14. akhir (END)

425 68 2
                                    

Mereka tidak dapat berfikir jernih lagi, bahkan Namjoon sekalipun sedang frustasi mengusak-ngusak rambutnya kasar.

Mereka bahkan sudah melempar semua tas yang mereka bawa keluar, tapi tetap saja pintu lift tidak kunjung tertutup.

Raungan-raungan seakan-akan sudah berada di belokan ujung lorong itu, mereka serasa hampir gila karna panik.

Namun di tengah-tengah kepanikan, Yena kembali melihat mamanya yang muncul dari belokan koridor sambil melambai-lambai lembut ke arahnya, Yena sangat senang, ia mencium pipi Jimin yang menggendongnya sampai basah.

"oppa, makasih banyak sudah antar-antar Yena ke tempat mama" ucap anak umur lima tahun itu sambil menatap wajah Jimin dan mengedarkan pandangan nya menatap wajah oppa-oppanya yang lain, mengatakan terimakasih juga.

Namun tidak ada yang menggubris Yena semua nya sangat panik dan tidak menyadari kelakuan Yena yang aneh. Yena kembali melihat sosok mamanya di ujung koridor, sang mama merentangkan tangannya seakan minta dipeluk.

Yena menggeliat minta turun, Jimin menurunkan Yena karna Yena terus memberontak, dan ia membiarkan Yena turun karna melihat Jungkook yang menggenggam tangan kecil Yena, padahal Jungkook tidak menggenggam apa-apa.

Yena menyelinap keluar tanpan suara, ia langsung berjongkok di bawah tombol lift untuk mengambil jepit rambutnya dan menjepitkannya pada rambut lembutnya asal-asalan sehingga tidak ada yang melihat Yena ada di luar.

Lalu pintu lift mulai tertutup, semua terkejut kenapa tiba-tiba lift nya mau menutup pintu?. Seokjin yang sadar menggeliat juga minta turun, namun Taehyung yang menggendong Seokjin tidak membiarkan hyungnya ini berbuat aneh-aneh. Tidak ada yang sadar akan kehadiran Yena.

Hingga orang-orang gila itu sudah muncul dari belokan koridor dan berlari lebih kencang ke arah mereka, untungnya saat itu pintu lift hanya tinggal selebar lima senti meter.

Namun na'as nya saat mereka sedang menatap panik pada celah pintu lift yang bertambah menyempit, mereka baru tersadar, ada Yena di sana, berlari riang menghampiri orang-orang kanibal itu.

"Mamaaaa~"

"YENAAAAAAAA!!!" Semua berteriak histeris. Terlambat,,, pintu lift sudah tertutup rapat, tidak ada yang bisa di lakukan sekarang.

"YENA!! YENAAA!!! SIAL!!!" Taehyung menurunkan Seokjin sembarang dan memukul-mukul pintu lift alih-alih pintu lift akan terbuka.

"Yena.. maafkan oppa... maafkan oppa!!.." Jimin menangis hebat sambil meremas dadanya. Ia seharusnya tidak menurunkan Yena tadi.

Sebenarnya Jimin ingin menyalahkan Jungkook, ia pikir Jungkook lengah, namun melihat Jungkook yang juga berteriak frustasi Jimin tersadar, ia yang sebenarnya lengah.

Semuanya menunduk sedih, sepatu-sepatu mereka basah akan air mata, mereka serasa pembunuh sekarang, tetap hiduo namun dengan pengorbanan seorang gadis kecil.

Pintu lift segera terbuka di lantai dua, ternyata banyak tentara di sana, siap siaga dengan senapan, para tentara itu langsung menggiring mereka masuk ke pesawat pribadi milik agensi.

Awalnya Taehyung berteriak marah, ia ingin memencet tombol lift lagi, kembali turun menjemput Yena, tapi para tentara itu sangat kasar, ia mendorong Taehyung sampai tersungkur dan menarik Taehyung bersama mereka.

Tak ada yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan Yena kecil mereka.

Pesawat pun terbang ke jepang saat pukul empat pagi kurang sepuluh menit. Mereka bersyukur masih sempat naik pesawat, masih sempat bernafas lega, masih sempat hidup.

Namun penyesalan dan rasa sedih tidak bisa ditinggalkan di Korea, semua kenangan buruk itu tetap mengikuti mereka sampai Jepang.
.
.
.


MUST SURVIVE (BTS Zombie Apocalypse) #TAMATWhere stories live. Discover now