6

50 10 0
                                    

Hebat banget yang baca sampai disini ✨

.
.

🐒🐒🐒

Ruang ICU, didepan pintu sudah ada keluarga Kuroo, Yaku, dan Kai.

"Masuklah, Kuroo ingin bicara denganmu, Ken" ucap Ayah Kuroo mempersilakannya memasuki ruang ICU. Di ruangan ini, tidak boleh ramai orang yang menjenguk. Dokter hanya mengizinkan 2 sampai 3 orang saja yang masuk.

Ruangan putih dengan berbagai alat medis berada disamping Kuroo. Tubuhnya jadi lebih kurus dari sebelumnya. "Gimana perasaanmu?" Tanya Kenma

"Tidak baik, tidak buruk juga. Rasanya perutku kayak dipelintir kuat-kuat, tapi gua masih bisa bertahan berkat alat-alat ini" jawab Kuroo
"Syukurlah"

...

"Gua sadar Ken, apa yang gua pernah omongin tentang lu yang ngerepotin, gua sadar soal itu. Berkat lu, gua akhirnya mau bertahan demi impian gua buat masuk tingkat nasional dan pertarungan tempat sampah itu terwujud."

"Bagus. Gua harap lu tetap jadi Kuroo yang gua kenal."

"Iya, makasih. Gua juga berharap semoga pendonor ginjal gua cepat ada. Ayah gua sempet mau donorin ginjalnya, tapi untunglah golongan darahnya gak cocok sama gua. Gua gamau liat dia sakit-sakitan gara-gara ginjalnya tinggal satu."

"Begitu ya..." Tiba-tiba Kenma termenung, memikirkan satu tindakan nekat yang belum pernah dia lakukan. "Gua doain semoga cepat ada pendonornya"

"Makasih" ucap Kuroo, "dan gua minta maaf atas perlakuan gua selama lu menjalani hukuman penaltinya. Kita keterlaluan, ya, Ken? Lu gak maafin kita juga gapapa, kita sadar kok."

"Gak, gapapa. Dari awal penalti itu adalah kesalahan gua sendiri, gua udah maafin kalian jauh sebelum kalian minta maaf" kata Kenma mengharukan Kuroo. Matanya berkaca-kaca setelah Kenma memaafkannya.

"Kalau gitu, tetap bertahan ya, Kur. Makasih, akhirnya lu maafin gua juga." Ucap Kenma kemudian keluar dari ruangan ICU. Disana Yaku dan Kai juga minta maaf seperti yang Kuroo.

Fukunaga hanya tersenyum tipis melihat teman-temannya akhirnya rukun kembali.
"Gua pamit balik duluan ya" kata Kenma berpamitan kepada keluarga Kuroo, akan tetapi dia tidak pulang ke rumahnya.

Dia mengajak Fukunaga ke ruangan Dr. Shoto — Dokter yang menangani Kuroo. Fukunaga heran, kenapa Kenma mengajaknya ke ruangan Dr. Shoto?

"Dokter, saya mau mendonorkan ginjal saya untuk Kuroo" ucap Kenma mengejutkan Fukunaga dan Dr. Shoto sendiri.

"Maksud lu apa, Ken?" Tanya Fukunaga, dia mencoba untuk mengendalikan diri karena sedang berada di ruangan Dokter.

"Gua udah yakin mau donorin ginjal buat Kuroo." Jawab Kenma

"Gak, gak, gak bisa. Gua gak terima lu ngelakuin ini" tolak Fukunaga

"Tenang Fukunaga, belum juga di cek syarat-syaratnya"

Akhirnya Fukunaga mencoba lebih tenang meskipun dia kepikiran, bagaimana kalau hasilnya cocok? Terus Kenma hidup dengan satu ginjal saja, apa yang akan terjadi nanti? Kenma hanya mengangguk meyakinkan temannya itu, lalu mengikuti arahan Dr. Shoto untuk cek kesehatannya, apakah memenuhi persyaratan donor ginjal atau tidak?

"Baiklah, hasilnya ... Ginjal anda cocok dengan Tuan Kuroo" jawab Dr. Shoto diluar dugaan Fukunaga. Dia tak terima dengan hasilnya.

"Tapi..." Seketika ekspresi mereka berdua berubah.

"Anda tidak bisa mendonorkan ginjal anda karena terlalu stress, tekanan darah Anda juga sangat tinggi." Entah kenapa Fukunaga lega mendengarnya.

"Kalau anda masih ingin melakukannya, ubah gaya hidup anda, lakukan olahraga ringan seperti joging atau meditasi, makan-makanan yang bergizi dan jangan stress berlebihan. Dengan begitu, anda memenuhi persyaratan donor ginjalnya" lanjut Dr. Shoto, langsung diterima oleh Kenma.

