24 - not gay.

822 122 5
                                    

[Cerita ini hanyalah fiksi. Segala kejadian bersifat fiktif]
.
.
.
[Selamat membaca]
.
.
.
[NOTES!
Kalimat italic = flashback]
.
.
.

Suasana langit kalbu membuat beberapa siswa merasakan kenyamanannya namun berbeda dengan Renjun.

Di depannya sudah ada seseorang yang menunjukkan raut wajah yang tidak bersahabat sama sekali.

Beberapa siswa yang mengambil sepeda mereka diam-diam melirik mereka berdua. Renjun tidak berani mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya.

Entah kenapa nyalinya hilang ketika berhadapan dengan Jeno.

"Jangan bicara disini. Kau tidak mau menimbulkan gosip baru bukan?"

Setelah mengucapkan itu,Jeno berjalan duluan entah kenapa. Meninggalkan Renjun yanh kebingungan sendiri.

Dia tidak mau dirinya menerima akibat ketika tidak mengikuti kemana Jeno pergi. Dengan penuh kekhawatiran,Renjun mengikutinya dari belakang.

Beberapa siswa langsung mengirimkan kejadian tersebut di grup mereka. Bahkan dentingan handphone milik Jaehyun membuat dirinya terganggu saat mengerjakan soal untuk ujian masuk universitas.

Dengan kesal, membuka handphonenya, berharap akan memarahi siapa yang mengganggu waktunya.

Namun rasa kesalnya sirna ketika salah satu teman sekelasnya mengatakan bahwa Renjun dan Jeno pergi entah kemana.

Jaehyun langsung menutup bukunya,memasukkan beberapa peralatan tulis ke dalam kotak pensilnya.

Lalu berlalu mengelilingi sekolah. Entah kenapa firasatnya tidak mengenakan ketika melihat ekspresi Jeno di dalam foto.

Berbeda dengan Renjun yang berhenti ketika mereka sudah berada di tempat yang jauh dari siswa sekolah mereka.

Ditemani dengan pohon besar yang melindungi mereka dari sinar matahari sore.

Di depannya sudah ada punggung tegap yang seakan mengejek nasib Renjun.

"Apa kau tau kenapa aku menunggumu?"

"Tidak,sunbae"

"Benarkah?" Ujar Jeno dengan ketawa kecil. Renjun menelan ludahnya berharap dia bisa pulang tanpa ada luka di mukanya.

Dari badan dan tinggi saja,Renjun sudah kalah bagaimana dia bisa pulang dengan aman tanpa adanya hadiah dari Jeno.

Suasana hening membuat Renjun semakin takut. Mana sebentar lagi langit akan berubah warna namun Jeno belum mengeluarkan suara sedikitpun.

Renjun memejamkan kedua matanya berharap waktu cepat berlalu.

Namun ketika mendengar gesekan sepatu milik Jeno dengan rerumputan membuat jantungnya berdetak semakin kencang.

"Apa kau gay?"

"Huh?"

"Aku bilang, apa kau gay?"

"Tidak"

"Kalau bukan gay,kenapa kau menempel dengan Jaemin?"

"A-Aku?"

"Iya. Apa kau kira mataku buta untuk tidak melihat kalian berdua?"

"Sunbae, sepertinya kau sudah salah paham"

"Salah paham? Kalian bahkan makan berdua di kantin,Renjun-ssi"

"Sun—


—kalau kau tidak gay maka jauhi Jaemin"

Perkataan Jeno membuat Renjun tercekik. Padahal seharusnya dia senang karena tidak ada pria itu menempelinya namun perkataan Jeno terlalu menusuk.

"Apa kau tidak setuju?"

Tanpa Renjun sadari,Jeno sudah berdiri di depannya. Bahkan 5 centi yang menjadi jarak mereka.

Bahkan Jeno sendiri mendengar suara nafas Renjun semakin memburu. "Tidak,sunbae"

"Kalau begitu,jauhilah Jaemin. Apa kau mengerti?"

Renjun mengangukkan kepalanya patuh. Dia tidak berani menegakkan kepalanya. Entah kenapa dia tidak berani melihat Jeno sekarang.

"Jangan pernah, aku melihatmu bersama Jaemin. Mengerti?"

Jeno memukul punggung Renjun cukup kuat. Siapapun tahu bahwa itu bentuk ancaman kecil jika korban melanggarnya sedikit saja.

Renjun mengangukkan kepalanya patuh sampai Jeno menjauh dari tempat itu.

Tanpa Renjun sadari kedua matanya sudah merah akibat menahan tangisannya. Dia dituduh gay padahal dia tidak pernah melakukan hal yang membuat siapapun gay.

Tangannya mencari sapu tangan yang tersimpan di kantong celananya untuk menghapus air matanya namun sudah ada duluan yang mengelap air matanya.

Kedua manik mata Renjun terkejut melihat Jaehyun di depannya. Sontak Renjun melangkah mundur demi menimbulkan hal yang tidak enak di antara mereka.

"Tidak perlu,sunbae"

"Apa kau sakit hati dengan apa yang disampaikan Jeno tadi?"

"Tidak,sunbae"

Jaehyun meremas sapu tangannya. Kenapa Renjun terdiam di posisi seperti ini? Padahal dia tidak baik-baik saja.

"Jangan berbohong. Kalau KAU TIDAK SAKIT HATI KENAPA HARUS MENANGIS!"

Bentakan Jaehyun membuat badan Renjun gemetar di tempat. Kedua kakinya sudah lemas dan air matanya tidak berhenti untuk keluar.

Tatapannya tidak terlihat jelas akibat air mata yang terus-menerus keluar.

Ketika Jaehyun ingin mendekat,Renjun mendorongnya kuat lalu berlari begitu saja.

Berlari menuju parkiran sepeda lalu mengayuh sekencang mungkin. Dia tidak akan pulang dengan keadaan kedua mata bengkak.

Beberapa siswa terkejut ketika melihat penampilannya yang kacau.

***

Langit sudah gelap dan hanya lampu jalan yang menemani Renjun menenangkan dirinya.

Tidak jauh dari tempat tinggal mereka, ada hamparan laut yang mungkin menenangkan dirinya.

Karena malam dan suhu semakin dingin maka tidak ada yang datang. Kecuali Renjun.

Duduk di tepi berharap dia bisa memutar balik waktu. Berharap dia tidak datang ke tepi kota,berkenalan dengan orang baru atau bahkan bernyanyi di hadapan orang.

Semakin Renjun pikirkan,air matanya mulai keluar dari kedua matanya.

Renjun menyesal harus bersekolah di sana. Seharusnya Renjun mengikuti ayahnya yang tinggal di tengah kota bukan ibunya.

Bahkan ibunya saja tidak mendukung cita-citanya.

Renjun melempar kerikil yang dia sendiri tidak tahu seberapa dalam kerikil itu menyelam.

Suhu dingin sama sekali tidak membuat Renjun terganggu. Bahkan dirinya bertahan walaupun beberapa wanita berumur 50 tahun mengajaknya pergi menjauh dari laut.

Melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 8 malam namun ibunya belum menelfonnya berarti ibunya kerja lembur sampai lupa akan dirinya.

Baru saja ingin melempar kerikil sekian kalinya, tangannya di tahan dari belakang.

Renjun tidak begitu jelas melihat siapa pelakunya karena dia memakai masker, jaket tebal, dan celana katun.

Jika dilihat maka setelan pakaiannya sangat mahal.

"Siapa?"

Pria yang menahan tangan Renjun terkejut ketika mendengar suaranya. Melepas maskernya sangkin senangnya.

















"Renjunnie? Ini Winwin hyungie~"





























Tbc

HE'S A CENTER OF ATTENTION // JAEMRENWhere stories live. Discover now