7. Flat

342 36 6
                                    

Update!

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment.

Terima kasih. Selamat membaca <3

— • •

DRACO MALFOY berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa keputusan yang diambilnya adalah benar. Meskipun di lubuk hati terdalam lelaki itu sesuatu terus meneriakinya— bahkan suara Lucius Malfoy ikut andil dalam memperingatkannya.

Dia adalah darah lumpur. Kaum seperti dia tidak layak mendapat uluran tanganmu.

Bodoh. Kau adalah darah murni terbodoh yang mau menampung sebuah kotoran. Seharusnya kau membiarkan dia mati sekarat. Atau bantu dia menemui ajal dengan menggantung potongan tubuhnya. Tidak ada tempat untuk darah lumpur di dunia ini. Mereka tidak layak untuk mendapat kehidupan seperti kita.

Namun Draco lebih mementingkan sisi rasionalnya. Melihat keadaannya saat ini, dia akan melakukan apapun yang memberi keuntungan kepadanya dalam upaya bertahan hidup. Walaupun dia harus bekerja sama dengan sang musuh.

Katakan saja dia brengsek. Tetapi orang yang cakap akan setuju dengan tindakannya kendati harus berpikir beberapa kali.

Setelah melewati perdebatan yang cukup panjang dengan pikirannya sendiri, Draco Malfoy memutuskan membawa Hermione Sialan Granger yang tak sadarkan diri menuju flat rahasianya. Bukan seperti tempat tinggal impian yang biasa dibayangkan. Namun flat itu adalah tempat lab ramuan pribadi Draco. Kedua orang tua Draco bahkan tidak tahu dia menghabiskan banyak galleon hanya untuk flat kecil itu. Lagi pula Lucius tidak akan menyelidiki kemana hangusnya uang-uang itu yang tak lebih dari seperempat kekayaan Malfoy.

Menggunakan tongkat Granger, Draco mentransfigurasi sofa kecil di samping rak buku menjadi ranjang. Tujuannya tentu agar memberikan tempat leluasa untuk meletakkan tubuh Granger. Selain itu juga untuk mempermudah Draco melakukan penyembuhan terhadapnya.

Selama perang Draco sering kali menyempatkan diri untuk belajar mengenai penyembuhan. Lebih banyak dia belajar melalui buku di perpustakaan manornya, namun terkadang Draco melakukan pelatihan bersama beberapa healer. Draco melakukan itu tentu bukan tanpa alasan. Jika dalam keadaan sendirian dan genting Draco mengalami luka yang cukup berat, dia dapat menyembuhkan dirinya sendiri tanpa perlu menunggu healer yang tak kunjung datang dan menyebabkan dia nyaris sekarat.

Draco kemudian mengarahkan tongkatnya ke tubuh Granger untuk melakukan mantra diagnostik. Dia menemukan dua tulang rusuk Granger yang patah dan juga beberapa tulang lain seperti tulang kering, leher dan bahu, serta persendian dengan nasib yang sama. Beberapa organ gadis itu mengalami cedera, sehingga mengalami pendarahan di dalam tubuhnya. Selanjutnya tongkat itu bergerak di atas kepala Granger. Kelahiran muggle itu mengalami gegar otak ringan. Lalu Draco menahan napas kala dia menemukan luka koyakan di bahu Granger dan sayatan di punggungnya, dan Draco sangat yakin gadis itu melakukan kontak dengan gigi dan kuku manusia serigala.

Oh, sialan! Semoga luka itu tidak cukup untuk membuat Granger terinfeksi. Draco tidak bisa membayangkan harus menangani sosok Granger dalam pribadi binatang buas.

Draco mengusap wajahnya frustasi. Lebih baik dia menyisihkan teori-teori itu dan fokus terlebih dulu ke luka Granger yang lain.

Dalam sekejap pakaian Granger lenyap dan menyisakan pakaian dalam. Draco bukan pria cabul yang langsung terangsang hanya dengan melihat tubuh wanita. Tetapi bukan berarti dia memiliki gangguan seksualitas. Dia adalah pria muda yang prima dan sehat. Tiba-tiba Draco mendengus. Tidak seharusnya dia berpikir hal konyol seperti itu di depan wanita yang tak sadarkan diri. Nilai kesopanan darah murninya akan dipertanyakan.

SwitchedWhere stories live. Discover now