Two

46 9 1
                                    

Hari ini Eric libur, tidak ada jadwal mata pelajaran baginya.

Sedangkan Jeno, pria itu juga dalam keadaan libur. Namun pria itu kini berada di kantor sang ayah. Menemani sang ayah dalam rapat.

"Tuan Djunanda, saya ingin mengajak anda makan siang di sebuah cafe milik istri saya, apa anda mau?"

"Tentu saja, Jeno apa kau akan ikut." Tanya tuan Djunanda pada anaknya.

"Tentu ayah."

Mereka bertiga kini berada di dalam mobil dengan Jeno yang menyetir. Berhenti di sebuah kafe.

Klinting.

Mereka memasuki kafe tersebut. Pengunjung kafe menatap kagum ke arah mereka.

"Silahkan duduk ayah, tuan Djunanda dan anaknya." Ucap anak dari rekan bisnis Jeffry.

"Terima kasih, cantik. Panggil ibumu ya."

"Baik ayah,"

"Dia putriku satu-satunya. Ayo-ayo silahkan duduk."

"Oh suamiku, kalian datang." Seru seorang wanita.

"Selamat datang di cafe ku ini tuan Djunanda."

"Tolong layani mereka dengan baik ya." Ucap wanita itu pada beberapa pelayan yang di angguki oleh mereka.

Pelayan itu segera memasuki dapur menyiapkan makanan terbaik dari cafe mereka.

..

"Tuan perkenalkan, ini putri saya  Yeji." Ujar rekan bisnis Jeffry memperkenalkan putrinya.

Yeji yang mendengar namanya diucapkan oleh snag ayah memberikan senyum terbaiknya pada kedua pria di depannya.

"Bagaimana menurut anda?"

"Jeno," panggil Jeffry.

"Dia cantik ayah." puji Jeno.

Mendengar pujian yang Jeno ucapkan membuat Yeji semakin melebarkan senyumnya.

"Mata Jeno memang tahu ya," ucap wanita, ibu Yeji dengan tersenyum menggoda.

Jeno hanya menatap keluar jendela.

Klining

Seorang gadis masuk kedalam cafe tersebut. Jeno menatap gadis itu.

Gadis itu masuk kedalam dapur dengan sedikit terburu, menganti pakaiannya lalu keluar menuju tempat kasir.

"Dia.."

"Dia Karina, pegawai baru kafe kita, dia seorang pelajar jadi dia hanya mengambil paruh waktu untuk bekerja disini." Jelas ibu Yeji.

Sedangkan Yeji sedikit tak suka ketika melihat Jeno terus saja menatap Karina.

..

Pip pip

Jeno menekan password apartemen. Masuk menghampiri Eric yang tengah bersantai.

Eric menatap Jeno, Jeno melemparkan kertas kecil yang dia lipat pada Eric. Dengan sigap Eric menangkap kertas itu.

Membuka kertas itu yang berisikan alamat.

"Alamat siapa?"

"Datang dan pastikan sendiri." Ucap Jeno dan pergi menuju kamarnya.

.
.
.

Eric kini berada di depan sebuah cafe, dimana tempat Karina bekerja.

Memakai masker dan topi untuk menutupi dirinya. Memasuki kafe itu dengan santai

"Mau pesan apa kak?" Suara lembut menyapa pendengarannya.

Eric terpaku sebentar.

"Permisi, kak. Mau pesan apa?" Tanya nya lagi.

Suara lembut yang dahulu pernah Eric dengar kini dia dengar lagi.

"Oh, latte. Aku mau kau yang membuatnya"

"Baik tunggu sebentar," kasir itu pergi dnegan senyuman, membuat Eric tersenyum kecil dari balik Masker.

"Karina." Ucapnya kecil. Menatap kasir itu, ya kasir itu adalah Karina.

"Ini kak, harganya 15 ribu."

Eric memberikan selembar uang lima puluh kepada Karina, setelahnya pergi meninggalkan Karina yang masih menyiapkan kembaliannya.

"Hei kak, kembaliannya belum!" Teriak Karina. Mencoba mengejar Eric, namun Eric sudah menghilang.

..

Eric memasuki mobil dengan tersenyum.

"Karina, kau masih tetap cantik, Sayang. Aku akan menjemputmu ratuku, bersama dengan kembaran ku tentunya." Gumam Eric dengan seringai.

..

Gaje wkwk

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jun 15, 2022 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Twins Obsession Donde viven las historias. Descúbrelo ahora