Day Two

40 4 0
                                    


Keduanya tidak benar – benar berpesta siang itu. Bahkan pundak Yaxuan terpaksa harus kesemutan, karena kekasih mudanya meninggalkan Yaxuan menuju ke dunia mimpi. Permainan mereka berakhir setelah Yaowen tertidur saat Yaxuan memeluk pemuda itu. Memang sangat tidak sesuai rencana, apalagi Yaxuan sudah mempersiapkan hal – hal lain yang mungkin mereka butuhkan saat pesta nanti.

"Hei, Lao gong, apa kau tidak tidur semalam?"

Tentu saja tidak ada jawaban dari Liu yaowen. Si bungsu Liu ini masih sibuk menyelam mimpi dan menyamankan diri dalam pelukan Yaxuan. Beruntung song yaxuan termasuk jejeran orang penyabar dan penyayang, jadi tubuh Yaowen masih utuh tanpa cacat.

Sebagai yang ditinggal tidur, Yaxuan berusaha menarik tangannya yang tertindih oleh kepala si muda. Tak banyak gerakan, Yaowen masih nyaman dengan tidurnya. Sembari membiarkan kekasihnya tidur, Yaxuan menatap wajah Yaowen dengan teliti.

Dirinya terdiam sejenak, baru kemudian senyum manisnya tampak.

"Baiklah, kita habiskan siang ini dengan tidur bersama saja, Yaowen. Walaupun tidur bersama dengan makna yang sebenarnya."

Keduanya berakhir dengan tidur saling berhadapan sampai sore menjelang. Tidak tahu apa yang terjadi selama mereka tertidur, yang pasti saat mereka bangun, Tuan Song sudah duduk di atas sofa dan menyesap tehnya. Yaxuan yang keluar pertama dari kamar jadi malu tidak karuan, bisa saja ayahnya melihat kan?

"Yaya,kemari sebentar."

Yaxuan yang sebenarnya hanya ingin mengambil minum, jadi mendekat dan duduk sebentar di sebelah ayahnya. Pria separuh abad itu menatapnya dengan muka khawatir, lalu tanpa aba – aba memeluknya.

Liu yaowen sendiri yang baru saja bangun dari tidurnya, berjalan santai keluar kamar dan berteriak seolah mereka hanya berdua di apartement.

"Lao po~~"

"Lao po~~"

Senyum dan tingkah kekanakan Yaowen menjadi amblas ke dasar bumi, setelah ayah Yaxuan menatapnya dengan kedua alis terangkat. Sedang Yaxuan yang ada di sebelah pria separuh abad itu hanya memberikan senyum canggung.

"Apa kalian sedang bermain peran?"

"Pa!"

"Batas waktuku sampai pukul lima sore dan satu jam lagi waktu kalian akan habis."

"Oh Tuhan, Papa! Satu jam itu masih lama. Pa-

"Terserah kalian mau melakukan apa, aku akan ke kamarku dan tolong jangan terlalu berisik."

Tuan Song mengangkat cangkir teh dan koran yang ada di meja. Meski dibebaskan oleh pemilik rumah, Yaxuan maupun Liu Yaowen tidak benar – benar bebas sekarang. Mengingat kamar Yaxuan tidak begitu kedap suara dan bisa saja ayah Yaxuan menahan mereka berdua di puncak suasana.

Satu jam mereka berakhir sia – sia, karena Yaxuan memilih untuk menyiapkan barang – barang yang akan mereka bawa untuk wisata malam. Yaowen sebagai tamu hanya menurut, mana ada nyali dirinya bertengkar dengan Yaxuan saat calon ayah mertuanya ada di rumah. Bisa – bisa hubungan mereka kandas.

Liu Yaowen dan kekasihnya baru benar – benar keluar setelah matahari tidak memancarkan sinar sama sekali. Langit sudah gelap dan bintang – bintang sudah menampakkan diri. Ayah Song  sempat ingin berbicara secara pribadi dengan dirinya, tapi Yaxuan datang dan menariknya tiba – tiba.

Tidak ada hal aneh setelah itu.

Mereka menghabiskan waktu makan malam dengan mencari restoran ramen. Makanan kesukaan si Muda Liu yang belakangan tidak ia makan. Makan juga tidak menghabiskan waktu lama, hanya waktu mereka berbincang saat makan yang menghabiskan waktu.

MIDNIGHT SUN Ver[WENXUAN]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora