CF 3

791 50 2
                                    

Haloo

Jangan lupa vote dan komen

Semoga kalian suka

Selamat membaca ❤️
Saat ini Levin tengah mengumpulkan beberapa temannya guna membahas mengenai kejadian kemarin.

" Lu serius? Caca ngomong gitu" ucap Sean memicingkan matanya ke arah fi.

Plak

" Biasa aja matanya, takut tuh si fi" memang fi agak takut melihat wajah Sean yang macam om om pedopil mesum yang suka ngirim pesan di Facebook.

" Kan aku ngga percaya yang, masa Caca bisa ngomong gitu?" Sean.

Zea hanya tersenyum remeh.

" Tapi lu ngga di apa apain kan fi" tanya zea, ia menghela nafas mendapatkan geleng dari fi.

" Syukurlah" Sean, Axel maupun Aldi di buat tambah bingung.

" Sebahaya itu ya kalo Caca lagi kesel, sampe lu tanya keadaan si kembar" ucap Axel.

" Intermittent  explosive disorder ".

Masih sama ketiga anak itu menatap dengan bingung?.

" gangguan saat seseorang mengalami kegagalan dalam mengontrol rasa marahnya dan memiliki dorongan-dorongan untuk bertindak secara kasar. Saat ada masalah, bahkan masalah kecil sekalipun, amarahnya dapat “meledak-ledak”." jelas fi

" Maksudnya gua masih kagak paham anjir" Sean.

Plak

" Dasar otak bokep terus mana yang lu paham" kesal zeaa.

" Jadi gini Kaka Caca mengalami penyakit di mana dia tak bisa mengontrol emosi baik sebab masalah sepele atau apa pun itu"terang fi.

"Loh bukannya caca itu kalem ngga pernah marah marah ya paling kalo si Levin tawuran itu malah lebih ke ngambek ngga si" Sean.

" Itu malah yang bikin bahaya dia ngga pernah marah namun sebenarnya dia memiliki perasaan ingin marah namun coba di Pendam " fi.

"puncaknya waktu pas sebelum berita viral kakek jalan sama dia tau kan ?.semua mengangguk kecuali fi.

" Sebelum itu dia pernah nagmuk gara gara masalah Zayn yang sering perhatiin bunda, sampe bunda tampar dia, gua aja langsung bingung waktu itu" semua kaget.

" Kok bisa?". Aldi yang kini angkat suara.

" Mungkin ya ini perkiraan fi aja waktu itu kak Caca yang dari kecil sering  dapet perhatian dari aunty eh aunty malah ganti lebih sayang sama Zayn".

" Masa cuma karena cemburu doang " Axel.

" Fi belum selesai" kesalnya.

" Dari kecil kak Caca ngga pernah liatin rasa marahnya dan sedihnya kan?" Semua mengangguk, memang benar caca yang dulu mereka kenal itu ragam murah senyum paling cuma sama Axel doang dia marah marah.

" Mungkin dia nahan rasa pedih dan sedih itu, terus meledak pas kejadian Abang Cerita tadi dan memang pas saat itu kakak udah mengidap penyakit itu" semua mengangguk paham.

"Lalu bahaya dari penyakit itu sendiri apa " Aldi.

" Kak Caca bisa aja nyakitin orang dengan omongannya, kalo sama Anggota keluarga mah aku masih tenang tapi kalo sama orang lain itu apalagi yang mudah tersinggung pasti yang bakal kena kak Caca juga " cerocos Fi panjang lebar.

Semua menangguk membenarkan ucapan fi.

" Terus sekarang mau gimana " Sean, semuanya menggeleng tak tau.

" Ke psikiater?" Axel.

" Lu mau di amuk dia?" Zeaa.

" Gua takut dia bisa nekat nyelakain dirinya atau bisa jadi nyelakain Bunda " zeaa.

" Fi kamu pernah belajar psikologi kan? " Aldi.

" Fi kan ngga lanjutin kak " fi.

" Ngapa ngga lanjutin lu kagak kuat?" Sean.

" Ngga ada biaya heheh" kekehnya.

" Anjir ya kali cucu Mr. Zee ada kendala di biaya lawak lu " heran Sean.

" Lah emng nyatanya gitu kak, makanya fi kerja di kantor uncle Bai " fi tenang, namun sorot mata itu tak bisa membohongi semua yang di sana ya kecuali si Sean yang emng masih belum terlalu suka dengan fi.

" Kalo ngga tau apa apa diem aja lu" Levin angkat bicara.

" Udah udah sekarang bahas rencana selanjutnya gimana?" Aalan mencoba menengahi ketegangan ini.

" Fi Masi belum ada ide, tapi nanti fi coba bicara pelan pelan sama kak Caca"  fi.

" Lu beneran ngga papa kok gua khawatir ya" Axel dan diangguki semuanya.

" Tenang kalo ada apa apa nanti fi bilang kalian oke" fi mencoba menenangkan mereka yang terlihat raut khawatir.

" Udah ah fi pamit mau kerja dulu Babai" pamit fi pergi dari rumah zeaa menuju kantor.

Sepeninggal fi Sean yang masih penasaran mencoba bertanya dengan Levin.

" Itu serius yang di omongin fi, apa dia bukan anak kandung Paman Joss dan paman Luke" Sean.

Plak.

Kali ini Axel yang sudah geram mendengar ucapan sang teman .

" Kalo ngomong di jaga mulutnya, macam tak pernah di zakati" Axel.

" Salah paham" ujar Levin.

" Kebiasaan kalo ngomong setengah setengah " kesal Sean.

" Biar jadi kejutan " seringai Levin.

" Eh sepupu lu anak psikolog kan" tanya  Levin pada Axel.

" Siapa oyyy?" Bingung Axel.

" Ih anak om dew itu loh " geram Aldi.

" Om dew ya em oh si Leon " .

" Hem itu denger dari lu dia bakal pindah kesini buat ngajar di kampus si Caca kan " Levin. Axel menangguk.

" Gua mau minta bantuan dia , kalo si fi doang gua takut njir " Levin.

" Oke nanti gua kirim no nya ke. Elu" .

" Yasudah gua pamit mau Anter ayang cek up " pamit Levin.

" Hati hati ".

" Gua juga cabut ya mau Anter nih ayang ke pet shop " Axel di angguki Aldi.

" Yoi hati hati bro" Sean.

Setelah mereka pergi tinggalkan zea dan Sean saja.

" Ay terus kita ngapain ay berdua doang kan " mengangkat alisnya.

" Gua mau tidur lu pulang aja sana " menyeret Sean keluar dari rumahnya.

" Bay".

Brakkk.

" Anjir " umpat Sean kaget.

Bagaimana nyambung kagak?

Wah kira kira fi bakal bisa bujuk Caca ngga ya ?

Terus kenapa Sean bisa kurang suka sama fi?. Apa terjadi sesuatu di antara mereka.

Lalu siapa Leon itu?

Kalo penasaran tetep stay tune yaw.

Papay

civaare fam's Where stories live. Discover now