MSPT-1

14.6K 106 3
                                    

Sebuah Lamborghini Huracan berwarna merah terparkir di depan sebuah rumah bergaya eropa yang berada di Manhattan. Lelaki itu keluar dari mobil dan menyerahkan kunci mobilnya kepada salah satu staf yang ada di sana. Kedua kakinya melangkah dengan tegas menginjak anak tangga yang terbuat dari marmer berwarna hitam yang menghubungkan pintu utama rumah ini. Kedua tangan besarnya membuka pintu utama yang ukurannya dua kali lipat darinya.

Dia tertegun ketika melihat seorang gadis yang berdiri di tengah ruang tamunya dengan memakai body cone mini dress yang sangat mencetak tubuh cantiknya dengan indah. Apalagi warna dress yang digunakan oleh wanita itu berwarna hitam membuat kulit putihnya sangat terlihat jelas olehnya.

Dia meneguk ludahnya ketika pandangan mereka bertemu. Kedua mata hijaunya tidak bisa memutuskan tatapannya kepada bahu putih yang tidak tertutup apa pun itu.

"Olivia!" Itu suara anaknya, David.

David menghampiri gadis itu dan menepuk bahu polosnya dengan santai. Kedua mata hijaunya menatap lelaki itu dengan memamerkan senyuman lebarnya.

"Dad!" panggilnya dengan suara melengking membuat gadis itu berbalik ke belakang.

Lelaki itu kembali terdiam ketika menatap kedua mata biru milik gadis itu. Indah. Apalagi dengan rambut pirang panjangnya yang sangat cantik.

David menarik gadis itu dan mendekat kepadanya. "Kenalkan ini temanku namanya Olivia."

"Oliv kenalkan ini Daddy aku namanya Elliot Smith."

"Oliv." Gadis itu mengulurkan tangannya dan dijabat oleh Elliot dengan baik.

Lelaki itu tersenyum tipis ketika merasakan tangan gadis itu yang sangat halus bahkan lelaki itu tidak langsung melepaskannya jika saja David tidak memberikan kode dengan dengan batuk bohongannya agar tangannya lepas dari tangan indah gadis itu.

"Mami sudah menunggu Daddy di belakang."

David menggenggam tangan gadis itu dan mengajaknya untuk mengikuti langkahnya. "Ayo, sebentar lagi aku akan meniup lilin."

Elliot hanya bisa menatap David dan gadis cantik itu dengan diam. Jika saja lelaki yang sedang menggenggam tangan itu bukan anaknya dia bisa pastikan dia akan menghajarnya karena sudah berani menyentuh gadis yang sudah menarik perhatiannya.

Lelaki itu berjalan menuju taman belakang dengan masih memakai jas hitam kantornya. Hari ini adalah Hari ulang tahun David yang ke dua puluh tahun. Anak itu menginginkan pesta yang besar dan mengundang teman-temannya. Sebagai ayah yang baik tentu saja dia mengabulkan semua keinginan anaknya.

"Hai, honey," ucap Jessica istrinya. Wanita itu menggunakan maxi dress berwarna hitam yang panjangnya menutupi sampai mata kakinya.

Wanita itu mengecup bibir lelaki itu dengan kecupan ringan dan mempersilahkannya untuk berdiri di sampingnya. Dari sini dia bisa melihat anaknya sedang berdiri di depan sana dan meniup lilinnya dengan perasaan senang. Suasana pun menjadi ramai apalagi dengan musik yang diputar dengan keras.

Kedua mata hijaunya tidak bisa lepas dari gadis cantik itu. Oliv di tengah sana sedang bergerak dengan sensual membuat Elliot menggigit bibirnya dengan erat.

Sial, dia ingin sekali bergabung bersama dengan gadis itu.

"Sepertinya aku duluan ke kamar. Kau mau ikut?" tanya Jessica. Wanita itu memang sudah terlihat sangat mengantuk. Apalagi sedari tadi sudah menguap.

"Kau saja duluan. Aku akan menunggu di sini," jawab lelaki itu dan membiarkan istrinya menjauh darinya.

Suatu ide melintas dari otaknya, dia segera menyuruh pelayan yang ada di sana untuk mematikan listrik rumah ini. Pelayan itu tentu saja mengikuti perintahnya dan lelaki itu juga mengatakan agar tidak mengatakan kepada siapa pun bahwa ini adalah idenya. Ketika listrik padam semua menjerit, Elliot pun segera melancarkan aksinya dengan berjalan ke tengah-tengah dan segera menarik tangan gadis itu.

"Siapa ini!" jerit gadis itu ketika lelaki itu bawa ke pojok ruangan dekat tangga.

Lampu kembali menyala dan gadis itu bisa melihat dengan jelas siapa yang telah membawanya.

"What are you doing?" tanyanya kepada lelaki itu. Gadis itu terbelalak ketika melihat ayah David yang telah menariknya.

Lelaki itu tidak menjawab pertanyaan gadis itu dia mendekatkan wajahnya kepada gadis itu dan menghirup aroma yang keluar dari napas segar wanita itu. Elliot semakin mendekatkan tubuhnya meski pun tangan mungil gadis itu menahan tubuhnya agar tidak semakin mempersempit jarak mereka.

Elliot tidak bisa menahan gairahnya. Bibir tebalnya melumat bibir mungil itu meski pun ada penolakan dari si pemilik tubuh. Kedua tangannya menahan tangan mungil itu dengan menempatkannya di atas kepala gadis itu.

Kedua mata biru itu berkaca-kaca terkejut dengan tindakan lelaki itu. Dia dengan segenap kekuatannya sudah berusaha untuk keluar dari kungkungan tubuh kekar itu hanya saja usahanya sia-sia apalagi tangan besar itu sudah merengsek masuk ke dalam dress mininya. Memijat dengan keras payudaranya membuat gadis itu mendesah dengan keras.

Bibirnya di bungkam oleh tangan besar itu ketika mendengar suara David yang memanggil namanya.

"Jangan berteriak! Kau akan menyesal jika melakukan hal itu," ancamannya kepada Olivia.

Gadis itu menganggukkan kepalanya ketika David menjauh dari sana lelaki itu kembali melumat bibirnya dengan brutal membuat gadis itu mencengkram kemeja lelaki itu dengan erat.

"Kau sudah membuatku gila Olivia. Aku akan memilikimu," ujar lelaki itu sembari memperbaiki dress yang dipakai oleh gadis itu.

"Jangan membuat semua orang curiga. Jika David datang kau kebingungan setelah dari toilet. Mengerti?"

Gadis itu menganggukkan kepalanya kemudian bahunya dirangkul oleh lelaki itu.

"Dan bilang jika kau bertemu dengan aku di sana, dan dengan baiknya aku memberitahukan jalan keluarnya."

Gadis itu kembali menganggukkan kepalanya. Menuruti semua perintah lelaki itu.

"Kau kemana saja?" tanya David dengan pandangan khawatir karena tadi setelah lampu menyala gadis itu menghilang.

"Aku tadi dari toilet dan ketika mau kembali ke sini aku lupa jalannya, lalu aku bertemu dengan Daddymu dan dia menunjukkan jalan keluarnya dengan benar."

David menatap Daddynya. "Thanks Dad."

Kemudian dia merangkul bahu gadis itu dengan santai. "Ayo aku antar kau dan Pricilia pulang. Sudah tengah malam, Mami shofia pasti khawatir."

Gadis itu menganggukkan kepalanya kemudian menghela napas lega karena dia akan berjauhan dengan Elliot.

"Bukannya tadi aku melihat kau meneguk wine David? Tidak baik menyetir dalam keadaan mabuk," ujar Elliot sambil berjalan mendekati anaknya.

"Sebaiknya aku saja yang mengantar mereka berdua," sambungnya.

David terdiam kemudian setuju dengan ucapan ayahnya. Dia hanya meminum seteguk tapi dia takut jika itu akan membahayakan nyawa kedua temannya.

"Kalau begitu biar Daddy aku saja yang mengantar kalian berdua."

Gadis itu mencengkram tangan David dengan erat. "Kau tidak mabuk, lagi pula hanya seteguk."

"Meski pun seteguk itu akan mempengaruhi kesadarannya. Lagi pula aku tidak akan menculik kalian berdua."

Kecuali Olivia. Dia akan mengunci gadis itu di mobilnya sampai dia mendengar desahannya yang merdu.

MENJADI SIMPANAN PRIA TUA [PINDAH KE CABACA]Where stories live. Discover now