03

1.3K 135 0
                                    







.



.


.






Jisung bangun tidur jam 6 pagi dan bersiap-siap untuk memulai hari pertamanya bekerja di mansion milik keluarga Zhong ini.

Dengan cepat ia membersihkan diri dan memakai seragamnya, ia lalu keluar kamar dan langsung menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi untuk anggota keluarga Zhong.

Setelah dilihat-lihat kembali, tidak ada koki yang dipekerjakan disini. Hanya ada beberapa pelayan yang ditugaskan untuk merawat taman bunga, membersihkan isi mansion dan yang bertugas menjaga keamanan mansion di balik gerbang dan di pintu masuk mansion yang tempo hari ia lihat punya wajah garang.

Irene kan tidak bisa memasak, jadi mungkin alasan lain ia dipekerjakan disini adalah untuk menjadi koki pengganti koki terdahulu yang mengundurkan diri. Begitu pikir Jisung.

Tangan panjangnya menjangkau lemari makanan tempat ia meletakkan sisa bahan makanan kemarin malam. Sedikit, tidak cukup untuk tiga orang ditambah dirinya.

Ia melangkah menuju kulkas besar yang berada tak jauh dari dirinya berdiri. Jisung mengernyit bingung dengan isi di dalam kulkas itu. Banyak kantong plastik berisi cairan berwarna merah yang ia tak tahu itu apa memenuhi setiap rak disana. Ia tak menemukan sayur, daging ataupun bahan makanan lain di dalam sana.

'Apa ini jus tomat? Apa keluarga Zhong vegetarian?' batin Jisung.

Asyik dengan tebak-tebakannya ia tak menyadari bahwa ada seseorang yang sudah berada di belakangnya sedang bersedekap dada menatap punggung Jisung yang menutupi separuh isi kulkas.

"Apa yang kau lakukan disana? Minggir."

Jisung reflek menoleh ke belakang dan membungkuk saat tahu orang di depannya ini adalah si tuan muda.

"Maafkan saya tuan muda."

Chenle berdecih dan membuka kembali kulkas itu, meraih sekantong plastik berukuran sedang dan mencari keberadaan pisau di meja pantry.

"Jangan hanya bengong disana. Temui mama di taman depan." ucap Chenle tanpa menoleh ke arah Jisung yang enggan untuk bergeser dari posisinya semula. Aura gelap menguar dari tubuh sang tuan muda hingga yang dapat Jisung lakukan hanyalah berdiam diri dengan kedua tangannya bergetar tanpa sebab.

"Kau mendengarkanku tidak?"

Seruan kedua kalinya dari Chenle menyadarkan Jisung dari keterdiamannya. Ia langsung bergegas pergi dari sana dan menuju taman yang Chenle maksud.

Dari balik jendela dapur yang berhadapan langsung dengan taman depan ia melihat Jisung yang menghampiri ibunya dengan nafas ngos-ngosan.

Pupil matanya berubah warna saat cairan merah itu membasahi kerongkongannya. Ia mengusap sudut bibirnya yang menyisakan sedikit sisa minumannya di sana. Bibir plum itu menyeringai tipis saat ide menyenangkan terlintas di benaknya.

'Mengerjai anak itu sedikit tidak apa-apa kan?'





***





"Jisungie kenapa lari-lari?" tanya Irene melihat Jisung yang tengah mengatur nafasnya yang ngos-ngosan akibat berlari.

"Tidak apa-apa nyonya, apakah saya terlambat?" ucap Jisung ketika nafasnya kembali normal. Irene mengibaskan tangannya ke depan wajahnya.

"Kamu ini ada-ada saja. Memangnya saya guru BK yang akan menghukummu jika terlambat?"

Kekehan ringan dari Irene mampu membuat rasa takut akibat kejadian di dapur tadi perlahan menghilang. Ia tersenyum canggung dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Different [ChenJi]✓Where stories live. Discover now