⸢ 9. Marga Yoo ⸥

295 54 4
                                    

“Aku sudah di depan cafe. Di mana kau?” Seorang gadis dengan pakaian serba hitam berhenti di depan sebuah cafe terkenal. Dia memegang ponselnya ke telinga lebih erat menunggu balasan dari lawan bicaranya.

“Tunggu sebentar di luar. Aku sedang di dalam cafe, pesananku hampir siap.”

Han Sooyoung menghela nafasnya kasar, dia bersandar di dinding cafe seraya melirik ke sana kemari. Jalanan Seoul ramai seperti biasanya walau jam sekolah belum berakhir, tentunya karena dia membolos hari ini.

Han Sooyoung mengangkat ponselnya yang masih tersambung dengan telepon seseorang. Menit sudah berganti menjadi 45.50. Selama itu dia sudah berhubung jarak jauh.

“Sooyoung-ah, beristirahatlah sebentar.”

Gadis berpakaian sekolah dengan blazer hitam mendatangi Han Sooyoung. Di tangannya ada 3 minuman yang dibawanya dari dalam cafe.

“Sangah, langsung saja beritahu aku.” Han Sooyoung membenarkan posisinya,  dia menepuk pakaiannya pelan. “Aku tidak punya banyak waktu lagi untuk menunggu.”

“Iya, aku tahu. Tunggu sebentar, minum ini dulu.” Sangah memberikan segelas lemon ade kesukaan Sooyoung. “Aku juga masih mencari informasi yang lebih akurat. Informasi terakhir yang aku dapatkan itu, Kim Dokja pergi ke Soedaemun. Itu kampung halamannya dulu.”

Sangah meminta Sooyoung memegang minumannya sedangkan dia membuka ponsel, mengotak-atik benda itu beberapa kali. Dia mengirimkan beberapa informasi ke ponsel Han Sooyoung, meminta gadis itu memeriksa semua informasi yang dia punya.

“Seodaemun? Aku bisa pergi sekarang.” Sooyoung pernah pergi ke sana beberapa kali, walau tidak terlalu menghafal jalan di sana. Dia mengenal beberapa tempat di sana.

Namun, tentunya Sangah tidak akan membiarkan Han Sooyoung pergi dengan sendirinya, dia menahan lengan gadis itu sebelum bergerak ke halte bus terdekat. “Tunggu! Ada cara lebih cepat untuk pergi ke sana.”

“Cara lebih cepat?”

Tin!

Sebuah mobil berhenti di hadapan mereka dan menurunkan kaca mobil. Sesosok lelaki bermata tajam menaikkan alisnya begitu menemukan seorang gadis yang tidak dia sangka.

Yoo Sangah tersenyum lebar, dia menunjuk lelaki itu dengan bangga.

“Yoo Jonghyuk bisa mengantarmu.”

“Apa?”

“Apa?!”

Yoo Sangah memberikan americano pesanan lelaki itu sebelumnya dan secarik kertas kepada Han Sooyoung.

Dengan gesit, Yoo Sangah membuka pintu di samping Yoo Jonghyuk dan mendorong Han Sooyoung masuk ke dalam. Tentunya Yoo Sangah langsung mendapatkan tatapan menghujat.

“Hm, aku rasa pergi berdua lebih baik. Aku tidak mau mendengar jika tiba-tiba di antara kalian ada yang terkena kecelakaan atau menghilang. Aku sudah mengirimkan alamat lengkap tempat beberapa kemungkinan Kim Dokja berada, lalu kertas itu berisi no telepon darurat jika kalian benar-benar tidak bisa menemukan Kim Dokja di manapun.”

Yoo Sangah memegang kepala sejenak, “Lalu aku akan tetap mencari informasi lebih akurat. Bertahanlah sebentar, jika aku sudah menemukan informasi lengkap. Aku akan langsung memberi tahu kalian.”

“...”

“Lalu, jangan berbuat yang membahayakan diri kalian.”

Hening.

Yoo Sangah tahu jika dia menyatukan dua temannya ini akan menjadi masalah. Tetapi, Yoo Jonghyuk tampak tak bisa protes.

“Ayolah, kawan-kawan. Bertahanlah, kalian tidak mau kehilangan Kim Dokja terlalu cepat bukan? Maka satu-satunya cara adalah mencari keberadaan cumi itu. Sampai jumpa, jangan lupa kabari aku jika kalian menemukan sesuatu.”

Rewrite Our Story : If The Scenario Never ExistedWhere stories live. Discover now