Role Play ✓

Role Play - 2

Bau-bau nya juga update sebulan sekali 😌. Cerita ini akan sangat fulgar, pasti nya. Jadi kalau kurang nyaman silahkan logout 🙈. Yang nungguin silahkan bersabar. Yang pengen jadi diposisi Shienna, silahkan mampir ke dunia nyata lebih dulu -_-

How To Be Yours, saat itu Shienna hanya meluapkan kemarahannya pada Vincent dalam sebuah buku dan dibagikan dalam satu malam mulai dari prolog sampai epilog. Kepala Shienna nyaris meleleh begitu Vincent menerima tawaran bermain film yang memiliki adegan ranjang. Pria itu gila, sungguh. Ia sangat mudah mengatakan pada media kalau scene yang diperankannya tidak akan digantikan. Tidak pakai stuntment. Peran pengganti dalam adegan bahaya. Kisah ranjang selalu berbahaya jika itu Vincent orangnya. Bersemangat dengan kata professional, pun wanita lawan main Vincent tidak kalah membuat muak. Ia selalu menyombonglan diri di sosial media nya. Memuat beberapa poto hingga orang bertanya-tanya, apa hubungan mereka tetap berlanjut setelah film itu selesai. Apa adegan itu diteruskan di hotel mungkin, apartement Vincent atau bahkan rumah wanita mengaku fans Vincent padahal tak mengetahui sedikitpun tentangnya.

Tak terduga saja tulisan Shienna mendapat banyak peminat. Sempat hampir diterbitkan oleh penerbit besar. Elexy. Mendadak saat mendekati kesepakatan Elexy memutuskan kontraknya. Tidak perlu berlarut dalam kesedihan karena penerbit lain langsung menghubungi Shienna begitu Shienna memberikan informasi melalui sosial media bahwa How To Be Yours sedang bermasalah. Novel miliknya akhirnya diterbitkan oleh perusahaan tak kalah besar dari Elexy. Pembeli nya banyak. Sistem order selayak comeback idol. Membuatnya tercengang karena banyak pembeli tergiur cara Vincent seperti de javu dalam film nya menggairahkan. Imajinasi melalangbuana. Kalimat Vincent seperti terdengar sempurna.

How To Be Yours sendiri menceritakan romance picisan pada umumnya. Kisah perjodohan yang tak kalah pahit karena pihak wanita menggilai pria sedangkan si pria tak tersentuh. Dingin. Masa bodoh. Apapun yang dilakukannya selalu salah. Pada malam kelam dibawah guyuran hujan, Shania memberanikan diri memakai gaun tidur tipis. Bagian atasnya berpotongan rendah membuat buah dada akan melompat. Berdiri depan Vincent sibuk dalam pekerjaannya sebagai seorang karyawan. Merasa digoda, tapi Vincent tak menggubris. Ia menyelesaikan berkas-berkasnya dan menelepon klien.

Sia-sia saat Shania berdiri cukup lama. Sekujur tubuhya dingin diterpa pendingin ruangan dan cuaca nyaris membuatnya beku. Gigi nya saling terketuk. Vincent berdecih kemudian berdiri dihadapannya. Memutari tubuh Shania melihatnya tajam, sepekat malam dari atas sampai bawah. "Kau yakin dengan perbuatanmu? siapa yang menyuruhmu melakukan ini Shania?"

"Ibu mu. Tapi aku juga mau. Kau tidak tergoda sedikitpun padaku?"

"Pada mu?" Vincent terkekeh. "Selera ku sungguh diluar dugaanmu jika kau tau."

"Maka beritahu saja padaku. Bagaimana caranya menjadi milikmu? bagaimana aku bisa disentuh oleh mu? cara nya bisa tidur denganmu. Apa yang harus ku lakukan agar kau hanya melihat padaku dan kau hanya akan menjadi milikku. Mengekangmu melihat wanita lain. Menutup nafsu mu tak menyukai wanita lain. Hanya aku— kau hanya boleh memuaskan dirimu denganku."

Shania dalam novel itu terlihat frustasi. Sama seperti Shienna manakala ia meremas seluruh jemari nya melihat film Vincent dan pria itu melakukannya tanpa beban. Sekujur tubuhnya memberontak. Maka terlintas aturan-aturan bagaimana sebenarnya menjadi milik Vincent Volker.

"Pertama... buka semua nya dan mengangkanglah didepanku. Lakukan apapun yang bisa membuatku hanya melihat padamu."

Shania dengan kepolosannya mengangguk. Aturan kedua keluar berikutnya. Aturan ketiga, keempat dan terakhir sampai keduanya menjalin kesepakatan. How To Be Yours digilai karena peraturan Vincent tak masuk akal. Terlalu gila. Panas dan nakal. Melebihi panasnya Christian Grey, lebih menusuk dan diluar ekspektasi Don Massimo. Meledak-ledak. Membuatnya payah. Jauh lebih payah saat Laura Biel meminta berhenti atau Anastasia meluluhkan mr. Grey dalam pelukannya.