Berantem

3 1 0
                                    

Mungkin, aku adalah satu-satu seseorang yang tidak akan menyerah padamu dan akan selalu sabar menghadapi sikapmu bahkan setelah kau berkata ingin pergi dariku.

Salsabila kaget ketika mendengar ketukan pintu disaat tidak ada siapapun dirumahnya. Ia yang masih menggunakan piyama, berjalan menuju pintu depan dan terkejut ketika melihat seseorang yang berdiri di hadapannya, sudah rapi memakai hoodie hitam, celana pendek selutut dan topi hitam.

"Ngapain lo kesini? Untung dirumah gak ada kakak, kalo ada dia gue udah pasti kena marah apalagi lo, jangan buat dia berpikir macem-macem, ya?"

David malah terkekeh. "Slow aja dong, gue mau nagih utang lo sama gue."

"Emang iya? Emang gue punya utang gitu sama lo? Berapa?!"

"Bukan utang itu, tapi utang janji."

"Emang gue punya janji apa sama lo?"

"Yaudah, gak nyuruh gue masuk dulu nih?"

"Eits!" Salsabila mendorong dada David ketika lelaki itu hendak masuk ke dalam rumahnya.

"Di rumah gue lagi gak ada siapa-siapa, gak bisa gue biarin lo masuk!"

"Kasih gue minum dulu kek setidaknya, seret nih."

"Yaudah, tunggu disini sekalian gue siap-siap."

"Yes! Oke baby."

Salsabila merotasikan bola matanya, menutup pintu rumahnya.

Selama menunggu Salsabila bersiap-siap, David duduk di kursi yang di sediakan di teras rumah seraya memainkan ponselnya.

Tak lama kemudian, Bulan melewat di depan rumah Salsabila ketika lelaki itu pulang dari mesjid, sehabis sholat shubuh.

Bulan tak sengaja melihat David yang duduk di teras rumah kekasihnya.
Raut mukanya seketika berubah kesal, ia marah, ia kesal, ia cemburu. Berbagai pertanyaan berdatangan.

"Mau ngapain sih tuh cowok belagu di depan rumah Salsabila?!"

Amarahnya bertambah ketika melihat Salsabila keluar dari rumahnya berpakaian hoodie coklat, training abu dan hijab hitam.

"Mau lari kemana?"

Bulan menyipitkan kedua matanya. "Lari? Oh jadi mereka mau jogging tanpa minta izin ke gue?!"

Bulan melangkah pergi dari sana dengan menahan emosi yang sudah meluap.

...

Semarah apapun Bulan terhadap gadis itu, Bulan tak pernah berani memarahinya apalagi membentak seperti yang dilakukan lelaki lain ketika marah kepada wanitanya. Ia bukan tipe cowok temprament seperti itu karena ia ingin menjadi yang paling sabar dalam menghadapi Salsabila.

Pagi ini ia belum mendapatkan sebuah pesan dari Salsabila. Namun ia melihat postingan gadis itu.

 Namun ia melihat postingan gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang