Prolog

33 10 9
                                    

"Zailor?"

Seorang gadis berambut panjang berponi depan rapih berjalan di suatu ruangan penuh buku. Perpustakaan keluarga Mckenzy memang selalu menjadi tempat favorit Zailor. Lantai kayu yang mengkilap karena selalu dibersihkan dan rajin diberi lapisan penguat, membuat nuansa tempat ini begitu tenang. Banyaknya rak kayu tinggi yang berjejer, dengan buku-buku di dalamnya semakin membuat gadis itu yakin, bahwa ruangan ini di buat khusus untuk anak bungsu dari keluarga yang tinggal di rumah ini.

"Zailor? Where are you? Your mom ask me to go lunch with you now."  Gadis itu kembali memanggil, kali ini dengan bahasa Inggris karena biasanya orang yang dicarinya akan langsung menyahuti.

Hanya saja, ini berbeda dari terakhir kali ia ingat. Tidak ada jawaban dari pria yang bernama Zailor Mckenzy itu. Bosan menunggu, sebenarnya gadis itu bisa saja pergi dari ruangan ini dan berkata pada Mama Zailor bahwa anaknya itu tidak ada, akan tetapi gadis itu tidak enak karena orangtua Zailor sangat-sangat baik padanya.

Untuk mengikis waktu agar tidak terlalu bosan, gadis itu kemudian mengelilingi perpustakaan rumah. Ruangan ini besar tapi tidak gelap atau terkesan angker. Justru, udara di sini sejuk dan banyak jendela besar yang terbuka untuk membuat udara tetap segar.
Sinar matahari masuk sesukanya membuat ruangan ini terang dan hangat di pagi hari. Di dekat jendela, ada bangku-bangku panjang yang menempel ke dinding kayu, di mana siapapun bisa duduk di sana membaca buku sambil menikmati udara segar.

Tergiur dengan itu, dia mencoba memilih buku yang ada di rak. Pilihannya jatuh kepada buku bersampul hitam dengan tulisan berwarna emas yang berbunyi 'The Magical Found You'.

Alasannya memilih buku itu sangat sederhana, buku ini memiliki halaman yang tidak setebal buku-buku lain. Ia memang tidak terlalu suka membaca.

Gadis itu duduk di bangku dekat jendela dan mulai membaca bukunya. Semua halaman buku ini memiliki gambar ilustrasi dan hanya ada satu atau dua kalimat di setiap lembarannya.

Lembaran pertama, memperlihatkan ilustrasi seorang wanita berambut panjang bergelombang, memakai mahkota dan gaun tanpa lengan. Tangannya dicium oleh beberapa manusia pendek yang gadis itu baca sebagai kurcaci.

'The princess was so loved by the magical creatures in the forest.'

Gadis itu membuka lembaran berikutnya, lembaran kedua.

Kali ini, gambar wanita cantik di halaman pertama terlihat di peluk oleh seorang pria di halaman kedua.

'She meets a handsome man who always comes to the forest when the magical heat appears.'

Lembaran ketiga menggambarkan hal yang berbeda dari lembaran pertama dan kedua. Tidak ada wanita cantik, kurcaci, ataupun pangeran di sana. Hanya ada seorang gadis dengan pakaian rumahan.

"Wah ... Kenapa ada gadis biasa di buku ini?" Dia bergumam sambil membaca tulisan yang ada di bawah gambar.

'Unbeknownst to them, the world entrance will open for someone who will change the destiny of a strange princess and man.'

Baru saja akan membuka lembaran selanjutnya, sebuah suara percikkan layaknya listrik mengalihkan perhatiannya. Gadis itu menutup buku, lalu menyimpannya di bangku dekat tembok begitu saja. Ia berjalan perlahan untuk mendengarkan suaranya lebih jelas lagi.

Hingga saat kakinya dekat dengan bagian ujung ruangan, sebuah meja kayu yang di letakkan di sana dengan buku putih di atasnya, tiba-tiba terbuka.

Baru saja otaknya menduga apakah ada angin kencang yang membuka stengah dari buku itu, muncul cahaya yang membuat matanya menyipit.

Gadis itu memaksakan diri untuk tetap membuka mata demi melihat apa yang akan terjadi.

Kejadian berikutnya benar-benar membuat mulut gadis itu membentuk huruf O dengan wajah konyol.

Siapa pula yang tidak begitu, ketika seseorang keluar dari buku yang terbuka tadi? Lebih parahnya, orang itu adalah pria yang dicarinya, Zailor Mckenzy.

Setelah semua tubuhnya keluar, cahaya semakin redup, lalu menghilang. Zailor yang sudah keluar sepenuhnya dari buku, melihat gadis berambut hitam yang sering ia lihat di rumah ini tengah memasang ekspresi konyol.

"Havana, i can explain this,"  ucapnya tenang.

...
TO BE CONTINUED

Regard,
Macaron

Library Loveحيث تعيش القصص. اكتشف الآن