Truth

1.4K 224 14
                                    

Malam hari larut, Karina tertidur di ruang penghormatan. Pria itu terbangun dan menatap makam ayah dan ibunya.

Semua tamu sudah pulang, bahkan Winter pun sudah pulang. Yang tersisa hanya dirinya, Giselle, Seulgi dan Wendy yang menginap malam ini.

Karina berjalan keluar menatap sahabatnya masih terlelap dalam tidur mereka di ruang penjamuan.

Karina tersenyum menatap para sahabatnya berjalan kearah dapur mengambil sebuah pisau kecil hingga pria itu kembali ke ruang penghormatan.

Air mata pria itu kembali jatuh menatap lurus kearah foto mendiang orang tuanya dan beralih menatap pergelangan tangannya.

Urat hijau melintang menonjol dari kulit putih pria itu, hingga pria itu teteskan air mata lagi..


"Maaf pah, mah..aku gak kuat..aku gak kuat.." ucap Karina kembali menangis sambil memukuli kepalanya.


"Aku gak kuat..." ucap Karina hingga pria itu arahkan pisau kecil itu ke arah pergelangan tangannya...





"Aku gak kuat..."




"Aku gak kuat..."






"Kim Minjeong..."


























"Nooooooo!!!" teriak seorang wanita terbangun dari tidurnya membuat seorang gadis kecil ikut terbangun dan menangis.


"Mamaaaaa, mama kenapaaaaa" tangis gadis kecil itu membuat Winter langsung memeluk putrinya.



"Mama gapapa, mama gapapa" ucap Winter menenangkan putrinya.



Clek!



"Win? lo kenapa?" tanya Ningning panik membuka kamar Winter.

Ningning langsung berjalan dan duduk di sebelah Winter menatap wanita itu.

"Gue mimpi buruk Ning..." ucap Winter mengusak rambutnya.


Ningning yang melihat Yeoreum menangis langsung membawa gadis kecil itu ke pelukannya.


"Lo mimpiin siapa?" tanya Ningning.

"Gue mimpi Jimin..gue mimpi dia mau ngakhirin hidupnya" ucap Winter menyibak rambutnya kasar.



"Lo sayang sama dia Win, makanya lo mimpi gitu. Lo sayang, bahkan lo cinta dan gamau kehilangan dia. Lo khawatir, itu yang terjadi sama lo" ucap Ningning.



Winter mengusap kasar wajahnya lelah, pikirannya bercabang, tubuhnya lelah namun pikirannya selalu mengganggunya.


"Win, Jimin gak bersalah. Lo tau itu, almarhum Yujin sudah kasih bukti lengkap, dan kali ini Minju gak akan negelepasin orang yang udah ngehancurin hidup dia, terutama udah ngebunuh Yujin" ucap Ningning.



"Lo jangan denial sama perasaan lo, Jimin cuma punya elo sama Yeoreum di hidup dia sekarang. Kalau bukan elo, mungkin aja Jimin menyerah sama hidupnya, tapi gue yakin dia bertahan buat lo" tambah Ningning.



Winter hanya menunduk mendengarkan sahabatnya, mungkin benar dirinya yang terlalu denial atau merasa bersalah, namun ia tau bahwa perasaannya pada Jimin sudah lebih dalam dari apa yang ia fikir.






°°°





Di sebuah pabrik tua pemotongan daging, seorang pria bersembunyi di dalam bangunan gedung tua itu.


Love You DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang