Chapter 2 : Neighbor

118 35 0
                                    

Sana akhirnya ketiduran di ruang tamu. Saat terbangun ia melihat tubuh Miyeon masih tergeletak amburadul di lantai.

"Astaga! Aku sampai lupa kalau anak ini ada disini." Padahal dia sedang di apartemen milik Miyeon.

Sana menepuk-nepuk pipi Miyeon, berharap gadis itu akan bangun. "Hei bangun, kau akan ketinggalan kereta nanti."

Gadis itu tak kunjung bangun dari tidurnya. Akhirnya Sana menyalakan televisi dengan volume tinggi.

"Berisik!!!"

"Yak! Bangun sialan! Aku tidak mau kau menyalahkan ku karena ketinggalan kereta!!!"

"Sana Sunbae? Aku lupa kau ada di apartemen ku. Tenang saja, aku berangkat siang kok."

"Ini sudah siang!"

"Apa?!"

12:23 P.M

Miyeon terkejut bukan main, ia menyambar handuk untuk segera mandi.

Sana menyiapkan makan siang yang ringan untuk Miyeon. Sambil bebersih sebentar.

"Sunbae, untung saja kau ada disini membangunkan ku. Kalau tidak mungkin aku akan tidur sampai petang. Huhu... Untung saja aku masih punya waktu satu jam sebelum kereta datang." Ucap Miyeon sambil mengunyah roti lapis buatan Sana di tangan nya.

Tiba-tiba Sana teringat dengan pria semalam. Ia merasa penasaran, jadi ia mencoba bertanya pada Miyeon.

"Apakah ada yang menderita asma di apartemen ini? Jika mungkin kau tahu?"

"Seorang bibi di apartemen nomor 9 kurasa. Ia selalu membawa inhaler saat kita berpapasan." Jawab Miyeon tanpa curiga sedikitpun.

"Ohh begitu ya..."

Akhirnya Miyeon sadar, pertanyaan itu benar-benar di luar topik.

"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Sebenarnya tadi malam ada pria yang jatuh sesak nafas di halaman. Karena dia terlihat kesulitan dan tidak ada yang berjaga di gerbang maupun lobi, aku pun membiarkan nya masuk untuk secangkir teh. Maaf aku membiarkan seseorang masuk tanpa seizinmu." Jelas Sana sambil menunggu respon Miyeon.

"Tidak apa. Bisa gawat kalau orang itu dibiarkan. Lagipula itu darurat, Sunbae pasti tidak menduga itu akan terjadi." Ujar Miyeon sedikit khawatir melihat Sana yang mengira diri nya pasti marah.

"Pria ya? Kurasa tidak ada penderita asma lain disini. Seperti apa ciri-ciri nya?" Miyeon sedikit penasaran, secara itu adalah informasi baru tentang penghuni disini.

"Dia tinggi, hidung nya mancung, mata nya tajam, dan kalau tidak salah ada tahi lalat di ujung hidung nya."

"Uhk! Uhk!" Tiba-tiba Miyeon batuk-batuk, Sana pun cepat-cepat mengambilkan nya air.

"Minumlah pelan-pelan..."

Miyeon meneguk nya, lalu menatap Sana dengan terkejut.

"Sunbae... Pria itu mungkin...

Ding Dong...

Bel berbunyi sebelum Miyeon menyelesaikan dialog nya. Gadis itu menaruh gelas nya lalu berjalan ke arah pintu.

"Ya... Sebentar."

Miyeon mengecek kamera di depan pintu, ia tersentak kaget setelah melihat siapa yang berdiri disana.

Ia buru-buru membukakan pintu.

"Selamat Pagi! Pak Direktur!" Baru kali ini Sana melihat Miyeon membungkuk sesempurna itu.

In My Blood [TaeSana]Where stories live. Discover now