Prolog

46.8K 3.7K 115
                                    

Haaaaai! Aku kembali dengan cerita romcom lainnya XD

"Mantan, mantan apa yang bikin dongkol, tapi nggak pernah punya status hubungan spesial? Mantan bos." -Sinar, si tukang protes. (Hello, Ex-Boss!)

 (Hello, Ex-Boss!)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue nggak habis pikir kelebihan yang kita tawarkan cuma diskon."

Suara yang cukup nyaring menjadi pembuka setelah kesunyian menelan keseriusan mereka. Ruangan khusus ini diperuntukkan untuk divisi telesales yang menawarkan jasa pengiriman barang menggunakan ojek online di perusahaan transportasi online bernama Pick Me Up.

Sinar, si tukang protes, mulai gerah dengan penawaran yang ditawarkan perusahaan barunya untuk memikat para penjual agar bersedia menggunakan jasa pengiriman barang ojek online perusahaan mereka. Menurutnya pribadi, tidak ada yang spesial selain diskon dengan maksimal diskon lima belas ribu. 

"Gue pikir juga begitu. Pak First nggak punya ide cemerlang apa, ya? Pantes kita kalah mulu sama perusahaan sebelah," sambung Dianka.

"Kaaaan! Gue bilang juga apa." Sinar menghela napas berat. Tiga bulan bekerja menjadikannya hafal dengan sistem dan ketentuan perusahaan. "Lagian nggak semua pembeli mau pakai ojek online. Kalo ada ongkos gratisan, kenapa harus yang bayar? Mereka pasti rela nunggu, kecuali butuh barangnya cepet."

"Mau gimana lagi. Bukan kita yang bikin penawaran," sela Jayanti.

"Denger-denger Pak First mau mundur jadi CEO. Katanya, dia mau fokus urus perusahaan lain. Setelah jam makan siang ada bos baru yang gantiin Pak First. Bener nggak, sih?" celetuk Lila. 

"Serius lo?" Sinar memekik kaget. Memutar kursi sampai menghadap Lila dengan tatapan ingin tahu. "Siapa penggantinya? Ganteng mirip Pak First nggak?" 

"Mana gue tau. Gue cuma denger rumor. Mudah-mudahan bukan bos galak, deh. Bisa habis kita dimaki-maki karena nggak capai target." Lila menghela napas seraya menyandarkan tubuh di punggung kursi. 

Sinar bangun dari tempat duduknya, mengambil gelas kosong, lalu berjalan mendekati pintu untuk mengambil air dari dispenser yang tersedia. Sialnya, air dispenser kosong. Dengan terpaksa dia membuka pintu. Sebelum pergi mengambil minum di pantry, dia memunggungi pintu sambil melihat Lila. 

"Lo serius nih, Li? Masa Pak First resign?" tanya Sinar, masih penasaran.

"Rumornya gitu, Zeyeng."

Sinar berdecak. "Duh, jangan sampai bos baru kita ngeselin macam bos lama gue. Mana workaholic banget. Gue sama teman-teman satu divisi sampai geleng-geleng kepala pas dia protes kerja kami nggak ada yang beres. Padahal bukan kami yang nggak beres, ketentuan perusahaan yang bikin kami susah jangkau customer. Giliran diprotes malah ngotot. Mau gue bejek-bejek aja," cerocosnya penuh emosi.

"Bos lama lo? Bukannya dulu lo kerja di perusahaan Termima Group?" tanya Jayanti.

Belum sempat mendengar jawaban Sinar, semua rekan kerja Sinar mendadak diam. Wajah mereka memucat saat menangkap bos mereka berdiri di belakang Sinar bersama seorang laki-laki asing. Entah bos baru yang dirumorkan atau pegawai baru divisi mereka.

"Yep. Gue bagian marketing waktu itu. Bos gue tuh anaknya yang punya perusahaan. Cakrawala Soetomo itu, lho! Kalian pasti tau. Cakrawala GGS, deh. Ganteng-ganteng setan. Ngeselin banget. Gue nggak habis pikir ada bos sekampret dia. Waktu itu dia maki-maki divisi gue suruh kerja sampai tengah malam. Dia mau bikin gue mati mendadak apa, ya? Saking sebelnya sama dia, gue mutusin resign. Emosi. Daripada gue mati di kantor sana, lebih baik gue cari kerja baru," jawab Sinar dengan hebohnya. 

"Katanya lo mau ambil minum?" Dianka berusaha menghentikan Sinar.

"Nanti, deh. Gue jadi kesel inget kesablengan dia. Mana ramahnya cuma sama sekretarisnya. Gue denger rumor dia suka sama sekretarisnya, tapi nggak perlu ditunjukkin juga kali. Ujung-ujungnya tuh sekretaris nikah sama adiknya. Katanya, sih, dia ditolak gara-gara impoten," lanjut Sinar, masih tetap heboh. 

"Impoten, ya?" sela Cakrawala.

"Iya, impoten. Terus sok dingin macem kulkas. Dipikir dia freezer apa?" cerocos Sinar.

"Oh, bukan freezer, tapi microwave. Bisa bikin panas," sahut Cakrawala.

"Halah! Microwave apaan. Orang...." Sinar berhenti sebentar. Tunggu, tunggu. Suara siapa yang dia dengar barusan? 

Sinar menyadari gerakan bola mata Jayanti dan Lila yang mengarah ke belakangnya. Pelan-pelan dia berbalik badan. Setelah sepenuhnya melihat sosok di belakangnya, Sinar melotot. Kaget bukan main. Manusia yang dibahas olehnya ada di depan mata! Iya, Cakrawala Soetomo!

"Kamu tau dari mana saya impoten?" Cakrawala memasang senyum manis penuh arti. 

"Oh, shit!" Sinar mengumpat spontan. Pelan, tapi penuh kepanikan. Aduh, Gustiiiiii ... mulut ini jahanam banget. Mati, deh, gue!

👔👔👔

Jangan lupa kasih vote dan komen kalian😘😘😘🤗❤️

Gimana prolognya? ehehehe 

Follow IG: anothermissjo

Follow IG: anothermissjo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hello, Ex-Boss! (OPEN PRE-ORDER)Where stories live. Discover now