08

469 57 1
                                    

Vote, Follow

.
.

Lan Xichen mengeliat pelan, ia melihat kearah jam di atas meja nakas.

'Pukul 5, aku harus segera bangun.'

Perlahan ia menjauhkan tangan Nie Mingjue yang melingkar di pinggangnya.
Namun bukan nya terlepas, Nie Mingjue malah memeluk nya lebih erat.

"Mingjue  lepaskan aku, aku harus bangun dan memasak." Lan Xichen
"Ini masih terlalu pagi, untuk apa kau bangun sepagi ini? Aku ke kantor pukul 8 pagi." Suara serak khas orang baru saja bangun tidur terdengar dari mulut Nie Mingjue.

"Ayo tidur lebih lama." Nie Mingjue memeluknya lebih erat.
"Hn.. Baiklah." Lan Xichen kembali menyamankan diri dalam pelukan Nie Mingjue.

"Bangun kan aku pukul 6 pagi." Lan Xichen
"Hn, tidurlah." Nie Mingjue

Lan Xichen kembali menutup matanya, sebenarnya ia masih mengantuk. Tapi, tubuhnya seakan memiliki alaram alami yang menbuatnya selalu bangun tepat pukul 5 pagi.

Nie Mingjue tersenyum melihat wajah tidur Lan Xichen. Ia mengelus tipis pipinya dan mengecup lembut kening Lan Xichen.

*

"Hah! Pukul berapa ini? Pukul setengah 7?!" Lan Xichen segera bangun dan keluar kamar.

Ia melihat Nie Mingjue sedang menikmati teh paginya di ruang tengah.

"Mingjue, kenapa kau tidak membangunkan aku?" Lan Xichen berlari kecil menuruni tangga.

"Kau tidur lelap sekali aku tak sampai hati membangun kan mu. Dan, jangan lari lari di tangga kau bisa jatuh." Nie Mingjue.

"Aku belum memasak dan lain nya, kau ini." Lan Xichen segera menuju dapur.

Membuka kulkas dan berfikir apa yang akan ia masak untuk sarapan.

"Kenapa sangat panik, tidak akan ada yang memarahi ku walau aku datang pukul 12 siang ke kantor." Nie Mingjue memeluk nya dari belakang.

"Ya, kau memang pemilik perusahaan. Dengan itu kau harus memberi contoh yang baik dan selalu datang tepat waktu." Lan Xichen mengambil sosis dan dada ayam

"Sarapan dengan asam manis ayam sosis saja tidak papa?" Lan Xichen sedikit menoleh.

"Apa pun masakan kau akan aku makan." Nie Mingjue
"Benarkah? Jika aku memasak kayu dan batu kau juga akan memakan nya?" Lan Xichen

"Maaf tapi aku bukan rayap." Nie Mingjue,
Lan Xichen tertawa
"Baik baik, lepaskan aku dan biarkan aku memasak dengan baik." Lan Xichen

Nie Mingjue melepas pelukan Lan Xichen lalu duduk di meja makan. Memperhatikan Lan Xichen yang tampak sibuk memasak. Dan setelah 30 menit, Lan Xichen selesai dengan acara masaknya.

"Wangi sekali." Nie Mingjue, Lan Xichen memeberinya semangkuk nasi.
"Selamat makan." Keduanya pun memulai sarapan mereka.

"Siang ini, aku boleh mengantar makan siang untuk kedua temanmu?" Lan Xichen
"Kedua teman ku?" Nie Mingjue
"Em, yang waktu itu datang." Lan Xichen

"Hn, boleh aku akan meminta supir untuk menjemput mu." Nie Mingjue
"Em, baiklah." Lan Xichen tersenyum manis.

Selang beberapa saat, sarapan telah usai, Nie Mingjue bersiap ke kantor sedangkan Lan Xichen membereskan dapur.

"Sudah mau pergi?" Lan Xichen
"Em." Nie Mingjue mengecup kening Lan Xichen
"Hati hati." Lan Xichen, Nie Mingjue mengangguk. Lan Xichen mengantar Nie Mingjue sampai pintu rumah.

CEO Is My Boyfriend ( END !! ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang