1 | not a wish

606 73 8
                                    

Nilai merupakan penentuan yang bisa saja dikatakan perihal keunggulan, jika nilai dengan jumlah paling tinggi maka seseorang akan disanjung. Kemungkinan besar perihal sedemikian, adalah bentuk kesempurnaan sesungguhnya.

Tapi tidak semua orang berpikiran nilai adalah kehidupan. Nilai selayaknya perjuangan agar seseorang dapat berumur panjang, bagaimana tidak? Walau terlihat mudah didapatkan nyatanya nilai sama sekali tak memiliki celah kemudahan.

Jika bisa mendapatkannya maka akan sulit mempertahankan. Pada kenyataannya mempertahankan adalah hal yang paling sulit. Sekalinya mendapatkan akan di banggakan, saat mempertahankan justru tidak bisa seperti semula.

Dan seperti itulah kenyataan yang sempat Jihoon rasakan, sebagai ujian dalam semestanya. Ini bermula dari perjuangannya agar ia dapat mendapatkan nilai terbaik di kelasnya, dia pernah dengar jika tidak bisa membanggakan dengan cara yang luar biasa nilai mungkin bisa membantu. Jihoon melakukan itu hanya untuk membuat orangtuanya merasa bangga, agar Jihoon bisa berguna menjadi seorang anak. Bukan hanya menjadi beban saja.

Itu memang benar apa adanya, tapi tidak terus menguntungkan. Karena nilai Jihoon hidup dalam tekanan, dia memiliki tuntutan agar terus mendapatkan nilai tertinggi.

Jika Jihoon berhasil mendapatkan nilai-nilai terbaik, makan orangtuanya akan memperlakukannya dengan baik pula. Jika tidak, maka Jihoon pun akan merasakan sebuah tekanan. Dia tidak pernah merasakan sebuah ketenangan, hanya perihal tenang saja itu sulit. Apalagi untuk sekedar mempertahankannya saja.

"Kapan bagi lapornya? Ingat dapatkan peringkat pararel. Mama sama papa bakalan membanggakan mu," ucap mama sembari meletakan susu hangat di atas meja belajar putranya. Jihoon selalu diperlakukan dengan baik, jika dia menguntungkan. Jika tidak, dia bahkan tidak di anggap ada.

Jihoon tidak tahu harus membalas seperti apa, dia benar-benar bingung kenapa perbuatan baiknya justru berpengaruh begitu buruk bagi hidupnya. Ini sungguh menyiksa kerja otaknya yang pas-pasan. Jihoon tidak sepenuhnya pintar, dia hanya sekedar mengusahakannya saja. Mempertahankan itu sulit, bagaimana bisa dia tetap mempertahankannya. Dalam kondisi seperti sekarang.

Saat mama hendak keluar dari kamar putra sulungnya, papa berada di ambang pintu sambil mengukir kurva eloknya. Menatap bangga pada si sulung yang mampu membanggakan. Itu pun hanya berlaku untuk saat ini saja, jika Jihoon gagal maka kepedulian itu berakhir. Seakan-akan tidak ada yang didapatkan dengan cuma-cuma, Jihoon tidak sebahagia itu.

"Meskipun kau tidak berbakat seperti adikmu tapi kau membanggakan dengan cara berbeda. Pertahankan Jihoon," ungkapnya yang menarik pergelangan tangan istrinya dengan lembut. "Perjuangkan lagi, ingat kau harus bertahan di posisi satumu itu. Sekalinya gagal, papa tidak akan memaafkanmu."

Setelah dirasa keduanya benar-benar tidak berada di kamarnya, Jihoon langsung mengacak rambutnya penuh akan frustasi. Gila, dia mungkin akan gila saat ini juga. Kenapa orangtuanya sendiri yang justru memperlakukannya sedemikian. Apakah seorang anak harus memiliki bakatnya masing-masing? Lagian Jihoon bukan dilahirkan akan itu. Namun, kedua orangtuanya lah yang memintanya untuk menjadi seperti sekarang.

Usaha memang tidak mengkhianati hasil tapi perjuangan Jihoon tidak seberapa, sejak dia mulai merasakan pusing dan melupakan beberapa banyak hal akan tugasnya dia yakin nilainya pasti turun. Mana mungkin Jihoon bisa terus mempertahankannya, dia saja tidak berarti apa-apa. Waktu itu hanya sedang beruntung, bukannya benar-benar ahlinya.

Sekali lagi, mana bisa dipertahankan. Barangkali dia juga kelelahan tapi tidak diperkenankan untuk beristirahat sebentar.

Setelah Jihoon mendapatkan sesuatu yang luar biasa. Orangtuanya menuntut banyak hal padanya. Seakan-akan itu keharusan, dan seakan-akan Jihoon memang mesti mendapatkannya. Jihoon lelah, dia ingin menyudahi semuanya. Belasan tahun hidup dalam rasa sakit, membuatnya mati rasa untuk mengenal kebahagiaan di semesta ini.

ʜᴀᴛᴇ ʜᴏᴘᴇ ᴀɴᴅ sᴀᴅ ᴇɴᴅɪɴɢ[✓] 𝙍𝙚𝙫𝙞𝙨𝙞Where stories live. Discover now