Fukunaga kembali lesu dengan keputusan ceroboh Kenma.

"Sebelum itu, anda harus mendapat persetujuan dari wali anda atau orangtua atau kerabat. Kemudian tanda tangani formulir ini." 3 lembar formulir diberikan kepada Kenma, ia lihat kotak kosong tempat untuk menandatangani persetujuan diberlakukannya Pencangkokan Ginjal.

Setelah berterimakasih, mereka keluar ruangan sambil jalan bersandingan menuju arah pulang. Tidak ada yang berbicara sejak keluar dari ruangan itu, Fukunaga sedikit memberi jarak dari Kenma.

"Fukunaga, lu setuju kan, sama keputusan gua?" Tanya Kenma ditengah perjalanan mereka.

"Kenapa tanya ke gua? Kan ada Bok—"

"Dia udah pergi" potong Kenma, lagi-lagi matanya menyorotkan kesedihan. "Cuma lu satu-satunya yang gua punya. Plis, ya? Tolong setujui keputusan gua."

"Kenapa lu lakuin ini, Ken?" Langkah mereka terhenti.

Kenma diam sejenak.

"Gua capek, Ga. Gua udah gak guna, seenggaknya ada hal berguna yang bisa gua lakuin. Yaitu, membantu orang lain."

"Padahal masih ada cara lain yang bisa lu lakuin. Bagaimana bisa lu segampang ini memutuskan untuk berhenti?" Fukunaga menunduk, menggigit bibir bawahnya.

Tangannya segan untuk memegang formulir itu dan menandatanganinya. Kenma tersenyum dan berterimakasih.

Fukunaga jalan mendahului Kenma, tak berbicara sampai mereka berpisah arah. Kenma menatap punggung temannya itu dari kejauhan. Dia tahu, jika keputusannya ini sangat ceroboh dan membuat Fukunaga marah. "Maaf, Fukunaga, gua malah bikin lu sedih." Ucapnya.

Dirumahnya, Kenma kembali berpikir, cara agar dia tetap bisa makan-makanan yang bergizi supaya memenuhi persyaratannya.

"Gua jual aja kali ya, barang-barang disini" pikirnya, kemudian tanpa pikir panjang dia benar-benar menjual barang yang sekiranya berharga mahal di online shop dan toko-toko barang bekas.

Hasilnya, hampir setengah barang berharga seperti PSP, Nintendo, komputer gaming, vas dan gelas-gelas antik milik Ibunya, sofa, TV, DVD, dan AC Floor telah terjual dengan jumlah yang sangat lumayan besar. Urusan hutang Bank yang 2 juta Yen itu dia biarkan rumahnya tersita bersama sisa isinya, itu sudah cukup melunasi hutangnya.

~~~

Hari ini adalah hari terakhir kamp pelatihan, banyak teman dari tim lain yang ingin menjenguk Kuroo nanti sebelum pulang ke daerah masing-masing.

Akan tetapi, Dokter masih tidak memperbolehkan orang lain menjenguknya kecuali pihak keluarga dan 2 orang teman saja yang diperbolehkan masuk. Sebagai gantinya, mereka menitipkan salam untuk Kuroo agar ia cepat mendapat donornya dan kembali bermain voli.

"Kenma, kau terlihat lebih cerah hari ini. Ada apa?" Tanya Shoyo

"Gak ada apa-apa, aku cuma senang karena rekan setim ku sudah kembali seperti dulu" jawab Kenma. Shoyo jadi ikut senang mendengarnya, akhirnya Kenma tak lagi dihukum ataupun dikucilkan oleh rekan setimnya lagi.

"Selamat ya, Kenma. Jangan ulangi kesalahan yang sama, ya" ucap Shoyo sekaligus memberi pesan.

"Iya, aku tahu"

"Tapi, kenapa Fukunaga keliatan cuek sekarang?" Tanya Shoyo memerhatikan sikap aneh Fukunaga yang sedikit menjauhi Kenma

"Dia lagi banyak pikiran. Gausah khawatir" jawab Kenma agar Shoyo tak memusingkan masalah yang sedang terjadi diantara mereka.

"Baiklah. Aku balik duluan ya, Ken. Sampai ketemu di pertandingan Nasional!" Shoyo melambaikan tangan kepada teman-teman tim lain, dia sudah berangkat kembali ke Miyagi dan mereka akan bertemu lagi di Pertandingan Nasional.

Mulai sekarang, goal Kenma adalah mengatur stressnya, menjaga pola makannya, dan bermeditasi supaya dia mencapai persyaratan donor ginjal. Dia berharap bisa mencapai goalnya selama satu Minggu ke depan dan Kuroo bisa menjalani operasi secepatnya. Lebih cepat lebih baik.

~~~

To be continued...

ねこまのセッター|| Setternya NekomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang