dandelion 4

425 56 7
                                    


Bagian 4 :

"Dorm 127"

ʕ·ᴥ·ʔ

Jaemin tidak jadi menghabiskan waktunya dirumah. Laki-laki itu justru dengan tiba tiba bertandang ke dorm 127.
Untungnya Haechan belum kembali ke dorm 127, jadi dia tidak perlu repot-repot di interogasi. Dorm 127 diisi oleh anggota unit NCT 127. Jaemin sangat jarang datang ke dorm 127 karena kebanyakan mereka akan berkumpul di dorm Dream yang luas dibanding dorm 127 dan dorm Wayv.

Johnny yang membukakan pintu cukup kaget saat mendapati Jaemin berdiri dengan lesu di luar dorm. Laki-laki itu langsung membawa Jaemin masuk dan menyuruh nya menunggu di ruang tengah selagi Johnny menyiapkan minuman. Namun Jaemin menolak.

"Hyung, Mark ada kan?" Tanya Jaemin saat melepas sepatunya.

"Ada, sepertinya di kamar." Jawab Johnny yang membantu memegangi tas Jaemin. Entah apa yang dibawa anak itu hingga tas Jaemin bisa seringan ini.

"Yasudah, aku izin ke kamar Mark saja ya Hyung." Ucap Jaemin dengan tangan yang mengadah meminta tas nya dikembalikan.

Johnny memberikannya, merangkul Jaemin kearah kamar Mark yang dekat dengan ruang tengah.

"Apa minuman nya aku antar ke kamar Mark saja?" Tanya Johnny lagi.

Jaemin menggeleng, bukan dia tidak menghargai tawaran Johnny tapi Jaemin benar-benar tidak ingin minum atau makan saat ini, daripada nanti dia menyakiti Johnny karena tak meminum dan buang-buang minuman. Lebih baik menolak.

"Tidak perlu Hyung. Maaf merepotkan mu."

"Ey, tidak repot sama sekali. Bersenang-senang lah. Jika butuh bantuan aku di ruang tengah ya." Ucap Johnny sambil menepuk pelan bahu Jaemin.

Jaemin mengangguk lalu memasuki kamar Mark yang untungnya tidak terkunci.

"Yak! Na Jaemin! Tidak bisakah ketuk pintu dulu? Kau mengagetkan ku! Jika aku sedang tidak pakai baju bagaimana?"

Jaemin terkekeh mendengar teriakan tertahan Mark. Jaemin pikir laki-laki itu sedang tidur ternyata sedang berkutat dengan komputernya.

"Salah mu tidak mengunci pintu. Lagian sekarang Hyung pakai baju kan." Ucap Jaemin sambil melempar tas nya keatas meja kosong di sudut kamar. Lalu duduk di atas kasur Mark.

Mark menghela nafas kasar melihat kelakuan salah satu adiknya itu, dengan malas Mark memutar kursi gaming nya menghadap ke arah Jaemin.

"Sendirian? Haechan mana?" Tanya Mark.

"Iya, sendiri. Haechan masih di dorm tadi pagi. Sekarang aku tidak tahu." Jawab Jaemin merebahkan diri dengan posisi menyamping kearah Mark.

Mark sedikit menggeser kursi nya maju agar bisa menggapai Jaemin. Tangannya mengusap lembut surai hitam Jaemin yang lembut.

"Kamu darimana memangnya?" Tanya Mark saat Jaemin menutup matanya karena usapan Mark membuat nya mengantuk.

"Rumah Mommy." Jawab Jaemin dengan mata yang masih terpejam.

"Ah, begitu ya." Respon Mark seadanya.

5 menit berlalu, Mark menghentikan usapan nya karena Jaemin sepertinya sudah terbang ke alam mimpi.

"Hyung, aku lelah. Resign saja ya? Aku punya uang kok buat bayar denda kontrak."

Mark sedikit kaget karena Jaemin tiba-tiba membuka mata dan bersuara, tapi lebih kaget karena ucapannya. Resign? Anak ini masih sadar kan? Tidak mimpi kan?

Dandelion (Serenity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang