menolong anak itu."

"Ta-tapi bagaimana jika dia menghilang begitu saja? Tangannya penuh darah karena menolongku, dia juga berkali-kali menerima pukulan dari orang lain." Persephone berkata hati-hati begitu melihat tatapan dingin dari Hades. "Baik, aku akan diam."

Hades menghela nafas, dia menekan beberapa tombol di mobilnya dan sebuah sambungan telepon terhubung. Suara seorang pria terdengar dengan mengucapkan salam formal.

"Selamat malam, Tuan Besar."

"Periksa lokasi riwayat istriku dan periksa seluruh CCTV di sana. Cari seorang anak laki-laki berkaus hitam yang terluka." Tanpa basa-basi, Hades memberi perintah.

"Apa Nyonya belum ditemukan? Saya bisa mengirimkan beberapa pasukan tanbahan sekarang." Suara itu menjawab dengan penuh ketegasan. Namun, Hades segera menimpali keras.

"Lakukan apa yang sudah perintahkan."

Persephone ikut berbicara, menambahkan beberapa hal kepada lawan bicara mereka. "Briareus! Dia mengenakan seragam, tas berwarna hitam, juga kaus hitam. Tubuhnya terluka, dia punya luka di sudut bibirnya. Dia berada di sekitar perumahan, belum terlalu jauh."

Briareus, penerima telepon terdiam sejenak. Terdengar suara ketikan keyboard dan suara beberapa orang terdengar samar. Tak lama pria dibalik telepon menjawab Persephone. "Kami akan berusaha secepat mungkin, Nyonya. Saya sudah menyebarkan pasukan keamanan dan memeriksaan CCTV sesuai dengan titik yang diberitahu Tuan Besar."

Hades menekan tombol, mematikan saluran telepon. Pria itu berubah pikiran, dia memutar stir mobilnya dengan tajam dan meningkatkan kecepatan mobil di atas rata-rata. Mereka kembali ke rumah.

Rewrite Our Story : If The Scenario Never ExistedWhere stories live. Discover now