empatbelas

19 5 0
                                    

Super car melaju berbelok tanpa mengurangi kecepatan, memiringi posisi mobil dengan cara mengikuti titik pinggiran yang ada dalam suatu lintasan, berlama lama membuat kabut asap mengepul diatmosfer.

Pengendara BMW E36 3201 kapasitas mesin 2000 cc, mendecitkan pengereman keluar dari pintu pengemudi melepaskan helm dual-sport flip-up dengan berbunga bunga, ia telah melakukan sensasi yang menyenangkan dengan garis bibir meruak kepuasan.

Sorak gadis gadis di tribun melonjak lonjak kegirangan, "Gacor, Michelle!" Rerey berseru, Michelle mendengking ria kembali mengemudi menaikki pedal gas dengan kecepatan tinggi menuju garasi memarkirkan mobil bersama super car lainnya.

"Yoku kata!" penanggung jawab sirkuit sekaligus coach Michelle secara terpaksa memuji dengan bahasa tanah kelahirannya, koochi Eiji.

"Sankyuu, koochi" Michelle bergaya mengangkat alis.

Gadis gadis melonjak lonjak turun dari tribun menghampiri garasi, "gimana?" Michelle menyombongkan diri kepada gadis gadis yang masuk melangkah ke  garasi. "Iya. Iya gue percaya, u did, but, test mengemudi resmi tidak harus ngedrif?" Rerey mematahkan ambisi temannya.
"Tidak peduli, aku tidak sabar menunggu tahun depan, I'm legal, and have driver's license." Michelle melagak, "kamu menyukainya, Hanna?" Hanna terpana dengan super car berwarna merah didepannya, Hanna mengangguk. "istrinya koochi Eiji" Michelle berbisik. "Pantas, she look sexy" Hanna terkekeh.

Sofia sejak melangkah ke gerasi langsung tanpa aba aba menghampiri super car yang terparkir disana dan berswafoto, Rerey ikut eksis.

"Wanna try?" ajak Michelle.
Hanya Hanna yang berada dekat Michelle, ia terkejut pertanyaan temannya mengajak mencoba menyetir mobil? yang benar saja, hal yang belum pernah sama sekali terpikir di umur 16 tahun? mengemudi? supercar lagi?.

Tapi hal itu pasti hal biasa saja bagi anak konglomerat seperti Michelle, kami yang menontonya ditribun hanya dayang dayangnya, bertepuk tangan, menyorakinya, memberi semangat dan pujian.

"Tidak, aku belum pernah belajar menyetir" Hanna menggeleng.
Michelle memelas, "bagaimana menjadi co-driverku?" Michelle belum puas.
"Boleh" Hanna berseru.
"Kamu yakin?" mencoba memastikan kembali.
Hanna mengangguk meraih helm Michelle, "Tidak, tunggu aku mengambil helm baru" Michelle berseru menarik kembali helm menyimpan diatas atap mobil berlari mengambil helm untuk Hanna.

"Cepat! sebelum waktu habis" Hanna menjaili Michelle kembali memberi helm menyimpan diatas atap mobil, Hanna meraihnya duduk dikursi penumpang.

Driver menghidupkan mobil, koochi Eiji terkejut disaat ia sedang mengecek monitor, "Michelle kamu mengajak anak orang mati?" koochi Eiji tidak habis pikir perilaku anak muda jaman sekarang yang membuat kepalanya pening dengan nyali nyali yang selalu membara itu.

"Hanya test drive koochi, sekalian pendinginan!" Michelle cengengesan menginjak pedal menempatkan diposisi start.

Hanna menangkup helm full face, memberi aba aba, "ready!"
Michelle menaiki pedal gas, "GO!".

Kecepatan demi kecepatan beradu dengan belokan, Hanna berpegangan teguh, perutnya terasa geli mengelitik disaat melayang dari tanjakan dan menyumpah.

Driver yang fokus dengan setirnya bergelagak tawa, "bagaimana dengan Rerey dan sofia? Hanna menoleh. " Oh, mereka seringku ajak, Sofia muntah memintaku berhenti ditengah lintasan. Rerey berisik dan banyak komentar, hampir saja aku menabrak pagar kawat besi beradu mulut didalam mobil."

"Pantas saja mereka menjauh dan berpura pura  berswafoto" Hanna memahami situasi.
"Kamu menyadarinya, Hanna?" Michelle tidak sadar kecepatan menurun karena fokusnya teralihkan.
Hanna mengangguk tersenyum.

mati ditubuh yang tumbuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang