Ikatan

3 1 0
                                    

"Ahh.. Mmh... " Jihan melepaskan desahan yang sudah coba tahan selama permainan mereka. Tubuhnya menggeliat tidak kuasa menahan serangan Jungkook. 

Sementara Jungkoook masih tegak menghujam Jihan tanpa ampun. Mata tajam lurus menatap wajah Jihan yang setengah menangis. Tangan kekarnya salah satu  menahan kaki Jihan untuk menempel di bahunya. Lalu menciuminya sesaat. 

Jihan sudah tidak tahan lagi. Tubuhnya menegang, menengadah.  Matanya memejam menikmati setiap hentakan, juga meratapi dirinya yang begitu murahan di depan mata Jungkook. Namun pada akhirnya ia mendesah seiring dengan pelepasannya. 

Jungkook masih meneruskannya, dengan tempo yang lebih cepat dan dalam. Detik berikutnya ia menghentak kuatkuat,  menahan pinggul Jihan dan mengeluarkan semuanya di dalam. 

"Aah... " Jungkook menikmatinya. Untuk sejenak ia memejamkan mata. Setelah memastikan tidak ada sisa, ia menarik miliknya lalu bangkit. Meninggalkan Jihan yang terkulai lemas. 

Air mata yang mulai mengering menghiasi wajahnya. Ia lalu memiringkan dirinya memandang Jungkook yang saat ini sudah berdiri di pinggir balkon, lalu menyalakan rokok dan menghembuskan asapnya keudara. Melihat asap itu lepas dari mulutnya, membuat Jihan sangat iri. Ia juga ingin lepas dari Jungkook. Meski ia juga harus lenyap seperti asap itu. 

Setetes air mata kembali mengaliri pipi Jihan. Rambutnya yang berkeringat menempel di kulit wajahnya dibiarkan begitu saja. Jihan meringkuk, namun tak berniat menarik selimut uang sudah berantakan diatas kasur untuk menutupi tubuhnya. 

Ini bukan pergumulan pertama mereka. Tapi Jihan selalu menangis diakhir percintaan mereka. Dan Jungkook selalu meninggalkannya tanpa sepatah kata. Jungkook tidak pernah memperlakykannya dengan lembut, tapi Jihan juga tidak pernah bisa menolaknya. Karena bagi Jungkook ia hanyalah seorang jalang. Jalang yang ditawan seolah sebuah sandra. 

Mereka sudah saling mengenal bahkan sejak kecil. Ketika umur 7 tahun, Jihan di pungut oleh ayah Jungkook. Ibunya kabur dengan laki-laki idaman lain sejak ia kecil, ayahnya meninggal karena overdosis. Meninggalkan hutang yang tak sedikit pada ayah Jongkook. Maka sejak kematian ayahnya, ia tinggal di rumah Jungkook sebagai pelayan. Karena mereka seumuran, Jihan sering bermain dengan Jungkook dan Kakaknya. 

Mereka bertiga tumbuh bersama, bagaikan saudara kandung yang saling melindungi. Hingga suatu saat muncul benih-benih cinta diantara mereka. Lalu timbulah masalah yang membuat semuanya menjadi rumit seperti sekarang.

***
Jihan baru saja keluar dari ruang karaoke setelah menyapa tamu vvip club malam tempatnya bekerja. Namun iya langsung disuguhi laporan keributan dari bilik sebelah. Perkara pelanggan yang komplain dengan anak-anaknya. 

"Pelanggan ini mencari anda terus, Miss" Ucap pelayan menyampaikan pesan.
Jihan lalu menepuk pundaknya seakan mengatakan 'biar aku yang urus'. Lalu memasuki ruang karaoke lainnya.  

"Oppa, ada apa ini? " Suara lembutnya menarik perhatian si pembuat onar beserta teman-temannya. 

"Ini dia ratunya, sudah datang. " Sambutnya dengan heboh, terpengaruh alkohol. "Shin Jihan, aku mau kau di pangkuanku!!"

Jihan lalu menghampirinya. Alih-alih menuruti permintaan laki-laki hidung belang itu, ia justru duduk disampingnya. Setelah mengusir salah satu anaknya keluar. "Oppa, kenapa sih? Kalau kau galak begini, anak-anakku mana bisa memuaskanmu."

"Masa bodoh dengan mereka, aku ingin kau yang menemaniku malam ini! " Serunya, lalu disambut sorakan dari teman-temannya. 

"Oppa, mau tipe yang seperti apa? Akan aku siapkan."

"Apa kau tuli? Aku tidak butuh yang lainnya, aku butuh yang pro sepertimu."

"Anak-anakku juga banyak yang lebih pro dariku. Aku akan memanggil mereka supaya Oppa bisa memilih" Tawar Jihan masih dengan lembut. Ia sudah terbiasa menghadapi tamu yang keras kepala begini.

ALL AT SEA | SHORTWhere stories live. Discover now