e·go

5 0 0
                                    

Gibran menghempaskan tubuhnya di kursi belakang mobil pribadi yang dikendarai supir menuju apartemen miliknya. Seharian ini dia bekerja di ruang studio miliknya di kantor Quartet Entertainment. Setelah jadwal tour untuk single terbaru mereka Gibs&Friends akan meluncurkan album baru. Jadi saat ini dia dan teman-teman satu grupnya sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan hal tersebut.

Tangan keyboardist itu memainkan ponselnya, membalas beberapa pesan, atau sesekali menggulir media sosial melihat interaksi antar penggemar Gibs&Friends. Sampai sekelebat ingatan membuat Gibran menaikkan alis kemudian tampak memikirkan sesuatu. Dia pun segera membuka kontak di HPnya untuk menghubungi seseorang.

"YOOOOOOO GIBI GIBS GIBI GIBS YOOO"

Suara bersemangat dari ujung sambungan setelah nada dering terhubung menjadi sambutan untuk Gibran. Dia menggeleng pelan merasa heran karena tidak menyangka bahwa orang yang dia hubungi akan menjawab teleponnya selarut ini dengan suara khasnya yang ceria.

"Gue ganggu ga?"

"Yailah bro engga lah, gue malah berasa mimpi ngapain nih mega bintang tengah malem telepon rakyat biasa kek gue wakakka"

Gibran tersenyum tipis seolah lawan bicaranya bisa melihat responnya itu. Hasbi adalah sahabat Gibran sejak berada di sekolah menengah pertama. Saat waktunya mereka berpisah ketika Gibran lulus dan langsung masuk sebagai trainee di Quartet Entertainment hubungan mereka pun masih terjalin dengan baik. Hasbi adalah teman sebaya yang akan Gibran temui begitu dia mendapat jatah libur dari pelatihannya.

"btw congrats ya konser lu kemarin pecah banget, ini lo lagi santai dong?"

"enggaaa gue baru garap album baru"

"OMEEE gue kalau ga setia kawan mah selalu bisa leak projek Gibs&Friends. Ini lu telepon gue cuma mau kasih tahu info itu?"

"Gue kangen sama lo"

"NAJIS. Sorry sob gue masih doyan sama yang ada rahimnya" Hasbi mengumpati pernyataan Gibran yang diucapkan dengan begitu santai, mendengar respon sahabatnya membuat Gibran terkekeh. Bagi Gibran dia serius mengatakan bahwa merindukan sahabatnya itu karena rutinitasnya sebagai bintang panggung membuatnya harus merelakan beberapa kegiatan yang dia sukai salah satunya nongkrong dengan Hasbi.

Kini Gibran sudah berada di basement apartemen menuju lift ke lantai unitnya. Menelepon Hasbi sahabatnya itu selalu mengasyikkan. Hasbi yang akan mendominasi pembicaraan dengan bercerita banyak hal juga tak kehabisan topik membangun obrolan. Hal itu membuat Gibran dengan gemerlap dunia hiburannya menjadi merasakan rehat dengan berinteraksi dengan teman sebayanya, sahabatnya sejak dulu.

"Tapi ya Gib lo yang ga pernah kena rumor kencan tu rawan kena desas-desus punya skandal sama seperbatangan tau ga. Apalagi image lu yang dingin banget kalau pas ada interaksi sama idol cewek"

"lu percaya?"

"HAhahaha kalau gue bukan temen lu dari smp mah kayaknya bakal bodo amat dan percaya aja sih"

Mendengar penjelasan Hasbi membuat Gibran menghentikan langkahnya menuju ke arah pintu unit apartemennya. Menunggu sahabatnya melanjutkan ucapan.

"Berhubung dulu waktu SMP lu udah bucin banget sama satu cewek bahkan sampai bertahun-tahun setelahnya jadi yaa WAIT WAIIIT ini lu berubah serong gara-gara ga bisa dapetin satu cewek itu???" nada terkejut penuh tuduhan Hasbi membuat Gibran meradang.

"HEH APAAN SIH LU HAS" Gibran melotot tak terima seolah di depannya ada Hasbi yang siap dia telan dengan tatapan dari mata kucingnya.

"ya abisnya ini bahasan kita kayak gini, eh tapi lu beneran belum pernah pacaran? masih gagal move on dari tu cewek?"

That Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang