37

10.9K 797 7
                                    

"Papa, kenapa paman jelek ini ada di kamar kita" itulah pertanyaan yang pertama keluar dari anak yang berusia lima tahun itu. Ozy yang baru saja masuk ke dalam kamar miliknya itu mendengus.

"Heii bocah, asalkan kau tau kamar ini adalah kamar milikku" ucap Ozy seraya menatap Juan bercacak pinggang.

"Papa Paman jahat ini membentak ku!!" Denis yang mendengar teriakan anaknya itu menggelengkan kepalanya, Denis berjalan mendekati Ozy yang masih menatap tajam Juan dan Juan yang juga menatap tajam Ozy. "Keknya hidup gue bakal lebih berat dari sebelumnya" batin Denis.

"Abang berganti saja dulu" Ozy mengambil alih baju yang Denis serahkan kepadanya, Ozy merapatkan tubuhnya ke arah Denis.

"Iya dek" Ozy mengecup sekilas bibir Denis dan belari begitu saja ketika mendengar Juan yang berteriak.

"PAPA"

Denis yang masih mencerna apa yang telah terjadi itu tersadar ketika sang anak datang mendekati dirinya. Denis menatap Juan yang menangis seraya memeluk kakinya, Denis tersenyum lembut.

"Anak papa kenapa menangis hmm?" Denis menggendong Juan dan melangkah menuju ke tempat tidur. Denis membaringkan tubuh kecil Juan dan ia berbaring di sebelah anaknya itu.

"Hiks Paman itu menyakiti Papa" Denis tersenyum ketika mendengar balasan dari Juan.

"Tidak, dia tidak menyakitiku" ucap Denis seraya mengelus lembut kepala Juan, tangis Juan berhenti dan memilih diam menikmati elusan dari sang Papa.

"Juan ingin tau sesuatu?" elusan di kepala Juan terhenti, Denis menatap anak kesayangannya itu lembut.

"Apa itu Papa?" tanya Juan seraya menatap Denis dengan tatapan polosnya.

"Sayang" sebelum Denis menjawab, Ozy lebih dulu memanggilnya. Juan kini mulai melindungi Denis dari Ozy, Ozy yang melihat itu kembali menatap tajam Juan sedangkan Juan membalas tatapan tajam Ozy.

"Huhh, apakah kalian bisa duduk berdampingan dan dengarkan aku berbicara sebentar saja?" ucapan yang penuh penekanan itu membuat keduanya menatap takut ke arah Denis, dan dalam sekejap keduanya duduk bersila di atas tempat tidur dengan Denis yang bersandar di headboard.

"Juan, kau tau kan kalau Papa yang melahirkan mu?" Juan mengangguk dan Ozy menatap Juan tak percaya, Ozy tak percaya karena mana mungkin bocah ingusan seperti itu mengerti. dia anak mu loh Zy

"Mungkin nantinya kau mengerti dan untuk saat ini kau harus paham jika Papa itu ibu bagimu" Juan kembali mengangguk, sedangkan Ozy lebih memilih untuk diam.

"Juan tau, teman-teman Juan bilang kalau Juan itu anak aneh" Ozy yang mendengar itu seketika menatap anaknya.

"Siapa yang mengatakan itu?" tanya Ozy, kini raut wajah yang biasanya membuat Juan marah itu berubah membuatnya takut.

"Abang tenanglah" ucap Denis seraya menggenggam tangan Ozy yang berada di depannya.

"Kenapa Juan di sebut aneh?" tanya Denis seraya menatap Juan lembut untuk menenangkan anaknya yang takut karena Ozy yang mengeluarkan aura tak mengenakkan.

"Karena Juan lahir dari rahim laki-laki, dan mereka bilang-" Juan tak melanjutkan ucapannya karena ia melihat tangan Ozy yang mulai terkepal dan menimbulkan urat-urat di sana.

"Lanjutkan" ucap Ozy dengan nada datar dan penuh penekanan.

"M-mereka bilang sama Juan kalau Papa Juan gak normal" Ozy semakin di buat emosi, siapa yang berani mengata-ngatai anak dan calon istrinya itu.

"Siapa namanya?" tanya Ozy datar dan semakin membuat Juan takut.

"H-hendra" jawab Juan takut.

"Tidak ada seorangpun yang boleh mengata-ngatai anak dan istriku" Ozy beranjak dari duduknya dan segera menyambar handphone yang berada di atas nakas. Dengan segera Ozy menelpon salah satu kepercayaannya.

"..."

"Cari nama bocah ingusan yang bernama Hendra"

"..."

"Satu sekolah dengan anakku"

"..."

"Besok pagi dia sudah ada"

"..."

"Akan ku cincang kau jika telat sedetik"

"..."

"Hmm" sambungan telepon itu tertutup, Ozy menghela nafas berusaha menenangkan diri. Kini Ozy berbalik menghadap Juan dan Denis, Juan sedang menangis karena takut melihat Ozy. Ozy mendekati Denis yang masih berusaha menenangkan Juan, Ozy mengelus lembut kepala Juan.

"Tenanglah, aku akan melindungimu dan berjanji tidak ada lagi orang yang berani mengganggu serta mengata-ngatai mu. karena kau anakku" ucap Ozy seraya mengelus lembut kepala Juan, tangis Juan berhenti kini bocah lima tahun itu menatap Ozy dengan tatapan penasaran.

"Ingin menanyakan sesuatu?" tanya Ozy masih dengan menatap Juan lembut.

"Paman siapa?" tanya Juan dengan tatapan penasarannya, Ozy dan Denis saling tatap dan seketika tersenyum.

"Sayang kau tahukan kalau Papa adalah ibumu?" Juan mengangguk karena ia tahu itu, ia tahu karena penasaran.

"Bukankah jika ada seorang ibu, seorang ayah juga akan ada bukan?" Juan kembali mengangguk.

"Jadi Paman yang kau sebut jahat itu adalah Ayahmu" Juan kini menatap Ozy dengan tatapan tak terbaca, sungguh bocah itu bukan sembarang bocah pikir Ozy.

"Jadi Paman ini Ayah Juan?" tanya Juan seraya menatap Ozy, Denis mengangguk.

"Mulai sekarang panggil dia Daddy" Ozy tersenyum tipis dan Juan melihat itu.

"Daddy?" panggil Juan dan dengan reflek Ozy menjawab.

"Iya tuan muda" Juan tersenyum mendengar itu dan melepas pelukannya dari Denis. Juan merentangkan tangannya ke arah Ozy, untuk meminta agar Ozy menggendongnya.

"Yeyy Juan punya Daddy" pekik Juan senang, Denis yang melihat anaknya senang itu tersenyum bahagia. Pujaan hatinya kembali dan anaknya yang membutuhkan sosok ayah sudah terwujudkan.

"Sayang" panggil Ozy seraya menghapus air mata yang mulai membasahi pipi mulus pemuda kesayangannya itu.

"Papa kenapa menangis?" tanya Juan hawatir, kini ia tak menyalahkan Ozy.

"Papa senang melihat kalian seperti ini" balas Denis seraya menggenggam tangan Ozy yang berada di pipinya, Ozy mendekat ke arah Denis dan merangkul pinggang ramping pemuda itu menggunakan tangan kanan yang tadinya Denis genggam.

Juan yang berada di dalam gendongan Ozy itu memeluk leher Daddynya begitu juga Denis, pemuda yang lebih pendek itu memeluk kedua orang tersayangnya dengan penuh kasih sayang.

"Aku mencintaimu" ucap Denis lirih tapi Ozy dapat mendengarnya dengan jelas.

"Aku lebih mencintaimu, cintaku padamu tak akan berubah. Jika aku tak mencintaimu bunuh saja aku, aku tak ingin membuatmu menangis dan merasakan sakit hati" ucap Ozy seraya menatap manik Denis.

"Juan tak mengerti dengan apa yang Daddy katakan" ucapan bocah lima tahun itu membuat Ozy berdecih dan dengan segera ia mendapatkan jitakkan kasih sayang dari Denis.

"Juan tak mengerti dengan apa yang Daddy katakan" ucapan bocah lima tahun itu membuat Ozy berdecih dan dengan segera ia mendapatkan jitakkan kasih sayang dari Denis

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
What Is My Gender?[✓]Kde žijí příběhy. Začni objevovat