9. Nggak Peka tapi lebih ke buta sih

175 22 3
                                    

•Hope you enjoy this part readers•



•••••••••••••••

Alarm hp milik Haikal disampingnya kayanya kalah keras sama teriakan maminya dari lantai satu. Buktinya dari tadi alarm hpnya bunyi terus tapi dia cuma tengkurap sana sini nggak bangun bangun , sementara maminya sekali teriak langsung kumpul nyawanya Haikal.

"Haikaaaallll ayok banguuun udah siang!!" Suara mami Weni terdengar ke penjuru rumah.

Haikal langsung tersadar langsung auto mode duduk dia , kepalanya tiba tiba kerasa pusing banget mungkin karena efek dia yang refleks duduk dari posisi tengkurep jadi agak oleng. Sekuat tenaga Haikal mencoba untuk beranjak dari kasur, pusing di kepalanya semakin menjadi sampai-sampai Haikal sempoyongan nggak kuat buat berdiri. Haikal melangkah perlahan sembari berpegangan pada apa saja yang bisa ia gapai di sekitarnya entah berpegangan sudut -sudut kasur, lemari pokoknya apa aja.

Haikal sampai di depan meja belajar, disana ada segelas air putih obat maag dan obat pereda pusing. Mungkin dengan meminum segelas air putih dan pereda pusing, maka rasa pusing yang mendera dirinya bisa hilang, tapi baru saja meraih gelas berisi air putih tiba tiba matanya berkunang kunang sampai dia nggak bisa melihat dengan jelas karena semua terlihat buram.

Praaangg

Gelas yang ada di tangan Haikal jatuh, pecahannya sedikit melukai kaki Haikal. Haikal mendudukan dirinya di kursi belajar karena merasa tidak mampu berdiri sembari sedikit menjauhkan kakinya dari beling pecahan gelas. Haikal mengambil obat pereda pusing, dia telan obat itu mentah-mentah tanpa bantuan air.

"Arrggghhh gue kenapa sih?!?! Anjing pusing banget !" Keluh Haikal.

"HAIKAAAALLLL CEPET TURUN SINI BANTUIN MAMI BELANJAAA!!!" Teriakan mami Weni kembali terdengar.

"Oh shit!"

"IYAA INI HAIKAL TURUN!!." Sekuat tenaga Haikal berdiri dia melirik pecahan gelas tapi cuma diliatin doang terus Haikal melengos pergi keluar kamar.

Merasa pusingnya udah nggak separah tadi dan pandangannya udah mulai jelas, Haikal menegakkan tubuhnya ya meskipun badannya masih kerasa lemes banget tapi gapapa dia kayanya masih kuat buat turun tangga sendiri.

"Haaaaahhhhh, selamat pagi dunia tipu tipu Haikal yang tampan siap menghadapi duri duri kehidupan."

Haikal merubah raut wajahnya sebaik mungkin lalu tersenyum tipis. Dia berusaha menuruni tangga dengan pelan sambil berpegangan pada pembatas, tiba tiba ada orang yang nepok punggung dia dari belakang, ya nggak terlalu keras sih tapi hilang keseimbangan dikit aja udah pindah alam si Haikal.

"Buseettt untung nggak guling ke bawah gue."

"Aelah lemah banget lo, di tepok pelan aja masa ngglinding ke bawah." Nah ini dia pelakunya siapa lagi kalo bukan Abimana abang tercintanya Haikal.

"Kan gue baru bangun bang, masih lemes belum ngumpul tenaga gue."

"Prett, aslinya mah gaada tenaga gue." Lanjut Haikal dalam hati.

"Eh tadi keknya gue denger suara barang pecah dari kamar lo, apaan tuh ?" Tanya Abimana.

"Ah masa, halu doang kali lo bang! nggak ada apa apa tuh dikamar gue." Jawab Haikal berbohong.

*Masa sih ?, apa gue salah denger kali ya ?" Tanya Abimana memastikan, kamar dia sama Haikal tuh sebelahan jadi kedengeran banget kalo ada sesuatu di kamar Haikal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Child (NCT Dream 00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang