》2,1《

2K 223 12
                                    

Jakarta.





|apakah semuanya harus berakhir disini?|





Ini adalah hari terakhir Jeno ada di Indonesia, seminggu terakhir ini ia dilimpahi oleh kasih sayang teman temannya disini, ada sedikitnya rasa tidak ingin meninggalkan hidupnya disini, ia takut 6 bulan kedepan tidak akan seindah yang ia bayangkan.

Jeno menarik nafas panjang untuk meyakin kan niatnya, ia menatap gerbang masuk di bandara, beberapa temannya seperti Jaehyun, Mark serta Renjun datang untuk mengantarkan Jeno pergi. Ia tidak melihat Jaemin sama sekali di sana, bukannya ia ingin Jaemin hadir disini, hanya saja dia lumayan merasa kehilangan.

Setelah ia berpelukan dengan teman temannya, mengucapkan perpisahan ia pergi masuk ke dalam bandara bersama Doyoung dan Taeil, kakak iparnya.

"Jeno tunggu!!"

Sebuah teriakan yang kencang menggema, seketika dunia Jeno terasa berputar semakin lambat saat ia membalikkan badannya untuk melihat siapa yang memanggilnya.

Jeno membelalakkan matanya saat ia tau siapa yang memanggilnya, Jaemin, datang berlari ke arahnya, badan Jeno terasa dingin saat Jaemin perlahan semakin dekat kepadanya.

Jaemin berhenti tepat beberapa langkah di depan Jeno dengan terengah engah, Jeno di sisi lain hanya menatap Jaemin dengan bingung walau jantungnya berdetak amat sangat cepat hingga ia merasa ia bisa terkena serangan jantung kapan saja.

"Maaf jika aku datang kesini, aku tau mungkin kamu tidak mau melihatku, maaf jika aku belum bisa minta maaf secara langsung kepadamu, aku... aku hanya takut dengan respons mu nanti, tapi aku pikir aku sudah terlalu terlambat bukan?? Haha.." Jaemin mengakhiri kata katanya dengan tawaan lirih, Jaemin tak berani menatap mata Jeno jadi ia hanya menundukkan kepalanya.

Mark yang melihat itu pun merasa iba, ia tak tau jika Jaemin memang se-cinta itu dengan Jeno, ia merasa makin bersalah karena telah mencoba untuk menghancurkan hubungan mereka hanya karena ke egoisan dirinya.

Jeno tak merespons jawaban Jaemin untuk berapa saat hingga ia mengucapkan kata yang ia harap ia tak mengeluarkannya, "sudah kak? Pesawatku akan berangkat sebentar lagi,"

'Bodoh jeno bodoh!' Jeno bisa merasakan jika batinnya sedang memukuli dirinya karena perkatakan yang keluar dari mulutnya itu.

"A-ah.. oh ya hati hati ya?" Ucap Jaemin dengan canggung.

Jeno, yang tak kalah canggung hanya mengangguk lalu pergi memasuki pintu bandara, meninggalkan Doyoung dan taeil yang terlihat sekali kalau mereka sangat terkejut, mereka menatap satu sama lain sekilas, mengisyaratkan kalau mereka tidak mengharapkan hal itu terjadi sekarang atau bahkan antara Jaemin dan Jeno. Mereka memberi salam perpisahan ke Jaemin selagi menepuk bahu pemuda yang lebih muda itu dan tersenyum lirih sebelum mereka menyusul Jeno yang sudah jauh di depan.

Jaemin hanya terdiam menatap kepergian ketiga orang itu hingga akhirnya Jeno menghilang dari pengelihatannya.

Jaemin terduduk lemas di lantai, menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ingin rasanya ia menangis karena sekali lagi, ia gagal untuk mengucapkan apa yang selama ini ingin dia katakan kepada Jeno karena ia pun tidak tau kemana Jeno akan pergi dan berapa lama ia akan pergi dari kehidupan Jaemin, mungkin juga Jeno akan meninggalkannya untuk selamanya dan tak akan kembali kedalam pelukannya.

Ketiga orang yang sedari tadi hanya terdiam melihat kejadian itu pun mendekatkan diri ke Jaemin dan memeluk pemuda itu, Jaemin yang merasakan pelukan dan elusan lembut di punggungnya pun mau tak mau mulai menangis disana.



KAK PRESMA! [Jaemno]Where stories live. Discover now