dua

59 26 0
                                    

.

"Mana hasil hukuman kamu, kata bu Susan Bapak yang handle?" tiba-tiba suara itu gue denger diruangan guru, tapi lebih ke ruang ke konseling. Pak Teuku. "i-ini pak"
"Kamu tahu, apa yang kamu lakukan?". Denger itu cuman merenung melihat sepatu gue yang agak basah.

"Rafael" menyebutkan nama seperti bunyi air yang jatuh menimpa genangan. "Lihat sini. Paman tahu ini masa muda kamu, masa seenaknya jidatnya kamu. Tapi hal itu tidak bisa di normalize. Kamu harus paham dari merusak masa muda dan menikmati masa muda".

"Iya Paman, maaf."

"Dari brokenhome bukan berarti Kamu harus broken juga. Masa kamu masih panjang manfaatkan itu semua dari sekarang. Dekap apa yang kamu mau". Terdiam seribu kata, nggak tahu harus jawab apa kalo udah bahas ginian.

"Ini kenapa bukunya sampe basah gini?"
"J-jatuh ke kolam ikan koi tadi", beliau malah ketawa sambil nepuk nepuk punggung gue. "Okeh. Saya memaklumkan karena ini hari pertama kamu. Apabila hal ini terulang kembali Saya a-akan" ucapnya terhenti. "Akan apa. Paman?" was-was Rafael . "Eit! Bapak ini sekarang guru kamu. Sopan santun dipake!". Aktingnya bisa masuk katagori Academy Award World. Cita-citanya memang jadi aktor disaat remaja, tapi ia tidak akan menjadi remaja selamanya. Menjadi PNS adalah pilihan, pilihan agar menjadi menantu idaman.

~~~

17.00
"Mie Ayamnya satu mang?" ucap Hanna lalu terdengar juga kalimat yang sama . "Eh, kamu?" ucapnya . "Yang di taman sekolah jam istirahat tadi ya?" tebak Hanna. "Kenalin aku Hanna". "Gua Rerey Kararel" sambutnya.

Pesenan dateng ke meja kita berdua. Tertegun liat Rerey menyendok sambal lebih 10 sendok, sambel merah disertai biji biji cabenya yang nggak ketinggalan. Makan sambal gratis Mie Ayam.

"Ngeri banget" heran makan sambel kek makan Ice Cream . "Nggak enak kalo nggak hot-hot." Katanya. Ngiler, pengen juga. Tapi Lambungku gembel. (EXCUSE ME! APE LU KATE, GEMBEL? MAKAN AJA SAMBEL SEMANGKOK SANA. KALO APA-APA JUGA YANG KESAKITAN ELU. TAMBAH 10 SENDOK LAGI SANA!) lambung marah-marah.

Flashback. Sekitar satu tahun lalu makan mie ayam sambel sepuluh sendok malem-malemnya Hanna dilarikan rumah sakit. Katanya ini bisa meregut nyawa. Namun belum waktunya Tuhan berkeinginan lain dan hingga sekarang kini masih bisa makan Mie Ayam yang sama cuman beda kehot-hotannya. Tapi Cita Rasa Mie Ayam nggak pernah tertandingi kalo laper.

"Sendiri aja Hann?"
"Berdua sama E-elu?"
"Ha-ha-ha" gelagaknya mengisi kios.

Uhuk, Rerey tersedak. Wajahnya mulai memerah Hanna pun panik cari air minum. Dia terus batuk terbata-bata. "Mang ae-r ai-r" sambil meragakan tangan orang ingin minum. "Nih.. Nih.." garang grusuh si Amang. Nepuk-nepuk punggungnya Rerey pelan, lahan perlahan keras tepukan karena batuknya makin menjadi jadi. Melingkari lalu menekan-nekan perut ke belakang akhirnya hal mengganggu itu keluar dari kerongkongan. Ternyata itu baso yang masih utuh bulet yang bikin gegelapakan.

"Buset neng, Ada masalah apa sih makan baso maen telen-telen bae?" heran si Amang.
"Ha ha ha, Nggak apa-apa. Rey?"
"Nggak apa-apa dengkulmu" dengus Rerey. Ha-ha-ha. Dan Rerey lanjut habisin makanannya dengan cepet sambil menahan malu gara gara kejadian tadi. Dia menjadi bahan tontonan depan umum bahkan orang yang di ujung ujung kois dateng nontonin. Rerey mencoba seolah tak peduli lanjut menghabiskan Mie Ayamnya yang benar benar harus habis.

"Hann. Gue duluan. Bye".

Pergi menjauh dari tempat kejadian tadi. Jerit dalam kepala. Malu banget. Mau taro dimana muka gue. Langit! Apakah aku masih bisa memakan Mie Ayam itu lagi dihari-hari esok, lusa, dan selanjutnya? soalnya disana Mie Ayamnya enak banget.

mati ditubuh yang tumbuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang