My Litte Nadya 16

1.9K 66 0
                                    

Happy Reading!

Nadya yang mendengar teriakan Ria dari luar pintu spontan mengusap air mata di pipinya, dan merapihkan rambutnya serta seragamnya. Merasa sudah rapi kemudian Nadya membuka pintu toilet dengan pelan dan tersenyum tipis. "Ria...ada apa memanggilku?" Suara Nadya begitu lirih dan pelan.

Ria yang merasa tidak beres dengan keadaan Nadya, seperti ada sesuatu yang terjadi padanya. "Nadya tadi saat aku berada di kelas, semua siswa pada mengatakan jika kamu ke toilet dengan keadaan menangis, dan katakan padaku siapa yang membuatmu seperti ini?" Tanya Ria khawatir.

Nadya diam tidak menjawab pertanyaan dari Ria, jika dirinya mengatakan bahwa ini semua ulah Alya, Ria akan kecewa padanya, dan Nadya tidak ingin ada sesuatu terjadi pada Ria dan Alya.

"Aku tidak apa-apa Ria..."

Tidak, jelas ada sesuatu dari Nadya yang disembunyikan, pikir Ria.

"Jangan membohongiku Nadya, katakanlah siapa yang membuatmu seperti ini?"

"Tidak ada Ria, sungguh." Jawab Nadya.

Ria hanya diam tidak tahu harus bertanya apalagi, karena ujung-ujungnya Nadya akan menjawab dirinya tidak terjadi apa-apa maka dari itu Ria langsung memegang tangan Nadya dan melangkah menuju ke kelas.

Pelajaran telah usia, dan waktunya untuk istirahat, semua para siswa-siswa berhamburan keluar kelas.

Nadya melangkah ke kantin, banyak siswa yang mengantri untuk membeli makanan, dan Nadya mengurungkan niatnya dan duduk di bangku sekolah sendirian.

Nadya bisa merasakan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya.

Baru saja Nadya ingin memejamkan matanya karena merasakan angin yang menyejukkan ini, seorang lelaki menghampirinya. "Hai, bolehkah aku duduk di sini?"

Spontan Nadya menoleh padanya dan tersenyum kaku. "Boleh, silahkan."

Diam beberapa detik kemudian lelaki itu membuka suaranya. "Nama aku Arkan, dan nama kamu siapa?" Tanya lelaki itu.

"Nama aku Nadya."

Arkan membawa 2 botol air putih, kemudian Arkan menyodorkan 1 botol air putih. "Nih, minumlah kebetulan aku membelinya 2." Tawar Arkan.

Jika Nadya menolak, Nadya tidak enak, jadi Nadya menerimanya saja.

Nadya menerimanya. "Terimakasih."

Setelah Arkan minum air, Arkan menatap wajah Nadya. "Mengapa kamu disini sendirian?" Tanya Arkan.

"Aku hanya ingin sendirian saja, aku kurang suka keramaian." Jawab Nadya.

Arkan terkekeh pelan. "Sama, aku juga kurang suka keramaian, maka dari itu aku kemari untuk menemanimu."

Nadya tersenyum menanggapinya, kenapa ini terlalu canggung? Nadya tidak paham.

Dan syukurlah Ria datang tepat waktu, kalau tidak tubuh Nadya pasti sudah keringat dingin. 

"Nadya, ikutlah denganku untuk membantuku merapihkan buku-buku di perpustakaan." Kata Ria memberitahu.

"Oke, Akran aku tinggal..." Pamit Nadya melambaikan tangannya.

Sampailah di perpustakaan, Nadya dan Ria dengan fokus merapihkan buku-buku di raknya masing-masing.

"Oh ya, tadi kamu bicara sama siapa?" Tanya Ria memberhentikan kegiatannya.

"Oh itu, namanya Arkan aku baru mengenalnya tadi."

Ria hanya mengoria, kemudian melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Setelah semua selesai kurang lebih 1 jam, seorang lelaki memasuki perpustakaan dan membawa buku ditangannya.

My Litte Nadya (End)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant