Prologue: New Life, New Him

54 7 0
                                    

Ravn keluar dari kamarnya dengan sebuah handuk kecil menggantung di lehernya. Hari ini adalah hari pertamanya untuk berkuliah setelah melaksanakan ospek yang sungguh menguras tenaga dan emosi.

Ravn berjalan menuju ruang televisi dengan langkah tidak bersemangat. Menjalani hari-hari tanpa Yena ternyata benar-benar membosankan. Selama beberapa bulan terakhir, Ravn jarang berkumpul dengan teman-temannya. Selain karena disibukkan pendalaman materi untuk ujian sekolah, Ravn juga memilih untuk fokus ke kelanjutan studinya.

Sekarang disinilah Ravn, sudah resmi menjadi mahasiswa salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia. Beberapa teman-temannya seperti Xion dan Leedo melanjutkan kuliah mereka di luar kota. Sementara Seoho, Keonhee, dan Hwanwoong mereka berkuliah di perguruan tinggi negeri di kota yang sama dengan Ravn.

Akan tetapi, walaupun Ravn masih bisa berkumpul dan bergaul bersama kelima temannya, ia lebih memilih untuk menyendiri. Ia masih tidak bisa menerima kepergian Yena yang tiba-tiba. Ia belum sempat mengucapkan maaf ataupun kalimat selamat tinggal. Perasaan bersalah masih membekas di hatinya.

Ravn menuju dapurnya dan meraih sebuah mangkuk lalu menuangkan sereal ke dalamnya kemudian menambahkan susu UHT. Ravn mengambil sebuah sendok kemudian melahap serealnya itu sambil memperhatian sebuah bingkai foto yang sudah berbulan-bulan berada di nakas samping sofanya.

Ravn mendengus panjang. Sebenarnya percuma dirinya selalu seperti ini. Menyesali semua yang sudah berlalu. Namun, hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang.

Jam dinding menunjukkan pukul setengah 6 lewat 10 menit di pagi hari. Mengetahui dirinya nyaris terlambat, Ravn buru-buru menghabiskan sarapannya dan berlari mengambil jaket, kunci motor, dan tas selempangnya.

Laki-laki itu segera menuju basement apartemennya dan menaiki motornya lalu melaju dengan kecepatan sedang menuju suatu tempat.

Setelah 15 menit ia mengendarai motornya, akhirnya ia sampai di sebuah tempat yang terlihat tidak terurus. Ravn turun dari motornya lalu melepas helmnya dan langsung berjalan menuju bangunan yang mirip restoran terbengkalai itu.

Di dalam ada seorang gadis dengan tangan terikat sebuah rantai tengah terlelap di ujung ruangan. Penampilannya sangat berantakan bahkan seperti orang yang tidak makan selama 1 bulan, sangat kurus dan mengerikan.

Ravn menyalakan lampu bangunan tersebut, membangunkan perempuan itu.

Menyadari Ravn ada disana, mata perempuan itu melebar dan ia mulai meronta-ronta ketakutan.

"R-Rav...," gumamnya.

Ravn, dengan tatapan tajamnya, menyerahkan sebuah kantong plastik berisi makanan dan sebotol minuman kepada gadis itu.

Dengan senang hati gadis itu menerimanya. Saking laparnya, tangannya sampai gemetar untuk sekadar mengambil kantong plastik dari Ravn.

"M-makasih," celetuk perempuan itu.

Ravn tidak menjawab. Ia berjalan ke sebelah gadis itu dan duduk di sampingnya.

"Lo tahu lo enggak bisa disini selamanya," ucap Ravn.

Gadis itu menoleh, mulutnya sudah dipenuhi makanan. Perutnya yang keroncongan benar-benar membuatnya kalap.

"Huh, lo gak nyuap pihak kepolisian biar enggak nyari keberadaan lo yang benar, kan?" tanya Ravn sarkas.

Perempuan itu menyatukan alisnya dan memaksa kerongkongannya menelan makanannya.

"Gue akan keluar dari sini... secepatnya," balas orang itu.

Ravn menatap perempuan itu.

"Hayoung," panggilnya.

Gadis bernama Hayoung itu terdiam dengan kedua alis menyatu di tengah dahi.

"Please tell me you hate this," pinta Ravn.

"Ya iya, Rav! Gue udah minta lo keluarin gue dari sini dari berapa hari yang lalu! Lo tahu gak lo udah nahan gue disini berapa minggu?" tanya Hayoung kesal.

"Dua," jawab Ravn. "Lama, kan?"

Hayoung menelan salivanya.

"Kalau lo memang pengen balas dendam sama kelakuan gue, kenapa lo enggak bunuh gue aja sekalian, Rav? Kenapa lo malah nahan gue disini? Lo tahu gue dan Chaerin pelaku penyebaran video Yena, tapi kenapa lo enggak langsung eksekusi gue aja? Lihat, kan? Chaerin udah kuliah di luar negeri sekarang!" tanya Hayoung bertubi-tubi.

"Biar lo ngerasain rasanya jadi Yena," jawab Ravn cepat.

"Lagian lo mau ini, kan? Lo mau berada di sisi gue, gue kabulin. Lo udah bareng sama gue selama 2 minggu," sambungnya.

"TAPI ENGGAK LO CULIK JUGA, BODOH!" bentak Hayoung hampir menangis.

Senyum miring Ravn terukir.

"Maunya gimana? Memperlakukan lo kayak gue memperlakukan Yena? Mimpi! Setelah lo tidur sama cowok lain? Lucu banget hidup lo," balas Ravn.

Hayoung mengatupkan bibirnya. Perkataan Ravn barusan benar-benar menusuk hatinya.

"Sebenarnya lo nahan gue dimana, Rav? Kenapa sampai sekarang keluarga gue belum juga nemuin gue?" tanya Hayoung.

Ravn berdiri dari duduknya. Ia mengeluarkan sapu tangan dari kantong celananya dan meneteskan beberapa tetes cairan ke atas kain tersebut.

"Oh no... Not again, Rav," ujar Hayoung ketakutan.

Ravn menatap Hayoung sinis dan mulai berjalan mendekatinya lalu membekap Hayoung kuat-kuat.

"Mau tahu ini dimana?" tanya Ravn.

Hayoung hanya memberontak, berusaha tak menghirup cairan di sapu tangan tersebut.

"Tempat yang selalu lo impikan. Live your life with me."
______________________________________________________________________________

Untuk merayakan 1k readers di season pertama cerita ini, akhirnya aku bisa publish season kedua dari "Ice Cube Lover"! Di season kedua ini memang judulnya aku buat sedikit berbeda, supaya menandakan kalau ini sequel dari "Ice Cube Lover". Terima kasih ya atas antusias temen-temen buat baca season pertamanya! Mohon maaf kalau banyak kekurangan.

Di season kedua ini, author bakalan update enggak tentu. Soalnya ternyata kuliah sepadet itu. Apalagi aku join 3 organisasi dan 1 kepanitiaan. Belum lagi tugas orientasi fakultas ada 1 yang belum selesai dan masih berlangsung sampai pertengahan November. Aku akan update cerita ini buat refreshing aja, ya!

Jangan lupa vote dan komen supaya aku makin semangat nulisnya! Terima kasih semua. XOXO

Ice Cube Gone Bad || ONEUS RAVN [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang