17 - not focus

957 144 1
                                    

[Cerita ini hanyalah fiksi. Segala kejadian bersifat fiktif]
.
.
.
[Selamat membaca]
.
.
.
[NOTES!
Kalimat italic = flashback]
.
.
.





"Huh?"

"Jaemin! Saya sudah memanggil namamu sebanyak 5 kalinya. Apa kau tidak serius mengikuti kelas saya?"

Seorang guru pria yang mengajarkan mata pelajaran matematika mengeluarkan suara cukup keras di depan kelas.

Menggunakan kacamata bulat dan penggaris kayu yang selalu dia bawa ke kelas. Lebih tepatnya memukul siswa siswi yang tidak fokus di kelasnya.

"Tidak ssaem"

"Kalau tidak,seharusnya dipanggilan pertama kau mendengarnya"

Sooyoung yang bangkunya di depan Jaemin, meringis di tempat. Ekspresi guru yang mengajar matematika tidak bisa diajak kerjasama sama sekali.

Bahkan alisnya mengerut ketika Jaemin tidak membalas perkataanya. "Kemari"

Siapapun sebagai siswa yang sudah dipanggil ke depan oleh guru killer maka tidak ada kata selamat lagi. Semakin tidak datang maka pukulannya semakin bertambah.

Mungkin jika siapapun yang melihat ini mengatakan penganiayaan ringan yang dilakukan oleh guru kepada muridnya tapi alasan yang dipakai guru ini adalah 'mendidik tegas murid agar mereka tidak melunjak kepada gurunya'.

Dan orangtua mana yang tidak menolak? Di umur sekolah menengah ke atas, banyak siswa yang cara berfikirnya lebih bebas dan ada saja orangtua yang ingin anaknya di didik keras.

"Jaemin? Apa kau tidak mendengar saya?"

Jaemin melepas kacamata bacanya. Beranjak dari bangkunya lalu berjalan ke depan kelas. Beberapa teman sekelasnya menahan pekikan mereka karena pujaan sekolah akan dipukul oleh salah satu guru killer di sekolah mereka.

"Tangan"

Tanpa ragu Jaemin mengulurkan telapak tangannya. Dominan siswa akan memenjamkan kedua matanya ketika penggaris kayu itu melayang di udara namun berbeda dengan Jaemin.

Dia hanya menatap datar guru di depannya. Sama sekali tidak terpengaruh dengan aura yang dikeluarkan oleh gurunya.

"Lebih maju"

Kedua kakinya selangkah maju. Guru itu mengambil penggaris kayunya. Kedua manik gelap milik Jaemin bisa melihat penggaris itu sudah di udara.

Suara benturan kulit telapak tangan dengan penggaris kayu mengisi satu ruangan. Beberapa yang mengkagumi Jaemin menutup mata mereka.

Mereka tidak sanggup melihat pujaan hati diperlakukan seperti itu.

Pukulannya baru sekali.

Guru yang mengajar matematika itu memukul telapak tangan Jaemin sebanyak 5 kali. Bahkan ketua kelas yang tadinya ingin beranjak dari punggung tertahan oleh teman di belakangnya.

"Duduk"

Jaemin melirik ke telapak tangannya yang memerah. Seandainya gurunya bisa memukul telapak tangannya sampai berdarah maka Jaemin dengan senang hati membogem wajah pria tua itu.

"Terimakasih ssaem"

Membungkukkan badannya lalu kembali duduk di bangkunya. Sooyoung hanya menelan ludah melihat raut wajah Jaemin berubah sebanyak 100 persen.

Bahkan senyuman sama sekali tidak terlihat. "Kalau begitu, kita lanjutkan pelajaran kita. Jika saya menemukan yang tidak fokus seperti Jaemin maka jangan salahkan saya untuk memberikan hukuman"

HE'S A CENTER OF ATTENTION // JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang