13

13 6 0
                                    

"Dor!"

Chaerin terlonjak dari duduknya. Ketika menoleh, ternyata Mayuka yang mengagetkannya.

"Boleh geseran dikit nggak, duduknya?" tanya Mayuka.

"Oh, boleh," jawab Chaerin sambil sedikit menggeser duduknya.

"Chaerin kenapa, kok kayaknya ada yang lagi dipikirin?"

"Eum,,, keliatan ya, Yu?"

"Iya. Tuh tadi aja langsung kaget gitu."

Chaerin menggigit-gigit bibirnya. Ragu mau bercerita kepada Mayuka. Tapi dia rasa Mayuka bisa dia percaya. Chaerin kemudian memperhatikan area perpustakaan yang cukup sepi itu. Sepertinya aman.

"Jadi gini Yu, kemarin tuh--"

Chaerin lalu mulai menceritakan masalahnya, dan Mayuka mendengarkan dengan baik.

"Kamu udah cerita ke siapa aja soal ini? Isa udah tau belum?" tanya Mayuka setelah Chaerin selesai bercerita.

Chaerin menggeleng pelan. "Aku baru cerita ke kamu aja. Belum ada lagi yang aku kasih tau soal ini. Aku bingung gimana ngomong ke Isa."

"Kamu belum kasih tau Isa tapi malah kasih tau aku? Agak awikwok ya?"

"Duh, jangan gitu dong Yu..."

"Yaudah nanti aku temenin ngomong ke Isa. Gimanapun dia harus tau soal ini. Soal kakak kelas, biar aku aja yang ngomong ke Kak Mako."

"Makasih ya Yu, aku lega kamu bisa dipercaya."

"Iya sama-sama."

Mereka berdua tak tahu, ada yang menguping pembicaraan mereka. Anak itu memang memiliki pendengaran yang cukup tajam.

"Sepertinya ini masalah gawat," gumam anak misterius itu.

**

"Je, ada yang mau aku omongin ke kamu," bisik Rima kepada J.

Gadis pemilik nama Jang Yeeun pun menoleh. "Ada apa?"

"Kita omongin di tempat lain, jangan di kelas."

"Oh, oke."

J lalu mengikuti Rima menuju gedung belakang sekolah. Setelah memastikan tidak ada orang lain, Rima pun memulai pembahasan.

"Je, kamu masih suka ngeliatin Kak Haru atau Kak Giselle nggak?"

"Eh? Enggak sih. Terakhir kali yang waktu sama kamu itu. Kenapa emang?"

"Kamu percaya nggak kalo yang menyebabkan keanehan di kelas kita tuh Kak Haru?"

"Hah? Masa?"

"Iya... Jadi Kak Haru kayak minta supaya kita cepet nemuin siapa yang menyebabkan dia sama Kak Giselle meninggal."

"Kak Haru nggak ngasih petunjuk?"

"Nggak ada... Makanya aku juga bingung... Mana Bu Yanti juga nggak cepet selidiki rekaman CCTV waktu kejadian itu."

J nampak berpikir keras. Bingung juga dia.

Tengah asyik berpikir, J seperti melihat ada sosok yang sedang mengawasi dia dan Rima.

"Rim, kayaknya ada yang ngawasin kita deh."

Rima langsung memeriksa sekeliling. Dilihatnya memang ada sosok yang bersembunyi di balik tembok. Ketika Rima mencoba mendekat, sosok itu sepertinya menyadari kalau dia ketahuan, dan langsung pergi dari tempat itu.

"Rim, kayaknya kita kalo ngobrol soal beginian lewat chat aja..."

**

"Sa, Isa, aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

Isa yang asyik memotong kukunya itu menoleh ke arah Chaerin yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas sambil setengah berlari.

"Ada apa, Rin?"

Baru saja Chaerin akan mulai bercerita, tiba-tiba gadis itu nge-blank. Beberapa saat mulut Chaerin sampai sedikit menganga.

"Rin? Ada apa?"

Chaerin masih stuck sampai pundaknya ditabok Nayoung.

"Eh bocah, ngomong gih. Ditanya Isa tuh!"

Chaerin langsung tersadar. "Hah? Ada apa nih?"

Giliran Sangah yang menabok pundak Chaerin. "Yah kocak malah ganti nanya nih bocah."

"Hah? Emangnya aku kenapa?"

Isa yang sabar akhirnya menjelaskan. "Tadi kamu lari-lari, trus bilang kalo ada yang mau kamu sampein ke aku. Emang ada apa?"

Chaerin makin terlihat bingung. "Emang aku mau ngomong apa?"

"Ya nggak tau? Kan kamu yang mau ngomong?"

Sangah melempar kulit kuaci yang dia makan bersama Nayoung tadi ke arah Chaerin. "Udah nggak bener nih anak. Perlu diruqyah kayaknya."

Beberapa detik kemudian Sangah merasa telinganya dijewer seseorang.

"Yoon Sangah, tolong jangan buang sampah sembarangan!!!"

"Eh eh eh ampun Yeojin!!!"



Hal yang sama juga berlaku untuk Mayuka. Ketika akan bercerita kepada geng Mako, mendadak gadis itu lupa dengan apa yang mau dia ceritakan.








Sementara itu, di sebuah kelas yang kosong, seorang gadis terlihat memarahi gadis lainnya.

"Kamu itu ceroboh banget! Bisa-bisanya kamu naroh barang itu di situ!"

"Maaf... Aku lupa kalo barang itu aku simpan di situ."

"Untung aku bisa ngatasin. Lain kali jangan ceroboh lagi. Aku nggak janji lain kali bisa bantu."




#####

Mafia In The SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang