Ungkapan

232 15 8
                                    

Welcome back dicerita Parelthon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Welcome back dicerita Parelthon.

Melihat antusias kalian jadilah aku memulai kembali cerita ini.

Ada beberapa cerita lain yang sedang aku siapkan. Aku juga ada buat AU kalo kalian mau baca boleh ke instagram aku @wattpadrar_




Selamat membaca🐻

G

ibran baru saja keluar dari ruangan Pak Dicky setelah mendiskusikan beberapa kepentingan basket. Salah satunya tentang pemilihan calon ketua baru yang akan diselenggarakan sebentar lagi karena masa jabatannya akan selesai. Hal itu sontak membuat Gibran bernapas lega. Basket adalah kecintaannya tapi dia tidak gila jabatan. Toh, menjadi ketua basket tidak semudah itu baginya. Gibran harus memiliki keunggulan dan belajar lebih gesit agar bisa memberikan yang terbaik untuk tim dan sekolahnya.

Lelaki itu menutup pintu ruangan Ak Dicky lalu kembali melanjutkan langakah. Selasar sekolah terlihat sepi karena sebagian murid sudah kembali ke rumah masing-masing.

Namun, pandangan Gibran teralihkan pada gadis yang tengah berdiri menyender di tembok sembari celingak-celinguk. Setelah melihat keberadaan Gibran, gadis itu langsung melambaikan tangannya.

"Kak Gibran!" panggil Aileen.

Gibran tidak menggubrisnya dan tetap berjalan santai melewati Aileen seolah tidak ada siapapun disana. Kedua tangannya berada di saku seragam. Kepalanya sedikit mendongak dengan pandangan lurus.

Aileen yang melihat sikap Gibran berbeda dari biasanya mengerutkan kening. "Kak, tunggu! Ish, dipanggil juga!" serunya sembari mengejar langkah Gibran yang cukup besar.

"Kak, tunggu ih. Ai---"

Saking fokusnya mengejar Gibran. Aileen sampai tersandung kakinya sendiri dan berakhir jatuh ke lantai dengan naasnya. Gadis itu merintih, hendak memaksa diri untuk kembali bangun.

"Ngapain sih lo?" tanya Gibran dingin. Tatapannya menusuk manik belo milik Aileen.

"Jatuh, Kak. Ini gak lihat aku nyungsrek kaya gini?" Aileen mendengus sebal.

Gibran merotasikan matanya malas. Memperhatikan kaki Aileen yang masih lebam. Ah, dia jadi ingat kalau Aileen terkilir saat camping.

"Senang banget jatuh. Punya kaki dipakai yang bener!"

"Kakak tuh! Bukannya bantu malah ngomel, ini kaki aku sakit!"

"Ngerepotin!" seru Gibran.

Meski merasa kesal dengan gadis didepannya Gibran akhirnya memutuskan untuk membantu Aileen.

"Pelan-pelan."

Aileen mengangguk, menerima bantuan Gibran. Mereka berdua berjalan dengan Gibran yang memapah Aileen dengan sabar meskipun gadis itu terus merintih kesakitan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Parelthon [ON GOING]// HIATUS Where stories live. Discover now