#1 - Him

1 1 0
                                    


*****

2021, tepat satu tahun sudah karantina diberlakukan di seluruh negara. Semua kegiatan terbatas membuat banyak orang kesusahan dan mengeluh bosan. Tapi para remaja jaman sekarang tentunya tak kehabisan akal, mereka memperluas pertemanan melewati aplikasi sosial media yang bisa mempertemukan mereka dengan orang yang jaraknya bisa dibilang jauh. Tersenyum sendiri memandangi benda pipih sudah menjadi kebiasaan.

Dan ini dia contohnya, pemuda yang hampir seharian berbaring di atas kasur sambil bermain ponsel pintarnya. Dia bahkan tertawa, menangis dan bahkan memaki benda mati yang tak berdosa itu.

"Kan! Tolol! Kok lo percaya sama tuh orang? He's cheating on you, ma'am." Ia menggelengkan kepalanya pelan. Tidak habis pikir dengan sang pemeran istri dalam film yang masih percaya pada suaminya, padahal dia tukang selingkuh.

Ia menghembuskan nafas gusar sembari mematikan ponselnya. "Bosen!"

Ia menggeliat, meregangkan otot tubuhnya. Berguling kesana-kemari. Entah sudah jam berapa sekarang, tapi ia masih malas untuk mandi. Sebenarnya ia ingin bangun siang, tapi bukan Indonesia namanya kalau hari Minggu tidak ada suara musik dangdut dan juga gergaji mesin yang mengusik ketenangannya.

"Bang Nopal! Kamu tega banget sama aku!" Teriaknya tak jelas setelah mengingat mantan dominan virtual yang tega berselingkuh dengan orang lain. Yap! He's gay.

Begitulah kira-kira kegiatannya selama setahun ini. Berbaring, menonton film dan sekolah online. Tidak ada yang menarik menurutnya.

Tangannya meraih laptop di nakas lalu membuka aplikasi Telegram. Aplikasi yang menemaninya selama pandemi untuk memperluas jangkauan pertemanan. Nggak diendorse.

You : Hi!

Anony : Hi!
Anony : Ce/co? Tb/bb?

Skipped!

Berniat mencari hiburan marah membuatnya ilfeel. Menurutnya berat badan dan tinggi badan adalah privasi.

"Orang tuh, ye. Kenalan nanya nama, umur, asal. Ini apaan anjir!"

Nevan berdecih pelan. "Kalo dijawab jujur dikatain terus di skip, kalo bohong langsung keluar sifat manipulatif. Dasar cowo!" Ia menutup aplikasi itu dan menyetel lagu random di aplikasi hijau. Merasakan vibesnya sambil berbaring menatap langit-langit kamar.

Bosan! Itu yang ia rasakan. Ingin jalan-jalan tapi tidak punya uang, tidak tahu juga mau kemana, dengan siapa. Nevan tidak punya yang namanya teman sejak karantina besar-besaran diadakan. Tinggal sendirian dan jauh dari orang tua membuatnya merindukan rumah, bukan tanpa tujuan ia pergi dari rumah, melainkan untuk merasakan apa yang namanya hidup tanpa bergantung orang tua.

Ting!

Notifikasi dari ponselnya membuat Nevan menoleh. Remaja bertubuh mungil itu duduk, lalu terdiam sesaat sambil menatap layar ponselnya.

Arfn_
Salken Arfian, gue yang semalem di anony.

You
Oh iya, salken juga. Nevan.

Ia melihat foto profil akun cowok itu. Nevan tertarik padanya. First impression ketika melihat beberapa foto cowok itu adalah kalem, aesthetic dan tampan.

Hingga beberapa saat, cowok itu kembali mengirim pesan pada Nevan. Ia mengajak Nevan mutual akun! Keberuntungan berpihak padanya, jarang sekali cowok ganteng mengajaknya mutual. Biasanya Nevan sih.

Limerence [On Going]Where stories live. Discover now