✖Chapter 5✖

93 16 7
                                    

Cw // drunk

♤♤♤

"Nee... Tenn-nii~ Kenapa kau bisa dekat dengan Iori...?" tanya Riku sambil menyandarkan kepalanya pada pundak Tenn dengan nada yang melantur dan wajahnya yang memerah. Kaleng alkohol yang tadi ia pegang ia jatuhkan ke bawah seselesai ia meminumnya.

"Memangnya gak boleh?" Tenn menatap sinis Riku, "Itu semua karena salahmu, kau tahu?"

"Hee~ Memangnya apa salahku~?" Riku memeluk lengan kiri Tenn.

"Kau tidak bangun-bangun jadi aku pikir bila aku dekat dengan Iori, kau akan terpengaruh untuk bangun," Tenn berusaha melepaskan diri dari Riku yang masih memeluk lengan kirinya. Tenn menghela nafas berat, "Makanya aku malas denganmu yang sudah mabuk begini! Kau benar-benar lemah dengan alkohol ya, Rik!"

"Lah, gak ngaca. Tenn-nii juga cuman minum setengah kaleng ngomongnya langsung ngelantur! Sama aja dong!"

"Ya, setidaknya aku gak bakal meluk-meluk orang lain!"

"Hee~" Riku malah memeluk leher Tenn dengan senyuman polosnya, "Aku kangen Tenn-nii~ Udah... Aku gak tahu udah berapa tahun tapi aku kangen~"

Tenn masih berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Riku, ia terus menerus mendorong pipi kiri Riku dengan tangan kirinya.

"Tenn-nii memangnya tidak kangen aku~?"

"Yaa, kangen lah!"

"Peluk dong!"

Tenn akhirnya menyerah. Ia pun memutuskan untuk mengelus-eluskan kepala Riku dengan tangan kirinya.

"Hehehe...," Riku tertawa seperti anak kecil.

"Nee, nee, Tenn-nii~"

"Apa?"

"Tenn-nii kenapa bisa dekat dengan Iori?"

"Bukannya tadi aku udah jawab?"

"Iya kah? Oh...," Riku melepaskan pelukannya dari Tenn dan malah mencengkram kerah baju milik Tenn dengan tangan kirinya, "Kenapa kau mendapatkan warder perempuan sedangkan aku laki-laki?"

"Haahh...? Apa yang kau bicarakan, Riku?"

"Kenapa aku diperlakukan berbeda? Kau akan diperlakukan secara halus sedangkan aku secara kasar, gak adil banget, dah," Riku mengeluarkan tiga kunai di antara jari-jari tangan kanannya, "Kau mau mati, kah?"

"Kau menantangku? Ayolah, maju!" Tenn mengeluarkan kapak besarnya dari tangan kanannya.

"Hee~ Meskipun mata Tenn-nii muncul segel sekarang?"

"Kau juga!"

"Apakah ada cara untuk menghancurkan segel ini? Mengganggu sekali rasanya~," Riku melepaskan tangan kirinya dari kerah baju Tenn dan mengeluarkan satu kunai di sana. Ia mengarahkannya pada matanya sendiri, "Kalau aku hancurkan bola mataku gimana?"

"Hah? Mau kubantu?"

Duuarr!

"Ittai!" seru Riku.

Petir yang entah datang darimana tiba-tiba sedikit menyambar kedua tangannya, menyebabkan Riku menjatuhkan kunai-kunai yang ia pegang. Tenn yang melihat hal itu langsung mengarahkan pandangannya ke sisi kanannya—ke arah dalam istana.

"Pawangmu datang, Rik," ujar Tenn sambil menyikut Riku. Sambil meringis kesakitan ia mengarahkan pandangannya ke arah dalam istana lalu ia menatap jengah Tenn. "Pawangnya Tenn-nii juga datang!"

"Apaan nih pawang-pawangan?" tanya Ren setibanya di balkon.

Angel yang berada di sebelah Ren menyatukan kedua tangannya dan hal itu menyebabkan timbul suara 'prok' sekali. "Oke, jadi coba jawab pertanyaan sensei, ya! Jawab jujur, gak boleh bohong. Bohong dosa soalnya, ya. Siapa yang mulai minum alkohol ayo?" tanya Angel dengan nada bicaranya yang seakan ia sedang berbicara dengan anak TK.

暗いの光 / DARKLiGHT [IDOLiSH7 Fanfic]Where stories live. Discover now