01 - Friendly Boyfriend

7 0 0
                                    

1. Friendly Boyfriend

Tahun ajaran baru telah dimulai. Saatnya para siswa untuk kembali menimba ilmu. Rina Sahara, gadis cantik dengan langkah yang malas berangkat menuju sekolah barunya—SMA Garuda. Perlahan, kendaraan beroda dua itu menjauh dari pekarangan rumahnya.

Lima belas menit kemudian, Rina telah sampai di parkiran sekolah. Setelah memarkirkan motornya dengan benar, bergegas Rina menuju papan pengumuman untuk mengetahui di mana letak kelasnya.

"Hmm, X IPA 1," ujar Rina setelah dia mengetahui di mana letak kelasnya.

Sekolah ini terdiri atas tiga lantai. Lantai pertama untuk kelas XII dan ruang guru. Lantai kedua untuk kelas X dan XI, serta terdapat beberapa laboratorium. Lantai ketiga berisi perpustakaan serta sebuah pendopo yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar pula. Untuk setiap lantainya, terdapat dua kamar mandi laki-laki dan dua kamar mandi perempuan. Ada juga sebuah taman, tempat parkir, kantin, dan lapangan olahraga yang terletak di belakang gedung sekolah. Di depan gedung sekolah juga terdapat sebuah lapangan yang biasa digunakan untuk upacara bendera.

Rina telah sampai di kelas X IPA 1. Di sana, sudah ada Fani, sahabatnya sejak TK (Taman Kanak-Kanak).

"Rin! Sini, duduk sama aku!" teriak Fani kepada Rina.

Mereka duduk di larik ke tiga dari depan, di pojok kiri dari pintu masuk. Di kelas ini, terdapat empat baris meja. Setiap baris terdapat enam larik meja.

Pukul 07.00 WIB bel masuk berbunyi, disusul dengan pengumuman seluruh siswa harus segera berbaris di lapangan upacara guna melaksanakan upacara wajib hari Senin. Barisan upacara disusun berdasarkan tiap kelas, dengan dipisah antara laki-laki dan perempuan.

"Untuk amanat, istirahat di tempat grak!" seru pemimpin upacara ketika masuk bagian amanat.

"Selamat pagi Anak-Anakku Tercinta! Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu. Saya ucapkan selamat datang di SMA Garuda untuk Siswa-siswi kelas X, dan selamat datang kembali untuk Siswa-siswi kelas XI dan XII. Saya harap, kalian tidak bosan melihat ketampanan saya." Sontak saja pidato tersebut memicu kekehan geli para peserta upacara.

"Saya memang tampan loh, kalau nggak percaya tanya saja istri saya." Begitulah Pak Tono, seorang kepala sekolah yang sangat humoris. Tak hanya itu, ia juga sangat royal kepada siapa pun, baik guru maupun siswa. Sangat menyenangkan bukan jika kita mempunyai kepala sekolah seperti Pak Tono ini?

Setelah upacara selesai, para siswa kembali ke kelas masing-masing.

"Gila! Lucu banget ya Pak Tono. Sumpah ya, ini tuh satu-satunya upacara yang nggak ngebosenin. Kalau kek gini, upacara tiap hari aku juga mau. Apalagi petugas upacaranya ganteng-ganteng, waah gila! Rasanya pen meninggoy," cerocos Fani tanpa jeda hingga rasanya telinga Rina akan meledak.

"Eh, tadi kamu lihat nggak sih pleton bagian kanan, itu bukannya kak Devan yang satu SMP sama kita?" lanjut Fani sembari memberi pertanyaan kepada Rina.

"Nggak tahu, nggak lihat." Singkat, padat, jelas. Oke, Rina memang sejutek itu, tapi ketahuilah, meskipun Rina sangat jutek, ia sangat peduli kepada orang tersayangnya. Contohnya seperti dulu, saat itu Rina baru saja tiba di Bali untuk melakukan liburan. Ia bahkan baru turun dari pesawat, tetapi ia langsung memesan tiket pulang karena mendapat kabar bahwa Fani masuk rumah sakit akibat keracunan.

"Ah, kamu mah gitu. Padahal kalau beneran itu Kak Devan, berarti kalian jodoh. Aku tebak nih ya, kalau Kak Devan tahu kamu sekolah di sini, pasti dia bakal kejar-kejar kamu lagi kaya dulu. Yakin aku mah!"

"Sok tahu!" ketus Rina.

"Lihat aja nanti. Kalau kalian sampai jadian, nanti boneka gajah kamu buat aku ya!"

Kringg ... kringg ... kringg ....

Bel masuk berbunyi. Berhubung ini hari pertama masuk, maka tidak ada pembelajaran. Kelas XI dan XII diisi dengan pembagian LKS, sedangkan kelas X diisi dengan MPLS (Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah). MPLS ini dilaksanakan selama seminggu dengan bimbingan anak OSIS.

Anggota OSIS SMA Garuda berjumlah 30 orang, 10 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Dalam MPLS, anggota OSIS dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok membimbing jurusan IPA dan yang satunya membimbing jurusan IPS. Di SMA Garuda ini hanya ada dua jurusan, yaitu IPA dan IPS. Untuk jurusan IPA, MPLS dipimpin oleh Devan, sedangkan jurusan IPS dipimpin oleh Arga.

"Pengumuman! Untuk siswa X IPA diharapkan segera ke pendopo dan X IPS ke lapangan olahraga. Saya tunggu lima menit!"

Pengumuman dari pengeras suara yang dipasang di tiap kelas terdengar sangat jelas, para siswa kelas X pun bergegas menuju tempat yang diperintahkan. Sementara itu, untuk siswa kelas XI dan XII sudah dipulangkan setelah pembagian LKS. Hanya ada beberapa guru, anak OSIS, dan siswa kelas X yang masih berada di sekolah.

Seluruh siswa kelas X IPA telah sampai di pendopo. Di sana sudah ada 15 anggota OSIS, salah satunya adalah Devan yang akan memimpin MPLS jurusan IPA.

"Halo Adik-Adikku Sayang! Masih semangat?" sapa Devan dengan semangat setelah sebelumnya peserta MPLS sudah dibariskan dengan rapi.

"Masih, Kak." Dengan semangat pula para peserta menjawab sapaan Devan.

"Oke, sebelumnya perkenalkan nama saya Devan Prakarsa. Bisa dipanggil kak Devan, tapi kalau mau panggil sayang juga boleh. Senyaman kalian aja ya Baby." Tak hanya kepala sekolah, siswa di sini pun banyak yang humoris. Salah satunya Devan, dia ini adalah siswa yang sangat friendly. Devan tidak membeda-bedakan dalam berteman, entah itu dengan kakak kelas, teman seangkatan, maupun adik kelas.

"Tuh, Rin, boleh panggil Kak Devan Sayang," bisik Fani.

"Najis!" Entah karena suara Rina yang terlalu keras atau karena tidak ada yang sedang bersuara, perkataan Rina terdengar sangat jelas hingga mengundang toleh puluhan pasang mata. Mereka mengira Rina tengah mengatai Devan.

"Hei, kamu! Maksudnya apa berbicara seperti itu?" tanya salah satu anggota OSIS yang bername tag Ajeng dengan nada sedikit membentak.

"Mampus," batin Rina.

"Eh, anu, Kak, itu Rina enggak ngatain Kak Devan kok. Itu tadi kita lagi ngobrol," jawab Fani dengan sedikit gugup.

"Bagus ya, malah ngobrol berdua!" geram Ajeng.

"Udah, udah. Kali ini kalian nggak kita hukum. Tapi kalau lain kali keulang lagi, siap-siap terima hukuman ya, Cantik," sanggah Devan agar tidak terjadi keributan.

"Hmm, masih sama seperti dulu," batin Rina.

"Baik, kita lanjut ya. Untuk hari pertama kita tidak ada kegiatan. Di sini, saya hanya akan menginformasikan untuk MPLS besok. Silakan untuk besok kalian memakai seragam olahraga SMA Garuda. Kita akan mengadakan lomba selamat datang. Untuk atribut lainnya akan diinformasikan di grup. Kak Bela, tolong berikan kertas daftar nomor telepon. Silakan kalian tulis nomor kalian di kertas itu, nanti buat dimasukkan di grup MPLS," papar Devan dengan jelas.

***

To be continued

Friendly BOYFRIENDWhere stories live. Discover now